Jumat, 02 September 2011

Don’t Give Up UNTIRTA

Perkembangan tentang ilmu pengetahuan yang semakin cepat dan cangih dalam kurun waktu yang singkat, membuat negara-negara merasa tertantang bagaimana bisa menjadi world class university begitu juga dengan Indonesia. Banyak perguruan tinggi yang berlomba-lomba menuju world class university, salah satunnya UNTIRTA.

UNTIRTA merupakan salah satu universitas negeri yang dibilang cukup baru di Banten, untuk menjadi world class university memang tidak mudah karena banyak sekali yang harus dilakukan menuju universitas kelas dunia. Maka dari itu dimulai dari hal yang kecil untuk mempersiapkan menjadi kelas dunia, jangan berlebihan dan terburu-buru. Seperti kondisi yang ada di UNTIRTA yang masih banyak kekurangan dari berbagai aspek yang ada baik PSDM atau pun fasilitas, jika kita ingin menjadi kelas dunia.

Dalam mewujudkan itu UNTIRTA mesti optimis kalau UNTIRTA bisa bersaing dengan universitas lain yang ada didalam negeri (ITB, UGM, IPB dan lain-lain) atau pun luar negeri (Cina, Korea, Singapura, Thailand dan lain-lain). Apa saja langkah-langkah yang mesti dilakukan. Menurut Profesor Kai Ming Cheng dosen Universitas Hongkong menjelaskan ada empat hal yang harus ada dalam setiap satuan pendidikan tinggi yaitu reputasi internasional, prestasi penelitian, lulusan yang terkemuka, partisipasi internasional. Kalau empat hal ini belum terpenuhi jangan bermimpi dulu menjadi universitas kelas dunia. Sedangkan menurut Rektor Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya (ITS) Prof Ir Priyo Suprobo MS PhD menyatakan, salah satu cara menuju world class university adalah bekerja sama dengan perguruan-perguruan tinggi luar negeri yang kredibel. Kerja sama itu harus didasarkan pada prinsip saling menguntungkan dan bisa menjadi pemicu peningkatan kualitas pendidikan. Langkah awal yang baik untuk memulai kerja sama itu melalui penelitian bersama. Untuk memulai kerja sama bidang ini, kedua perguruan tinggi itu harus punya minat yang sama. Dengan kesamaan minat ini, kedua pihak akan bersinergi dengan baik. Ini yang harus kita usahakan bersama untuk mewujudkan itu. Jadi semua civitas akademika yang ada di UNTIRTA turut andil dalam membangun UNTIRTA sebagai kelas dunia.

Ada baiknya juga buat UNTIRTA memperbaiki reputasinya sebagai perguruan tinggi negeri di Banten, seperti dengan memperbaiki kualitas pendidikan dengan bekerjasama antara perguruan tinggi luar negeri, seperti Jerman atau Belanda, meningkatkan jiwa kretifitasnya dalam bidang penelitian yang dibilang masih rendah di Banten, baik dosen atau pun mahasiswanya, hanya sekitar 10%, serta lulusan yang dapat bersaing dengan universitas dunia dan mampu menciptakan lapangan pekerjaan, karena fungsi mahasiswa itu sendiri adalah agen perubahan dan aktif berpartisipasi dalam setiap kegiatan internasional.

Mewujudkan universitas dunia bukan pekerjaan yang mudah bagi UNTIRTA yang masih terbilang baru. Apalagi yang ditawarkan oleh professor Kai Ming Cheng cukup tinggi. Maka dari itu ada beberapa solusi dari saya yang dapat menuju UNTIRTA kelas dunia, diantarannya adalah: Pertama, memperbaiki kualitas pendidikan. Dalam (artikel okezon.com, 2008) bahwa kualitas pendidikan Indonesia, terutama perguruan tinggi memang masih tertinggal dengan negara barat maka itu perlu strategi tepat untuk meningkatkan kualitas perguruan tinggi di Indonesia. Seperti halnya dengan kualitas pendidikan UNTIRTA yang masih tertinggal, dan juga banyak fasilitas yang kurang memadai sehingga terhambatnya proses pendidikan dan ini akan mempengaruhi reputasi perguruan tinggi itu sendiri, semisal lagi dalam teknik pengajaran di UNTIRTA masih ada saja dosen yang masih terfokus dalam teks book dalam memberikan pengajarannya, sehingga ini membuat mahasiswa jenuh dengan apa yang diberikan dosen saat kuliah berlangsung, kemudian kurang jelasnya dalam menyampaikan materi. Apa ini bukan berarti kualitas pendidikan kita masih rendah? dan pastinnya perlu ditingkatkan supaya tidak tertinggal dari perguruan tinggi ternama di Indonesia atau pun macan negara. Kedua, menumbuhkan jiwa kreatifitas. Setiap mahasiswa atau pun dosen pasti memiliki jiwa kreatifitas berbeda. Bisa berupa penelitian yang berdekatan dengan kondisi alam, sosial, dan budaya, atau pun menciptakan lapangan usaha yang bersifat enterpreunership sehingga melatih kemandirian mahasiswa dan dosen, serta bermanfaat bagi masyarakat dan mengurangi jumlah penganguran. Ketiga, menciptakan kampus yang akademis, kampus yang sudah lama diimpikan masyarakat Banten, yang didalamnya adalah orang-orang yang memiliki keahlian dan keilmuan tinggi, serta berwawasan luas, cerdas, kritis yang dapat membawa reputasi UNTIRTA berkembang maju diseluruh dunia, dan juga dijadikan pertukaran pelajar antar universitas luar negeri. Salah satu usaha yang dilakukan dalam pengembangan akademik ini adalah meningkatkan kesadaran akan pentingnya membaca, berdiskusi, baik bahasa Indonesia atau bahasa internasional, dan lainnya, karena kita sebagai manusia yang dibekali oleh Allah SWT (akal) yang seharusnnya lebih paham dibanding seekor binatang (rayap) yang suka melahap buku hingga habis atau pun kancil yang selalu mengeluarkan idenya yang brilliant dalam menghadapi musuh-musuhnya.

Dalam mewujudkan universitas kelas dunia sekali lagi jangan memperbanyak janji-janji yang bagus, namun usaha atau pekerjaan yang serius dan sungguh-sungguh, sehingga benar-benar terbukti hasilnya. Semoga dengan usaha bersama maka UNTIRTA mencapai world class university.


*Ririn Rahayu adalah mahasiswa Agroekoteknologi Untirta angkatan 2006 yang sedang belajar mendalami kepenulisan dan menjadi 10 finalis lomba artikel tingkat Universitas.

Tips Menjadi Pribadi yang Tegar


  1. Gunakan jaringan yang antum miliki.
  2. Orang yang bahagia & tegar tidak harus menghadapi segala sesuatunya sendirian, namun mereka cenderung memohon pertolongan.
  3. Kapan pun dan di mana pun, jika mungkin manfaatkan humor dan tawa untuk melihat sesuatu dari sisi yang berbeda agar tetap dalam sikap positif.
  4. Dengan segala upaya, belajarlah dari pengalaman, tapi jangan berkutat pada masa lalu – terutama pada hal-hal yang tak bisa diubah.
  5. Terapkan strategi berpikir yang berguna dan lakukan apa saja yang antum bisa untuk tetap bisa berpengharapan dan optimis akan masa depan.
  6. Jangan terlalu larut dalam duka, tapi tetaplah berimbang dalam memandang masalah.
  7. Jagalah kesehatan antum dan pastikan antum cukup tidur dan istirahat.
  8.  Terima kenyataan bahwa dunia memang tidak sempurna dan terimalah adanya perubahan.
  9. Jangan keluar dari maksud, arah, cita-cita, dan tujuan serta mimpi-mimpi antum.
  10. Jangan berhenti mengupayakan pencapaian tujuan antum.
  11. Cobalah untuk belajar lebih banyak tentang diri antum dan fokuslah pada hal-hal yang antum miliki dan yang ada di dunia. Semoga bermanfaat ^_^

Sukses Menuju PIMNAS

 
Berbicara sukses banyak orang yang mengartikannya, sukses bersifat relatif tergantung dari pengetahuan atau pemahaman seseorang tentang sukses yang sebenarnya. Sukses umumnya adalah sesuatu yang diharapkan dapat tercapai atau terwujud, sesuai dengan proses yang dilakukan seseorang berhasil. Seperti halnya kita yang ingin sukses di Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional  (PIMNAS) dengan bersaing ribuan orang di berbagai perguruan tinggi Indonesia baik negeri maupun swasta.
Sebelumnya saya ingin menjelaskan sedikit apa itu PIMNAS? PIMNAS adalah salah satu kegiatan ekstra kurikuler di perguruan tinggi yang bertujuan untuk mendorong peningkatan kreativitas dan inovasi mahasiswa untuk menghasilkan karya-karya ilmiah dan karya kreatif serta inovatif lainnya untuk kepentingan bangsa dan negara. Jadi PIMNAS merupakan ajang bergengsi di tingkat mahasiswa se-Indonesia.
Bagaimana caranya supaya kita sukses di PIMNAS? yang pertama tentunya adalah niat, niat sukses dalam PIMNAS, kemudian mempunyai karya ilmiah yang belum pernah dipublikasikan dan biasanya mahasiswa mengikutinya dalam bentuk Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) seperti PKM-Penelitian (PKMP), PKM-Penerapan Teknologi (PKMT), PKM-Kewirausahaan (PKMK), PKM-Pengabdian kepada Masyarakat (PKMM) dan PKM-Penulisan Ilmiah (PKMAI) sedangkan untuk (PKMAI) tidak ditampilkan lagi dalam PIMNAS pengganti PKMAI adalah PKM-GagasanTertulis (PKMGT). Semua PKM di lakukan secara kelompok sesuai dengan panduan PKM setiap tahunnya. Adapun tujuan dari PKM tersebut adalah adalah menghantarkan mahasiswa mencapai taraf pencerahan kreatifitas dan inovasi dalam penguasaan sains dan teknologi serta keimanan yang tinggi. Dalam rangka mempersiapkan diri menjadi pemimpin cendekiawan, wirausahawan, serta berjiwa mandiri dan arif, disini mahasiswa diberi kesempatan untuk mengimplementasikan kemampuan, keahlian, tanggung jawab, membangun kerja dalam tim, maupun dalam mengembangkan kemandirian melalui kegiatan yang kreatif dalam bidang  yang ditekuni. Jadi modal utama untuk masuk PIMNAS adalah memiliki karya ilmiah.
Selanjutnya percaya diri dengan karya yang telah dibuat, untuk masalah lolos atau tidaknya itu urusan terakhir, yang terpenting adalah berani mencoba dan berpartisipasi dalam program kegiatan yang telah dibuat oleh Ditjen Dikti dalam meningkatkan kualitas mahasiswa di perguruan tinggi agar harapannya menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademisi atau profesional dalam menerapkan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi serta kesenian dalam memperkaya budaya nasional. Setelah percaya diri dan alhasil karya ilmiah tersebut dinyatakan layak untuk ditampilkan dalam PIMNAS maka langkah berikutnya adalah membangun kembali kesolidan atau kekompakan dalam tim, karena kekompakan akan membuahkan hasil yang baik dan memberikan efek yang luar biasa dalam mencapai tujuan bersama misalnya juara umum di PIMNAS. Subhanallah kalau diantara kita ada yang menjadi juaranya. Amin.
Langkah selanjutnya jangan mudah puas atau bangga dengan apa yang telah diperoleh, seharusnya lakukan perbaikan atau evaluasi sebab dengan melakukan evaluasi akan menambah manfaat salah satunya bisa mengukur kemampuan tim dan pribadi sehingga dapat memotivasi kegiatan selanjutnya dapat menjadi lebih baik lagi. Kemudian banyak melakukan diskusi dengan orang lain, berawal dari diskusi banyak ide atau gagasan yang bermunculan, sehingga dapat ditulis kembali dalam bentuk karya ilmiah yang lebih dashyat.
Terakhir tidak pernah habis semangat dalam berkarya dan terus melakukan kreatifitas dan keterampilan yang dimiliki karena kesuksesan di PIMNAS berawal dan berakhir dari semangat yang diberikan. Ayo berikan semangatmu dalam menuju PIMNAS!!!!!!!!!. Keep Spirit go on PIMNAS

Cilegon, 8 Maret 2010
Ririn Rahayu mendapatkan kesempatan untuk mewakili kampus UNTIRTA menjadi finalis  PIMNAS di UNIBRAW Malang 2009





Selamanya Ada Rindu


Malem minggu merupakan malam yang sangat dinantikan setiap orang khususnya anak muda. Begitu pun dengan Resga dan teman-temannya kumpul di sebuah mol yang terbesar di kota Cilegon untuk menghilangkan kejenuhan dari aktifitas biasanya sebagai seorang mahasiswi. Malam yang begitu indah dengan hiasan gemerlap lampu pelangi disepanjang jalan dan canda tawa pun dimunculkan oleh Resga dan teman-temanya yang menunjukan happy-nya saat itu. Semua berpenampilan layaknya seorang selebritas yang ingin disanjung orang, kecuali Resga dengan penampilan sederhananya dalam balutan jilbab yang agak panjang dengan warna cerah, diberi bros bunga sebagai pelengkap yang manis, dan rok rampel panjang kesukaannya membuat dirinya nyaman dan berbeda dari yang lain. 


Sesampai di ”Twenty One 21” pukul tujuh lebih sepuluh menit Resga langsung menuju antrian loket untuk membeli tiket film yang dibintangi personil band Ungu, Pasha dan teman-teman bandnya, dengan judul film ”Purple Love”. Malam itu juga ”Twenty One 21” di banjiri anak muda yang asyik bermalam mingguan bersama pasangannya. Sedangkan aku hanya cukup menikmati malam ini bersama teman-teman terbaikku. Lagian tidak ada ruginya malam minggu tanpa pasangan, yang terpenting bagiku adalah kebersamaan, keceriaan, kenyamanan bersama teman-teman yang membuat hari-hariku bahagia. Aku ingin menikmati masa mudaku seperti ini yang penuh bebas tanpa ada tuntutan dari orang lain kecuali orang tuaku. Mungkin orang yang berpasangan atau pacaran hidupnya akan selalu diawasi sama pacarnya, dan sampai harus menuruti apa kata pacarnya. ”Pokoknya aku gak mau seperti itu, gak bebas” desisku penuh janji.


Resga yang sabar mengantri, tiba-tiba saja dikejutkan oleh sahabat lamanya saat ia SMA dulu. Dia adalah Andini sahabatnya yang selalu menghibur dan menemaninya di saat ia sedang senang maupun duka. Resga tak menyangka dengan kehadiran Andini yang mendadak karena Andini pindah ke Bandung untuk tinggal disana bersama orangtuanya dan meneruskan kuliahnya di Bandung dan malam ini kebahagiaan terpancar dari wajah Resga yang begitu rindu dengan kehadiran Andini. Resga pun memperkenalkan Andini kepada teman-temannya.

  
Usai nonton. Tiba-tiba saja Resga dibuat nangis oleh teman-temannya dihadapan banyak orang. Resga dipermalukan malam itu. Kesalahan Resga tidak membeli makanan ringan untuk teman-temannya saat berada di dalam gedung Bioskop. Teman-temannya sengaja mencari kesalahan Resga untuk dikerjain, karena hari itu Resga ULTAH. Andini pun datang tanpa sepengetahuan Resga karena ia juga ingin memberi surprise untuk sahabatnya itu. Dengan kesalahannya itu Resga diminta untuk nyanyi didepan banyak orang. Resga yang pemalu membuat ia sulit untuk menyanyi di hadapan banyak orang. Akhirnya sekitar sepuluh menit terdiam. Andini yang jauh datang dari Bandung menghampiri Resga membawakan kue ULTAH. ”Met ULTAH Resga” Andini tersenyum manis pada Resga. Disusul ucapan selamat oleh teman-teman lainnya. Resga tidak menyangka hari itu ia dikerjain oleh teman-temannya karena ia tidak hafal hari itu hari lahirnya. Resga pun berdoa dengan penuh bahagia. Setelah itu Resga dan teman-teman berpencar namun Andini tetap bersama Resga. Mereka berdua pergi kesuatu tempat mengingat kejadian bulan-bulan yang lalu sebelum ia berpisah, kenangan yang paling mengesankan diantara kita berdua.



Ceritanya saat itu kita ingin makan sate ayam di kawasan Cilegon dekat dengan Ramayana mol yang terbilang ramai pengunjungnya. Tiba disana kita tidak kebagian tempat duduk, akhirnya kita pun sepakat untuk tidak jadi makan ditempat itu. Namun di bungkus untuk dimakan dirumah bersama keluarga, sambil menunggu pesanan, kita pun duduk-duduk di pinggir jalan sambil mengobrol.

Ketika itu juga datanglah pengamen kecil dengan gitarnya yang sangat mungil, menemani langkahnya kemanapun ia pergi. Lagu yang telah dinyanyikan pengamen kecil itu membuat kita sedih. Reza nama anak kecil itu, ia berusia lima belas tahun dan masih duduk dibangku sekolah menengah pertama kelas tiga dan punya harapan bisa melanjutkan ke sekolah menengah atas untuk mewujudkan cita-citanya menjadi guru. Kita berdua terkagum dengan Reza karena ia dapat mencari uang sendiri guna membantu orang tuanya yang tidak mampu untuk membiayainya tetapi dengan motivasinya yang tinggi Reza pun menjual koran sehabis pulang sekolahnya. Reza menjadi kebanggaan untuk orangtuanya dan lingkungan sekitarnya karena ia dapat membuktikan orang yang tidak mampu bisa menjadi juara di sekolahnya.


Andini dan Resga pun terharu setelah mendengar cerita Reza. Resga dan Andini dapat mengambil pelajaran hidup dari Reza. Bahwasanya hidup butuh perjuangan jika kita ingin mendapatkan apa yang kita cita-citakan tetap bersemangat dan jangan mengeluh dengan keadaan. Aku dan Andini bersyukur karena Allah masih memberikan kesempatannya untuk kita berdua bisa sekolah sampai perguruan tinggi.


Hal yang membuat kita lupa saat itu juga kita keasyikan duduk-duduk dipinggir jalan. Sehingga orang melihat kita seperti orang yang patut dikasihani, akhirnya orang yang lalu lalang memberikan uang recehnya ke kita berdua usai menangis. Kita pun saling tersenyum mengingat kenangan itu.


Cilegon penuh kenangan dan keindahan bagi kita berdua seperti yang aku alami sekarang ini, ditambah cahaya bintang dan bulan ikut menghiasi kota ini, orang yang bermalam mingguan pun memberi keramaian, serta kendaraan yang lalu lalang dengan desingan mesinnya membuat gaduh seperti di ibu kota Jakarta.


Resga berusaha mengingat kepribadian Andini. Begitupun dengan Andini.Dimata Andini, Resga adalah sosok yang sederhana, baik, dewasa, pemalu, perhatian, dan senang menyanyi. Sedangkan menurut Resga tentang Andini adalah sosok yang manja, baik, royal, dan senang shopping. Mereka berdua memiliki sedikit kesamaan dan perbedaan itulah karakter manusia penuh warna. Mereka berdua selalu akur walaupun terkadang ada perdebatan kecil diantara mereka berdua.


”Din..jujur gue kangen banget sama elo.”Resga menampakan senyuman manisnya pada sahabatnya.

”Gue juga kangen banget sama elo Res,” Andini pun membalas senyum.

”Gue pengen kita selalu bersama seperti dulu lagi Din.”Resga dengan menatap sahabatnya penuh harap dan berkaca-kaca.
Di jam tangan Resga yang berwarna merah marun sudah menunjukan pukul sepuluh malam pas. Itu tandanya Resga dan Andini akan berpisah. Karena Andini akan segera kembali lagi ke Bandung.

”Semoga kita bisa bertemu lagi walau jarak yang memisahkan kita insya Allah hatiku selamanya rindu untuk mu Resga.”

Resga mengangguk dan meneteskan air mata dengan penuh deras membasahi wajahnya yang manis. Bus besar jurusan Bandung pun berhenti setelah Andini menyetopnya. Diakhiri dengan salam sambil melambaikan tangannya.



Cilegon, 04 Juli 2011

By. Alzena Valdis Rahayu





































Kenang-kenangan KKP


Ketika adzan subuh memanggil, aku langsung beranjak dari tempat tidur untuk memenuhi undanganNya dengan mengambil air wudhu yang mengalir dari kran. Dinginnya terasa bagaikan es batu yang mencair, sebagian tubuhku seperti ditusuk-tusuk olehnya dan bibir sedikit bergetar, hatiku berucap tasbih. Setelah itu sajadah merah marun yang bergambar ka’bah aku bentangkan kearah kiblat, di dalam heningnya aku tenggelam dalam ibadahNya. Usai solat aku pun melanjutkan lantunan ayat-ayat cinta-Nya sambil menghayati maknanya, kemudian ku tulis kegiatanku dengan pena biru di dalam buku harian berwarna merah marun dengan time schedule yang rapih.

Di sini  aku berniat tidak bermain-main melainkan belajar dalam keseriusan untuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat, semoga dengan niatku karena Allah, semua menjadi lancar, amin ya rabbalalamin. Janjiku pada diri sendiri. Pukul tujuh  lebih sepuluh menit dengan naiknya mentari, aku bersiap-siap untuk mengawali aktivitasku yang baru, bersama teman seperjuanganku menuju Pusat Konservasi Kebun Raya Bogor (LIPI) tepatnya dibagian Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman.

Sesampai di depan gerbang utama KRB aku mengucapkan syukur dan bertasbih, karena pemandangan yang begitu indah dengan pepohonan yang besar dan tinggi ada disini lalu tanaman hias yang cantik dengan warna bunganya seperti Orchid, Nephentes, Begonia, Anthurium, dan lainnya, serta taman bunga yang ditengahnya seperti pulau buatan, tempat yang asri membuatku nyaman berada disini aku teingat dengan surah Ar-Rahman ayat 16. “ Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?.”

Semua pegawai yang ada disini jarang sekali berkendaraan menuju tempat kerjanya, katannya untuk meminimalisir polusi, ada juga orang luar yang berolahraga di KRB dari mulai yang muda sampai yang sudah tua dengan mengelilingi taman. Ketika melihat jam tangan yang berada disebelah kananku, jarum jam menujukan ke angka delapan pas aku dan teman-temanku masuk ke gedung utara lalu diperkenalkan langsung oleh ibu Mitha bagian jasa informasi yang begitu ramah dan baik terhadap kita semua untuk bertanya-tanya mengenai seputar KRB. Alhamdulillah, bila niat kita yang baik maka semua kan berjalan dengan penuh kelancaran. Hari pertama kita hanya sebatas perkenalan saja belum mulai KKP (Kuliah Kerja Profesi) senangnya perasaanku disini syukurku bertambah lagi. Memang tempat ini sangat mengasyikan apalagi setiap sabtu dan minggu banyak orang yang berkunjung kata bu Mitha, selain menjadi pusat penelitian, disini juga tempat rekreasi, dan studi wisata dengan fasilitas keilmuannya seperti Herbarium, Museum Zoologi, Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman, Rumah Kaca, Bank Biji, Pembibitan Tanaman dan Perpustakaan Konservasi.


Hari kedua dibulan Februari KKP, dari sini kita sudah bertemu dengan pengawas Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman, dan langsung diantarkan ketempat kita KKP, ternyata tempatku paling ujung dan lumayan jauh. Sebulan KKP disini sekaligus berolahraga juga, senyum yang kuperlihatkan pada temanku.

Hari ketiga KKP kita sudah mulai observasi dan melihat cara penanaman tanaman kultur (Amorphophalus titanium), senangnya melihat kegiatan yang ada disini, pokoknya di tempat ini tiada hari tanpa penelitian atau bekerja, sungguh aku tidak sia-sia berada disini karena pengetahuanku yang kurang ini menjadi bertambah. “ Terimakasih ya Allah engkau sudah memberiku jalan yang aku cari”. “Ucapku dalam hati.” Hari berikutnya pun sama aku dibimbing dengan penuh keramahan dan jelas penyampaianya, aku menjadi betah tinggal dikota Bogor walau cuma sebulan KKP namun itu semua aku jalani dengan penuh menyenangkan dan butuh kesabaran dan pengalamanku semakin bertambah tentunya.

Setiap sabtu dan minggu kegiatan KKPku libur, jadi aku bisa pergi cari literatur ke IPB sekalian buat nyusun laporan dan skripsi, sebelumnya aku bersilaturahmi ketempat teman dekatku Legis dan kawan-kawan yang KKPnya di BB Biogen, dan sampai disana aku diajak menginap dan akhirnya aku mau. Senangnya bisa solat berjamaah, makan berjamaah dan melakukuan diskusi dan curhat.

Keesokan paginya aku dan temanku pergi ke kampus IPB sekedar mencari literature. Pukul sembilan pagi sampai jam tiga sore di perpustakaan IPB. Kemudian temanku Ela dan Nia pulang kekosan setelah mencari literatur dan aku langsung ke masjid Al-Hurriyah kalau tidak salah nama masjidnya menunggu adzan untuk solat ashar disana, sesampai di masjid aku ketemu ikhwah yang ada di IPB dan bertemu dengan Sarah yang kemarin sempat bertemu di acara UI Depok, dan Cery teman magang juga di Laboratorium Kuljar KRB. Ketika itu kita makan bareng dikantin dan saling menanyakan kabar hingga membicarakan kegiatan yang diadakan oleh LDK Al-Hurriyah dan FORCES IPB, hingga hampir mahgrib disana, akhirnya aku menginap dikosan Cery dekat belakang Fakultas Pertanian (Faperta IPB).

Sebulan memang waktu yang tidak begitu lama, namun rasa rindu kepada orang tua, saudara, sahabat dan orang yang selalu menyayangiku membuatku ingin pulang dan meninggalkan kota Bogor ini yang begitu menyejukan dan menyenangkan. Waktu itu tinggal seminggu lagi KKP tapi tidak tahu kenapa perasaanku menjadi tidak enak. Ternyata tidak mudah hidup menjadi anak kosan yang jauh dari keluarga, pengalaman yang aku dapatkan disini mungkin sama dengan sahabatku dan teman-temaku yang ngekos disekitar kampus UNTIRTA. Lalu aku terdiam dan merenung sejenak untuk menenangkan hati dan pikiran.
***
Akhir waktu KKP tepat hari kamis tanggal 25 Februari 2010, aku harus menyelesaikan laporan KKP, sebelum pulang ke kampus laporan sudah harus kelar, perasaanku waktu itu cukup terkejut, karena didalam buku panduan KKP yang aku baca laporan dikumpulkan maksimal dua minggu KKP selesai, tapi kenyataannya kita disini harus menyelesaikan dengan segera dan keterbatasan waktu dan fasilitas yang aku punya, akhirnya aku tulis tangan didalam kertas folio, untungnya saja dosen pembimbingku mengizinkannya hingga akhirnya aku menulis.

Alhamdulillah pengalamanku disini sungguh menyenangkan dan sedikit kebingungan karena kota Bogor merupakan kota hujan jadi setiap hari selalu hujan dan waktu itu sehabis pulang dari KKP kita berlima kehujanan dengan basah kuyup dan sempat kena flu, he..he..he.

Kenang-kenangan penulis yang paling indah dan tak pernah kulupakan selama sebulan menjadi anak kosan dan teman seperjuanganku KKP di Pusat Konservasi KRB LIPI Bogor.

By. Alzena Valdis Rahayu






Pertemuan yang Indah


            Pertama dan awal masuk kuliah, perasaanku menjadi penuh rasa haru, bahagia, senang, terkejut, semangat dan tak lupa juga nikmat syukurku kepada Allah SWT yang telah memberikan jalan kemudahan dan kelancaran-Nya sehingga aku bisa kuliah di kampus tercinta yaitu UNTIRTA. Kampus negeri yang terkenal di Banten ini membuat pengalamanku bertambah banyak dan pelajaran yang sungguh bermanfaat. Banyak orang yang ingin kuliah namun belum juga diberi kesempatan oleh-Nya. Oleh karena itu kesempatan ini tak akan aku sia-siakan dengan hal yang merugikan bagi diriku dan orang lain azamku.

Ini merupakan perjalanan hidupku selama di kampus. Ketika aku masih tingkat pertama dan masih mencari jati diri, siapa aku? saat itu juga aku dipertemukan dengan salah satu kakak tingkat yang berjilbab panjang dengan senyuman ramahnya menghampiriku usai melaksanakan solat dzuhur di Masjid kampus.

” Assalamu’alykum.” Kakak perempuan itu menyapaku.

” Wa’alaykumussalam.” Jawab aku sambil melipatkan mukena yang aku pakai.

” Perkenalkan nama Kakak, Kak Sabrina, nama Adik siapa?” Sambil menyodorkan tangan kanannya kepadaku.

” Nama saya Alifia, Kakak boleh panggil saya Fia. Biar gak terlalu panjang. Hehe.” Sambil  menatap Kak Sabrina yang menunggu jawaban namaku.

” Wah nama yang bagus,” Kak Sabrina memujiku.

” Terima kasih Kak,” Jawabku sambil tersenyum manis.

Saat itu juga aku dan Kak Sabrina mendatangi stand LDK yang ada di depan Masjid kampus dengan penuh wajah ceria dan bahagia ketika melihat muslimah yang baik hati sibuk menjaga stand. Aku dan Kak Sabrina banyak berdiskusi tentang kegiatan LDK (Lembaga Da’wah Kampus) yang sudah dilakukan baik lingkup kampus atau luar UNTIRTA. Sebut saja nama LDKnya Baabussalam dengan arti pintu keselamatan. Saat itu juga aku mulai interest untuk mengikuti Baabusalam. Kak Sabrina menyarankanku untuk tidak KULIAH saja akan tetapi aktif juga di organisasi yang ada di kampus. Karena gaya hidup seorang mahasiswa yang cenderung KULIAH saja membuat aktifitas hidupnya tidak teratur dan membosankan. Bayangkan kalau kita kuliah. Misalnya di hari senin kita masuk kuliah pukul delapan sampai pukul sepuluh untuk mata kuliah pertama. Setelah itu ada jam kuliah berikutnya lagi pukul tiga sore. Jadi rentang waktu yang kosong tersebut bila orang yang berorganisasi dia dapat mengatur waktunya dengan sebaik mungkin jadi waktu tidak ada yang kebuang dengan cuma-cuma. Misalnya dengan memanfaatkan waktu kosong tersebut untuk mengikuti kegiatan yang memang mendukung kebutuhan kita untuk masa depan, seperti menghadiri acara seminar-seminar, training, workshop, kajian islam, rapat, dan lain-lain. Memang waktu SMA dan kuliah sangatlah berbeda, kalau di SMA kita masih diatur dengan aturan di sekolah bahkan setiap harinya sama, masuk pukul tujuh dan selesai belajar di sekolah sampai pukul tiga. Jadi anak kuliah waktunya sangat banyak kosongnya dibanding anak SMA dan ilmu yang didapat pun hanya sekitar 30% selebihnya kita yang mencari sendiri di luar perkuliahan.

***

Awalnya memang sempat ragu juga karena aku pribadi belum siap seperti yang lainnya dengan balutan jilbab yang panjang, rapih dalam berpakaian, dan akhlak hampir sempurna mendekati orang-orang sholeh. Basmalah yang akhirnya pun aku masuk dalam UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) LDK Baabussalam. Sedikit bocoran saja tapi jangan terkejut yah? Segala puji bagi-Mu ya Allah. Selama perjalanan di kampus yang aku alami dan yang ku rasakan hampir empat tahun lebih aku mengenalnya langsung saja yah. Aku memiliki persahabatan yang begitu manis dan indah sampai kapan pun akan selalu teringat dalam memoriku tentangnya satu persatu, di lingkungan ini aku tumbuh menjadi dewasa, lebih peduli sesama orang lain, lebih rajin ibadahnya, lebih hati-hati dalam bersikap, lebih semangat lagi, lebih kuat dalam menghadapi ujian ataupun musibah, yang pastinya insya Allah lebih dekat dengan ALLAH dan lebih baik. Alhamdulillah aku dipertemukan dengan sahabat-sahabatku yang terbaik yang membuat aku merasa nyaman di dekatnya, membuat aku bahagia, membuat aku paham arti kehidupan dan kebersamaan, dan membuat aku termotivasi akan kehadiran mereka. Terkadang persahabatan itu penuh warna dan warnai kehidupan, adakalanya kita suka dan duka, dihibur dan disakiti, diperhatikan dan dikecewakan, didengar dan dicuekin, dibantu dan ditolak, semua itu dilakukan karena kita saling bersahabat dengan tujuan mengharapkan keridhoan Allah SWT.

Persahabatan kami berawal dari ketika kita sama-sama masuk LDK Baabusalam dan kita di kumpulkan dalam satu lingkaran atau halaqoh (pengajian). Di dalam halaqoh ini kita sama-sama duduk melingkar dengan penuh semangat dalam menerima taujih dari sang Murobi atau guru. Al Qur’an dilantunkan, taushiyah pun di berikan. Ku tatap wajah-wajah tenang dari mereka, adapun yang penuh ceria yang menunggu siraman hati, agar bersih hati kami, dalam ukhuwah yang telah Kau anugerahkan.

Sahabat, kau bagaikan mentari yang selalu menyinari kehidupanku. Aku belajar dari setiap satu darimu. Tak henti ku bersyukur kepada Allah yang telah mengenalkanmu semua padaku. Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui bahwa hati-hati ini telah berkumpul untuk mencurahkan mahabbah hanya kepada-Mu, bersatu dalam rangka menyeru-Mu, dan berjanji setia untuk membela syariat-Mu, maka kuatkanlah pertaliannya. Ya Allah, abadikanlah kasih sayangnya, tunjukanlah jalannya, dan penuhilah dengan cahaya-Mu yang tidak akan pernah redup, lapangkanlah dadanya dengan limpahan iman dan keindahan tawakal kepada-Mu, hidupkanlah dengan marifah-Mu, matikanlah dalam kedaan syahid di jalan-Mu. Sesungguhnya Engkau sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong. Amin.

Pertemuan yang indah karena Allah sebagaimana yang telah dijelaskan dalam firman Allah dalam surah Az-Zukhruf ayat 67 ” Sahabat-sahabat karib pada hari itu saling bermusuhan satu sama lain, kecuali orang-orang yang persahabatannya berdasarkan TAKWA (iman dan amal soleh)”. Semoga persahabatan kita akan langgeng sampai ke Syurga-Nya. Amin.


Senandung kasih untukmu sahabatku

Untaian kata menari mengukir meniti masa

Hari-hari tak terasa

Buih-buih berkembang menjadi asa

Setiap langkah yang bertapak menyirat syair

Menyongsong dalam kedamaian abadi

Sahabatku...

Do’aku menyertaimu setiap titik gerak nafasmu

Harapan teraih masa depan yang gemilang

Sahabatku...

Namamu telah terpatri dalam hati sanubariku

Ingatlah namaku, pasti kan teringat namamu dihatiku

Sahabatku berjuanglah...

Raihlah mentari, raihlah bintang, raihlah bulan, dan

Raihlah yang membuatmu merasa indah

Demi tercapainya kebahagiaan di dunia dan akhirat
















Pengalaman Organisasi



Ingin berbagi pengalaman kisah saya kepada sahabatku semua yang ada di bumi Allah yang begitu sempurna indahnya semesta ini bila kita mampu berfikir, untuk merasakan akan nikmatNya dan saya yakin kita pun tak sanggup menghitungnya. Untuk itu saya dan antum sama-sama selalu bersyukur kepada Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. 
Ini merupakan sekelumit tentang perjalanan dakwah dikampus semasa saya di kampus. Ketika itu saya masih sangat polos dan tak tahu tentang berdakwah. Saya mengenal dakwah ketika saya terjun di dunia organisasi internal kampus yang bertujuan untuk mengajak manusia kepada tauhid atau mengajak perintahNya dan menjauhi laranganNya. Sebut saja organisasi itu LDK (Lembaga Dakwah Kampus). Saya benar-benar sangat bingung dan takut untuk masuk di dalam organisasi ini. Mungkin saat itu saya melihat organisasi ini sangat eksklusif dan berbeda dengan organisasi yang lain saat pertama kali saya dan teman-teman mendatangi stand yang berjejer di depan gedung perkuliahan dalam penyambutan mahasiswa baru (PMB). Dengan niat karena Allah saya pun mendatangi dan aktif bertanya-tanya tentang kegiatan atau acara LDK (Lembaga Dakwah Kampus) yang telah dilakukan, bersama kakak tingkat yang ada di stand itu. Alhamdulillah kegiatan yang sering dilakukan oleh Lembaga Dakwah Kampus ini sangat memberikan manfaat besar untuk orang lain dan saya pribadi sangat menyukai hal itu dan saya ingin lebih mendekatkan diri kepada Allah. Setelah banyak berbincang-bincang akhirnya pun saya di ajak oleh kakak tingkat itu untuk mengikuti pendaftaran sebagai anggota LDK dengan basmalah saya berucap.

Di tingkat pertama tepat awal masuk kuliah pada tahun 2006 saat itu saya sudah diberikan amanah untuk bisa magang sebagai staf PSDM. Saya hanya ikut berpartisipasi saja awalnya dalam kegiatan LDK. Lama kelamaan saya dipercayakan untuk menjadi staf Media. Entah kenapa waktu terus berjalan begitu cepat bagaikan air yang mengalir. Dengan perjalanan yang baru saya lakukan saat itu makin hari ke hari ibadah saya alhamdulillah mengalami peningkatan walau tidak banyak tetapi setidaknya ada perubahan dalam diri saya pribadi. Tentunya kearah lebih baik. Bukankah “amalan yang paling di cintai oleh Allah adalah amalan yang dilakukan secara terus-menerus walaupun sedikit”. Jika pun futur, maka bangkit adalah hal yang harus kita lakukan. Tidak ada orang yang sempurna di dunia ini. Yang ada hanyalah orang-orang yang tekun dan “ikhlas” memperbaiki dirinya guna mencapai tujuan mulia ( syurga ).

Saya sangat bersyukur kepada Allah SWT, karena banyak pembelajaran dan pengalaman yang bisa saya petik dari kehidupan ini. Belajar dari lingkungan khususnya dari orang-orangnya yang mau berbuat baik, mau rajin ibadahnya, mau memperbaiki perbuatannya, mau belajar dengan giat, mau semangat ibadahnya, mau berprestasi, mau mandiri dalam segala hal, dan lain sebagainya. Sungguh sebuah kenikmatan yang indah saya rasakan.

Seiring perjalanan di kampus saya pun masih dalam proses mencari dan ketika itu saya di ajak untuk mengikuti kegiatan eksternal yaitu KAMMI (kesatuan aksi mahasiswa muslim Indonesia), kegiatan ini benar-benar di luar kampus, organisasi ini memberikan peranan yang sangat penting dalam bidang politik. Teman-teman yang interest dengan politik mengikuti organisasi ini.

Hari terus berganti, bulan satu ke bulan dua, bahkan tahun pun ikut berganti. Saya masih mencari organisasi yang benar-benar dapat meningkatkan akademik saya. Di tingkat kedua tepatnya semester tiga saya mengikuti UKM TRAS (Tirtayasa Research Academic and Society) organisasi ini yang memberikan pengalaman yang baru bagi saya tentang dunia kepenulisan dan penelitian. Organisasi ini sangat unik dan berbeda pada organisasi yang awal saya ikuti. Jelaslah. Setiap organisasi memiliki keunggulan dan kelemahan. Tujuan saya mengikuti organisasi ini ingin menyeimbangkan antara ibadah saya, politik dan akademik. Alhamdulillah dari organisasi yang saya ikuti tidak ada yang sia-sia semua memberikan manfaat besar. Subhanallah. Lupa masih ada organisasi yang saya ikuti tingkat jurusan dan fakultas namanya HIMAGRO (Himpunan Mahasiswa Agro) dan BEM Faperta. Banyak banget organisasi yang saya ikuti. Lelah pasti ada namun yang terpenting bagi saya adalah mendapatkan pengalaman dan pembelajaran yang TERBAIK yang tak bisa dilupakan. Alhamdulillahnya kuliah dan organisasi saya cukup baik dan tidak ada masalah. Semua berjalan dengan lancar.

 Memori saat kuliah di UNtirta pada tingkat pertama masih polosnya diriku :)



Pemira Untirta Kacau



Pada hari Rabu, tanggal 28 Desember 2010, tepat pukul 09.00 sampai dengan selesai dan penghitungan perolehan suara, di Kampus UNTIRTA sedang melakukan hajat besar yaitu PEMIRA. Semua aktivitas mahasiswa melakukan pencoblosan ke tempat pemungutan suara (TPS) masing-masing fakultas. Namun sangat disayangkan pada hari itu karena dari banyaknya mahasiswa di UNTIRTA sekitar 4000 lebih, sedikit sekali yang menggunakan hak pilihnya. Padahal satu suara sangat berarti demi kemajuan dan kebangkitan UNTIRTA menuju arah yang lebih baik yang di amanahkan kepada calon pemimpin tingkat Jurusan, Fakultas, dan Bem Universitas. Ini terjadi karena kinerja KPU kurang mensosialisasikan atau menginformasikan kepada mahasiswa tentang adanya PEMIRA di UNTIRTA, pantas saja yang memilih tahun ini sangat sedikit ketimbang tahun kemarin. Ada apa ini?


Suasana di UNTIRTA menjadi gelap gulita pada pukul 21.00 lebih, suasana menjadi ricuh ketika listrik mati. Banyak orang yang semakin memanas tentunya dari pihak pendukung calon ketua masing-masing, untuk menghindari terjadinya penyimpangan atau kecurangan maka semua sinar seperti handphone, motor dinyalakan untuk menerangi ruangan yang ada disekitar TPS. Namun malam itu di setiap TPS masih banyak mahasiswa yang non regular belum selesai pencoblosan dan menggunakan hak pilihnya. Dari tahun ke tahun TPS yang paling sepi adalah TPS Faperta (Fakultas Pertanian) di mana mahasiswa yang ada di Faperta tidak sebanyak yang ada di Fakultas lainnya dan hari itu pun mahasiswa diliburkan karena dosen berhalangan hadir untuk mengikuti seminar loka karya maka untuk tahun ini sangat sedikit partisipasinya dari mahasiswa Faperta. Berbeda halnya dengan TPS yang ada di FKIP semakin rame dan menimbulkan kegaduhan. Semua orang yang ada di sana terlihat panic dan mencemaskan PEMIRA tahun ini begitu juga dengan TPS lainnya.


Jujur dengan Kenyataan yang ada
Pendukung atau tim sukses calon ketua yang ada di Jurusan, Fakultas dan Bem Universitas, sangat mengkhawatirkan dengan perolehan suara yang nanti dibacakan. Apakah banyak atau sedikit suaranya dari masing-masing calonnya? Semua antusias untuk menjadi saksi pada pengumuman hasil final PEMIRA khusus bagi tim suksesnya, yang membuat heboh adalah calon PRESMA UNTIRTA dimenangkan oleh siapa?. Seharusnnya bagi pendukung masing-masing calon sudah menerima apa yang bakal terjadi nantinya, entah itu menang atau kalah bagi calon yang di dukungnya. Siapaun yang terpilih mungkin itulah rencana Allah SWT yang terbaik untuk mengamanahkan jabatan besar itu. Dari keseluruhan fakultas yang ada di UNTIRTA terdiri dari FKIP, HUKUM, FAPERTA, FE, FT, FISIP bahwa untuk suara PRESMA dimenangkan oleh nomor satu.

Mungkin untuk pendukung nomor satu sangat bangga dan terharu juga terkejut dengan kerja keras timnya sehingga calon yang didukungnya memperoleh suara yang terbanyak dari calon rivalnya nomor dua dan tiga. Begitupun sebaliknya untuk yang mendukung nomor dua, dan tiga pasti ada rasa kecewa dan sedih tidak bisa memenangkannya seperti pendukung TIMNAS Indonesia yang tidak dapat membawa Piala AFF dengan kekalahannya dari TIMNAS Malaysia pada final pertama 0-3. Pada dasarnya ini adalah pembelajaran buat kita semua untuk tetap berlapang dada walau yang kita inginkan tidak dapat tercapai untuk memenangkannya dan seharusnya sudah siap dengan kekalahan atau kemenangan, itulah kompetisi. Sudah dijelaskan sebelumnya pemimpin yang terpilih adalah keputusan dari Allah untuk mengamanahkannya untuk dapat membawa UNTIRTA kedepan lebih baik lagi. Namun ada saja orang yang tidak menyukai dengan kemenangan nomor satu, padahal itu sudah dibuktikan dengan cara demokrasi melalui perolehan suara yang terbanyak. Seperti yang dilakukan pemilihan Presiden, Gubernur, dan lainnya. Seharusnya mahasiswa kaum yang intelektual menjadi panutan yang baik bagi masyarakat dan jika calon yang di dukungnya tidak menang maka jangan mencari kesalahan orang lain agar ia terlihat salah. Bukankah kita semua adalah saudara, apalagi bila muslim seharusnya tidak ada lagi perselisihan. Karena seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, tidak saling mendengki dan saling membenci jadilah kalian hamba Allah yang bersaudara.


Apapun yang terjadi dari hasil PEMIRA UNTIRTA tahun ini semoga ada hikmahnya, semoga ke depan UNTIRTA lebih baik dan menjadi Universitas terbaik se-Indonesia.

Salam Kedamaian


Katakan Sejujurnya



Sehabis makan siang dikantin Bu Rohani, Anita langsung merapihkan semua barang bawaannya yang ada di meja khususnya map hijau yang berisi berkas penting, walau terik matahari yang menyengat Nita tak mempedulikannya tetap saja beranjak. Setelah membaca sms dari seseorang.
“ Nit, elo mau kemana?” Tanya Sasa heran.
“ Sa, gue harus cabut dulu, karena ada yang penting,” Nita menjawabnya tanpa menatap sahabatnya dan sedikit aneh.
“ Emang ada apa?” Sasa penasaran
“ Emmh… baiklah kalau kamu nggak mau cerita, hati-hati yah Nit,”pesan Sasa.
“ Yo,” Diakhiri dengan salam oleh Nita.
Dua minggu lagi adalah ultah Azar yang ke-21th tepat diakhir bulan Desember, Anita sempat lupa. Azar adalah mantan cowok Nita sewaktu ia SMA, dan kini mereka bersahabat walau jarak memisahkan mereka berdua. Azar dan Nita sudah saling kenal bahkan keluarganya dan mereka berdua sama-sama mengambil jurusan komunikasi, bedanya Azar di UI Depok dan Anita di UNTIRTA Serang. Yang mengejutkan lagi bagi Nita pada saat bertemu Azar di bulan Romadhon tahun kemarin di Masjid Agung Cilegon, Azar sangat berubah menjadi alim mulai sikap dan penampilannya, jelas saja berubah menurut temannya Azar, Rendi beliau aktif disebuah organisasi keagamaan kalau di SMA Rohis namanya.
SMS siang tadi sebenarnnya dari Azar yang isinya:
Aslm Nit, gmn kabar’y?udah lama ga ketemu. Nit datang yah kerumah, syukuran Milad ane jgn lupa bawa kado n ajak teman. Syukran.
SMS itu membuat Nita terkejut, sudah lama Azar tidak sms dan tiba-tiba mengajak main kerumahnya untuk syukuran Milad. Nita benar-benar bingung, masalahnya dulu sama sekarang sudah beda keadaannya. Nita yang sekarang juga bertambah kalem dengan penampilannya dan sopan dalam berbusana serta berjilbab. “Ya Allah apa yang harus aku lakukan, apa menerima undangannya, atau menolaknya,”hatinya bertanya-tanya. Nita kebingungan.

Bersambung…..

By. Alzena Valdis Rahayu

Sabar Menyelesaikan Skripsi


Setelah empat tahun lebih dua bulan sudah dikampus untuk menjadi sarjana tidaklah mudah, ini sedikit berbagi pengalaman untuk sahabat-sahabatku yang sedang masih menjalani tugas akhir atau SKRIPSI. Skripsi merupakan syarat untuk meraih gelar sarjana di jurusan dan fakultas yang kita tekuni disebuah universitas baik negeri ataupun swasta. Untuk bisa menyelesaikan skripsi dengan sukses saya harap sahabatku dapat membaca tulisan ini hingga selesai agar bisa memahami apa yang penulis tulis. Sebelumnya saya ingin menjelaskan sedikit tentang arti kesuksesan. Pengertian sukses sangat beranekaragam tergantung dari individu masing-masing mengartikannya karena setiap pencapaian individu berbeda-beda. Menurut saya sukses sesuai dengan rencana dan tingkat pencapaian yang diimpikan tercapai. Namun bisa saja kesuksesan itu berawal dari pengalaman kita yang sempat tertunda dan pencapaian itu bisa kita dapatkan dikemudian hari dengan usaha dan pengorbanan yang kita lakukan saat ini untuk masa depan. So dalam sukses menyelesaikan skripsi kita butuh usaha dan pengorbanan tambah satu lagi do’a. Sekelumit cerita saya saat menyelesaikan skripsi.



Banyak teman saya bilang untuk lulusan Agroekoteknologi jarang sekali yang lulus tepat 4 tahun. Jujur waktu itu saya ingin membuktikan kalau jurusan yang saya tekuni ini mahasiswanya dapat lulus cepat dan tepat waktu. Ini telah dibuktikan oleh saya sendiri. Ketika saya semester tujuh, saya sudah merencanakan judul skripsi sesuai dengan minat dan bakat saya agar saya tepat lulus di bulan Oktober 2010, saya menjalani skripsi ini tepat saya semester delapan usai Kuliah Kerja Profesi (KKP) di LIPI Bogor. Namun kehendak Allah berbeda dengan apa yang saya harapkan. Saya lulus di awal bulan Februari 2011 alhamdulillahnya saya selama penelitian dan ujian akhir atau sidang skripsi diberi kemudahan oleh Allah Maha memberi kemudahan. Sungguh sedih dan bahagia waktu itu dinyatakan lulus dengan hasil yang terbaik.



Back again to my earlier story, saya mengajukan judul, waktu itu saya mengajukan judul pertama ditolak tentang Pasca Panen yaitu Pengembangan Teknologi Pembuatan Kripik Melon (Cucumis melo L.) alasannya menurut beliau ketua jurusan Agroekoteknologi, mahasiwa Agro dibatasi untuk penelitiannya tidak sampai pada menghasilkan produk. Tetapi masih bisa untuk memilih Pasca Panen yang lainnya. Hatiku berucap syukur. Sebelum menulis skripsi saya telah mendapatkan informasi bahwa melon di kota Serang kurang manis rasanya dibanding melon yang dihasilkan di kota Industri Cilegon memilki rasa buah yang begitu lezat manisnya bahkan sudah mulai masuk ke toko swalayan terbesar yang ada di Cilegon, Tangerang dan sekitarnya. Namun untuk melon yang kurang manis itu grade sangat kurang bila dipasarkan di toko-toko. Waktu itu ide datang secara spontan kenapa tidak dimanfaatkan melon yang tidak manis ini untuk diproses lebih lanjut lagi seperti dijadikan kripik melon. Tetapi mau bagaimana juga judul itu harus saya ganti dan tidak bisa dilanjutkan untuk penelitian. Finally saya mulai berdiskusi kembali dengan dosen pembimbing saya yang sungguh luar biasa sibuknya namun alhamdulillah ada waktu buat saya untuk bimbingan. Beliau menyarankan ke saya “Bagaimana penelitiannya tentang budidaya melon tetapi melonnya di modifikasi menjadi melon kotak Rin?" Tanya dosenku. " Seperti di Jepang yang sudah membuat semangka kotak, gimana?” Saya mengakui atas keterbatasan ilmu saya yang kurang terkait mata kuliah “Bioteknologi Tanaman” dan biaya penelitian pun cukup membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan saya juga tidak memiliki lahan untuk menanam melon. Saya berfikir-fikir kembali tentang usulan dari dosen pembimbing kedua saya. Saya mencari judul-judul skripsi yang ada di jurnal dan skripsi lainnya berkaitan dengan pasca panen jadi sebenarnya saya sudah menargetkan budget dan rencana waktu penelitian berapa lama, seandainya saya penelitian di lahan tentang melon kotak cukupkah biaya yang saya keluarkan sampai selesai penelitian ini sedangkan saya tidak ada ikatan kerjasama dengan pihak instansi dan penelitian dosen jadi pure biaya sendiri alias uang orangtua. Hehe.



Hari berganti hari keesokannya saya mencoba untuk berdiskusi kembali dengan dosen pembimbing saya yang begitu baik untuk mendengarkan saya cerita tentang ide penelitian saya. Setelah itu dosen saya menyarankan “Kamu tahu kan Rin kalau di Banten terkenal dengan buah sawo?” Saya jawab “Ya, Bu.” Yasudah yang kamu teliti buah sawo saja. Dosen saya memberi peluang buat saya untuk penelitian pasca panen di Laboratorium Agroekoteknologi Faperta UNTIRTA dan beliau bilang cari permasalahanya pada buah-buahan khususnya buah sawo yang kamu teliti nanti, besok menghadap ibu lagi buat diskusi. Akhirnya saya langsung terjun langsung ke pasar untuk mengetahui apa masalah dari buah sawo dengan mengeluarkan uang RP. 5000; membeli sawonya, penjual sawo asyik untuk diajak ngobrol, ternyata buah sawo mudah sekali cepat busuk karena buah sawo itu juga yang saya baca tergolong buah klimakterik dan sayapun searching cara penanganan buah-buahan. Didapatlah teknik pelilinan. Karena saya ingin penelitian saya menggunakan dua faktor maka perlakuannya ditambah lagi dengan kemasan polietilen. Yasudah akhirnya jadilah judul saya ” Konsentrasi Pelilinan dan Kemasan Polietilen terhadap Umur Simpan Buah Sawo (Achras zapota L.)” Kenapa mengambil judul ini alasannya sudah dijelaskan sebelumnya dan karena produksi sawo di Banten setiap tahunnya meningkat kemudian saya ingin membantu para penjual sawo yang ada di Banten agar sawonya tahan lama dan tidak mudah rusak digunakanlah teknik pelilinan dan kemasan polietilen ini.



Buat sahabatku seperjuangan yang dirahmati Allah SWT. Jangan mudah menyerah. Seperti lagunya D’Masiv dan pengalaman saya selama skripsi awalnya judul saya di tolak tapi alhamdulillahnya sering berdiskusi dengan dosen, sahabat, teman, orang-orang hebat dan setaranya. Mungkin itu baik buat kita namun tidak baik menurut Allah SWT. Dalam firmanNya surah [Al-Baqarah: 216] ”Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” Yakinlah sobat dibalik itu semua pasti ada hikmahnya yang bisa kita petik.



Tetap semangat dan sabar sesungguhnya Allah bersama kita. Semangat untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya terkait literatur skripsi kita, jaman modern ini kita bisa manfaatkan internet untuk searching yang kita cari, kalau memang di perpustakan belum memadai atau jalan-jalan ke kampus teman kita yang diluar Banten sambil refreshing tapi jangan sampe forget dengan tujuan kita awal untuk mencari bahan literatur. Kemudian sabar menunggu dosen, sabar dengan kritikan, sabar dengan revision, sabar dengan segala-galanya. Seseungguhnya Allah bersama orang yang sabar !



Sering berdiskusi dengan dosen-dosen kita. Selama empat tahun masa kita tidak mengenal dengan dosen kita sendiri khususnya dosen yang telah mengajarkan kita selama kuliah. Dosen pembimbing skripsi itu memang dua orang tetapi tidak ada salahnya dong kita berdiskusi dengan dosen lainnya. Karena ilmu pengetahuan itu bisa di dapatkan sama siapa saja, yah kan?



Luangkan waktu untuk fokus SKRIPSI. Ini yang membuat susah para aktivis kampus dalam meluangkan waktunya. Banyak alasan yang sering saya dengar ” Tau sendiri antum ana kan sibuk organisasi, bisnis, ngajar, kerja dan lainnya”, ada lagi yang bilang ”ana kan mas’ul (ketua) gak ada waktu nih buat fokus skripsi”. Subhanallah waktu kita dikampus dsibukkan juga untuk berorganisasi sungguh luar biasa mahasiwa yang seperti itu selain kuliah tetap bisa berorganisasi, saya ingin memberi solusi semoga saja diterima oleh aktivis kampus begini ketika kita sedang penelitian atau skripsi, coba deh antum beri pengertiannya kepada mas’ul (ketua) untuk bilang kalau saya sedang skripsi dan mohon bantuannya untuk saya fokus dulu penelitian or skripsi. Kalau memang tidak bisa katakan TIDAK bisa agar skripsi yang kita jalani pun tidak terhambat. Mungkin ini sulit buat orang yang tidak terbiasa untuk mengatakan TIDAK jadi perasaanya selalu memaksa untuk jawab YA. Tapi lihat skala prioritas kita juga jangan sampai OFF nanti organisasinya tidak berjalan sesuai dengan rencana dan tujuan kita bersama.



Memanjakan diri. Maksudnya agar fikiran kita relax untuk tidak memikirkan skripsi cukup sehari saja jangan kelamaan nyantainya, bisa pergi ke tempat yang menurut kita bisa relax dan tenang.



Banyak-banyak berdo’a. Karena ikhtiar tanpa dibarengi dengan do’a maka akan sia-sia, begitu pun sebaliknya. Mintalah kepada Allah karena hanya Allah tempat kita bergantung segala cita dan harapan.


SEMANGAT BERJUANG UNTUK SAHABATKU SEMUANYA.

YAKINLAH HARAPAN ITU MASIH ADA


Semoga Bermanfaat yahhhhh ^__^
By. Alzena Valdis Rahayu