Minggu, 28 April 2013

Tanpa Hujan

aku menantimu di sini
sejak langit malam hingga kembali malam,
namun kau tak memberikan isyarat padaku,
apakah kau akan hadir menemaniku,
aku merindukanmu hujan,
aku kesepian tanpamu,
di manakah dirimu?
aku selalu menantimu di sini, dengan setia
di kota impianku,

Bogor, 28 April 2013
By. Alzena Valdis Rahayu

Jumat, 26 April 2013

Menunggu Waktu

kematian tak mengenal waktu,
kapan dan di manapun ia akan menghampiri kita,
kematian jua tak mengenal usia,
yang muda, yang tua, pasti akan merasakannya,
kematian pun tak mengenal kondisi,
yang sakit, yang sehat pasti akan menikmatinya juga,
kematian selalu datang tak disangka-sangka,
karena itu sudah rencanaNya, hanya Dia yang MahaTahu
kematian jua tak bisa ditunda ataupun dipercepat,
bila waktunya tiba, memang sudah menjadi ketetapanNya,
dan yang belum hanya menunggu waktu,
dengan perbanyak istighfar kepadaNya,
ketika ia datang,
semoga berakhir pada kematian yang indah yaitu "khusnul khotimah"

Bogor, 26 April 2013
By. Alzena Valdis Rahayu

Rabu, 24 April 2013

Alhamdulillah Akhirnya Bertemu Juga....

Seminggu sebelum Sitha datang ke kota hujan, beliau memberikan kabar bahagia via telvon kepada saya:
Assalamu’alaykum ukhty apa kabar?” Suara khas Medan terdengar dari telingaku.
Wa’alaykumussalam ukhty Sitha, alhamdulillah kabar Ririn baik.” Jawabku dengan bahagia.
Ukht, insya Allah Sitha nanti akan ke Bogor, sekitar tanggal 18 April, nanti kita ketemuan yahh,”
Alhamdulillah oke siap ukhty, akhirnya kita bertemu juga di kota hujan, ana tunggu kehadiranmu,”
Miss you because Allah,”
Miss you too,”

Seminggu sudah tepatnya tanggal 18 April 2013.

Handphoneku bernyanyi dengan nada indah. Lalu aku pencet tombol warna hijau yang ada di Hp.
Assalamu’alaykum Ukht,"
"Wa’alaykumussalam Warohmatullah,"
" Alhamdulillah Sitha sudah nyampe Bogor, sekarang sudah ada di Terminal Baranagsiang Bogor”,
“Syukur alhamdulillah,"
 "Sekarang lagi nunggu adik Sitha nih, tapi belum juga nongol yahh,”
“Sabar aja Ukht, mungkin kena macet adikmu, maklum Bogor kan kota sejuta angkot, so macetnya ga ketulungan!”
“ Yah..yahh,”
“Oya lagi ngapain Ukht?”
“ Biasalah tugas akhir,”
“Skripsi lagi nihh ceritanya, ehh iya S2 ngerjain Thesis yah,”
“ Yahh nihh mohon doannya ukht semoga lancar,”
“Siiip..siiipp Sitha doain biar cepat lulus, dan segera menikahh”
Aamiin....Aamiin Ya Robbal’alamin makasih doanya Ukhty semoga dikabulkan.”
“Udah dulu yahh Ukht,  adik Sitha sudah datang,”
“Oke sipp,”

Kisahnya bersambung dulu yahhh kawan, insya Allah nanti saya lanjutkan lagi ^___^

Bogor, 19 April 2013
By. Alzena Valdis Rahayu

Senin, 22 April 2013

Sepenuhnya Cinta, Kerja dan Harmoni


cinta hanya rasa
rasa yang hadir menyeliputi disetiap jiwa,
ia mampu menghadirkan keindahan,
kejujuran, ketulusan,
dan juga kesetiaan,
cinta akan begitu indah,
bila diharmonikan dengan kerja yang tulus,
lembut, dan penuh cinta,
maka cinta, kerja, dan harmoni
selalu perpadu menjadi satu
bagaikan satu tubuh yang tak terpisahkan
yang akan membawa keindahan dan kebaikan disetiap waktunya

Bogor, 22 April 2013
By Alzena Valdis Rahayu 

Selasa, 16 April 2013

Memuliakan Kedua Orangtua


Mungkin sudah sering banyak kita dapatkan penjelasan mengenai “Birruwalidain” atau istilah lainnya adalah memuliakan kedua orangtua entah ketika kita duduk dibangku sekolah atau kuliah, materi pada saat halaqoh atau kajian-kajian islam yang pernah kita ikuti. Semoga kita tidak pernah bosen untuk dapat mengingatnya kembali dan mengaplikasikannya dalam kehidupan kita. Oleh karena itu izinkan saya untuk mencoba menuliskan kembali dari apa yang saya dapatkan selama ini tentang “Memuliakan Kedua Orangtua”. Semoga bermanfaat yahh ^__^.

Sobatku ketahuilah jika kita ingin mendapatkan Ridha Allah maka kita harus dapat memuliakan orangtua kita terlebih dahulu atau membahagiakannya karena murka dan ridha Allah seiring hati orangtua kita. Sebagaimana Abdullah bin Amar r.a. mengatakan bahwa Rasulullah saw bersabda : “Ridha Allah berada pada ridha orang tua, dan murka Allah berada pada murka orang tua.” (HR Tirmidzi dan Al Hakim).

Bagaiamana caranya agar kita mendapatkan ridha Allah, yaitu kita harus memuliakan keduaorangtua kita atau berbakti kepadanya. Bersyukurlah jika kawan masih memiliki keduanya, dan jika sudah diantara orangtua kita sudah ada yang wafat, tetap kita mesti berbakti kepadanya.
 
Nah bagaimana caranya untuk memuliakan kedua orangtua kita. Simak penjelasan dari ini kawan:

Muawiyah bin Jahimah mendatangi Rasulullah SAW,” Wahai Rasulullah, aku hendak berperang, aku minta pendapat engkau”. Rasulullah SAW menjawab. Apakah engkau mempunyai Ibu?” Jawabnya, “ Ya”. Lalu Rasulullah SAW bersabda. “Berbuat baiklah kepadanya. Sesungguhnya surga itu berada di bawah kedua kakinya”. (HR Ath- Thabrani).

Itu perintah Rasulullah SAW agar kita berbuat baik kepada orangtua kita. Dan perintah Allah pun ada dan sudah tertulis dalam Al-Qur’an. Sekarang bisa disimak penjelasan berikutnya.
Kemudian bagaimana cara berbakti yang paling tepat saat orangtua kita ketika masih hidup maupun sudah wafat:

Ketika orangtua kita masih hidup. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an surah Al-Isra ayat 23-24, dan Surah Luqman ayat 14-15, Allah memerintahkan kewajiban anak terhadap orangtuanya.

" Dan Rabb-mu telah memerintahkan kepada manusia janganlah menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya telah berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan 'ah' dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah perkataan yang baik" (Al-Isra : 23).

"Dan rendahkanlah dirimu terhadap kedua dengan penuh kasih sayang. Dan ucapkanlah, "Wahai Rabb-ku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil" (Al-Isra : 24).

Kemudian dalam surah Luqman ayat 14-15, Allah berfirman:

“ Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada orangtuanya, ibu telah mengandung dalam keadaan lemah yang bertambah lemah dan menyapih dalam dua tahun, bersyukurlah kalian kapada-Ku dan kepada kedua orangtuamu. Hanya kepada-Ku lah kalian kembali" (QS. Luqman : 14)

“ Dan jika kedua memaksamu mempersekutukan sesuatu dengan Aku yang tidak ada pengetahuanmu tentang Aku maka janganlah kamu mengikuti kedua dan pergaulilah keduanya di dunia dengan cara yang baik dan ikuti jalan orang-orang yang kembali kepada-Ku kemudian hanya kepada-Ku tempat kembalimu maka Aku kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan" (QS.Luqman : 15).

Inti sari dari perintah Allah SWT itu adalah:
·         Berbuat baik kepada orangtua dengan sebaik-baiknya.
·         Selalu patuh akan nasihatnya.
·         Apa yang diperintahkan orangtua harus dikerjakan selama itu tidak menyimpang dari ajaran Allah SWT.
·         Merawat dan mengurus orangtua bila sudah usia lanjut.
·         Berperilaku santun dan lembut serta mengeluarkan lisan yang mulia.
·         Merendahkan diri dengan penuh kasih sayang.
·         Senantiasa mendoakannya.

Dalam (hadist Bukhari, Muslim) bahwa amalan yang dicintai Allah juga salah satunya adalah memuliakan kedua orangtua.

Abdullah (bin Mas’ud) RA berkata, “Saya bertanya kepada Nabi, ‘Apakah amal yang paling dicintai oleh Allah?’ (Dalam satu riwayat: yang lebih utama) Beliau bersabda, ‘Shalat pada waktunya’ Saya bertanya, ‘Kemudian apa lagi?’ Beliau bersabda, ‘Berbakti kepada kedua orangtua.’ Saya bertanya, ‘Kemudian apa lagi’? Beliau bersabda, ‘Jihad (berjuang) di jalan Allah.”‘ (HR. Bukhari, Muslim)

Jika orang tua kita sudah wafat maka yang hendak dilakukan sebagai anak yang berbakti adalah:

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW tentang berbakti kepada orangtua yang telah wafat,” Yakni dengan mengirim doa (mendoakan) dan memohon ampunan kepada Allah, menepati janji dan nazar yang pernah diikrarkan orangtua, memelihara hubungan silaturahim serta memuliakan kawan dan kerabat orangtuamu, “ (HR Imam Abu Dawud).

Tanamkanlah selalu dalam diri kita untuk selalu berbakti kepada orangtua kita setiap hari, setiap waktu, dalam kondisi apapun muliakanlah, bahagiakanlah sebelum orangtua kita sedih, dan kecewa.

Bisa diambil ibroh dari kisah Al-Qamah yang sangat berbakti kepada orangtua, rajin ibadah, dan melakukan amal shalih, namun karena kesalahan kecil yang pernah ia buat hingga ibunya tidak rela. Al-Qamah mengalami sakaratul maut yang memilukan diakhir hidupnya. Padahal yang dilakukan Al-Qamah adalah ibadah sunah. Ketika Al-Qamah dipanggil hingga 3 kali dan tidak menjawab, ibunya kesal dan marah. Akibatnya turun kemarahan Allah dipenghujung hayatnya. Padahal, Rasulullah SAW telah bersabda,” Wajib memenuhi panggilan ibu dari pada sholat sunah,” (HR. Ibnu Abi Syaibah).

Semoga apa yang saya tulis ini bisa menjadikan bahan renungan untuk kita semua dan bermanfaat. Wa’allahualam.

Catatan Alzena Valdis Rahayu
Bogor, 16 April 2013.




Senin, 15 April 2013

Kajian Fiqih tentang "Thoharoh"


“Tiada hari tanpa bertambah ilmu di manapun, kapanpun, dan dengan siapa pun” inilah motivasi saya yang selalu ingin belajar. Izinkan saya untuk mengshare ilmu yang telah saya dapatkan saat mengikuti kajian Fiqih Wanita di Masjid Al-Hurriyyah IPB dengan Mbak Hani lulusan Al-Azhar Kairo Mesir. Semoga bermanfaat yahhh sobat  ^__^

Pembahasan kali ini tentang “Thoharoh”
Mensucikan itu ada dua cara:
  1. Bersuci dari hadats
  2. Bersuci dari najis
  • Najis merupakan zat atau benda yang perlu dibersihkan secara dzatnya.
  • Menurut imam hanafi cara mensucikannya dicuci sebanyak 3 x (cuci, bilas).
  • Najis hukmi: secara hukum najis (kemungkinan) tidak  tau bagian mana yang kena najis.
  • Kalo mencuci pakaian dengan mesin cuci itu dibilasnya sebanyak 3x. Dengan menghilangkan wujud (bau, zat, warna) dengan dilalui oleh air sampai hilang.
  • Kalo sudah berusaha untuk menghilangkannya, dan tidak hilang juga (warna) sebagian ulama berpendapat bahwa tidak apa-apa.
Wudhu: Dalil tentang wudhu dapat kita baca dalam surah Al- Maidah ayat 6:

“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai kesiku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai kedua mata kaki. Jika kamu junub maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci), usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur”.(QS. Al- Maidah :6).

Definisi wudhu membasuh anggota badan tertentu dengan niatan ibadah untuk mengangkat hukum. Contohnya: Dari yang tidak boleh solat , jadi boleh solat. Dari yang tidak boleh thawaf, jadi boleh thawaf.

Pertanyaan:
Bagaiamana kalau sudah berwudhu, kemudian terkena najis, apakah berwudhu lagi atau tidak?
Jawab: tidak pelu berwudhu lagi, akan tetapi bersihkan saja anggota badan yang terkenan najis itu saja.

Hukum Wudhu:
  1. Fardu/Wajib adalah wudhunya orang yang berhadast kalau ia mau mengerjakan ibadah sholat, sholat apapun baik wajib maupun sunah. Lalu saat membaca Al-Qur’an, sebelum mengerjakan thawaf (thawaf itu sama saja sholat).
  2. Sunnah adalah wudhu menjelang sholat saat kits sebenarnya masih mempunyai wudhu (pahalanya sepuluh kebaikan). Contoh lainnya saat kita memegang kitab-kitab syar’i (tafsir, hadist, dll), sebelum mandi janabah, sebelum adzan/iqomat, sedang marah, sebelum memberikan ceramah/khutbah, setelah mengerjakan dosa/kesalahan, setelah tertawa terbahak-bahak, setelah memandikan/ membawa jenazah dan disunahkan mandi.
  3. Makruh adalah wudhu yang dilakukan berulang-ulang.
  4. Haram adalah wudhu yang airnya diambil dari tempat orang tanpa izin.

Fardhu-fardhu Wudhu:
  1. Membasuh wajah. Batasan membasuh ini dilakukan dari tumbuhnya rambut sampai ujung perbatasan  leher dan dari ujung ke ujung telinga. Faidahnya maka wajah akan berseri-seri ^__^.
  2. Mengusap kepala. 
  • Menurut Imam Syafii: tidak ada batasan 
  • Menurut Imam Maliki: dari depan ke belakang dibalikin lagi kedepan.
  • Menurut Imam Hanafi: Minimal seperempat kepala
  1. Membasuh Kedua tangan sampai siku dan disunahkan memanjangkan batas basuhan faidahnya mendatangkan cahaya.
  2. Membasuh kaki sampai kedua mata kaki disunahkan untuk memanjangkakn batasannya.
  3. Niat (menyengajakan hendak berwudhu) sebagian besar pendap ulama (niat dalam hati).
  4. Tertib (berurutan).
  5. Mualah (berkelanjutan atau tidak terputus-putus wudhunya.

Sebab wajibnya berwudhu:
  • Ada hadast.
  • Masuknya waktu sholat.

Syarat wudhu:
  • Berakal.
  • Baligh.
  • Beragama Islam.
  • Mampu menggunakan air. Jika air membawa mudhorot (sakit tertentu) maka kewajiban wudhunya gugur.
  • Adanya hadast.
  • Tidak sedang dalam keadaan hadast besar.

Syarat Sah Wudhu:
  • Tersalurkannya air keseluruh tubuh bagian kulit yang dianggap wajib wudhu.
  • Menghilangkan sesuatu yang menghalangi sampainya air ke anggota badan wajib wudhu.
  • Tidak adanya yang membatalkan wudhu.

Sunah-sunah Wudhu:
  • Mencuci kedua telapak tangan sampai pergelangan tangan sebanyak 3x.
  • Membaca basmallah.
  • Berkumur-kumur dan instinsyaf (menghirup air ke hidung kemudian dikeluarkan lagi).
  • Bersiwak (sunah muakad) sebelum wudhu.
  • Menyela-nyela janggut yang lebat (just for ikhwan).
  • Dilakukan sebanyak 3 x, kecuali krisis air maka 1x saja.
  • Mengusap telinga luar dan dalam.
  • Mendahulukan yang kanan.

Adab-adab wudhu:
  • Menghadap kiblat.
  • Duduknya ditempat yang lebih tinggi (menghindari jatuhnya air yang sudah tidak terpakai).
  • Tidak berbicara.
  • Tidak meminta tolong orang lain.
  • Menggerakan aksesoris yang ada di tangan (cincin, gelang) supaya air masuk.
  • Berkumur-kumur dg tangan kanan.
  • Mengusap leher.
  • Memanjangkan basuhan.
  • Tidak mengelap setelah wudhu.
  • Membaca doa setelah berwudhu.

Yang membatalkan wudhu:
  • Segala sesuatu yang keluar dari qubul dan dubur.
  • Keluar dari selain yang tadi (qubul dan dubur) yaitu darah, nanah dan muntah.
  • Hilang akal, pingsan.
  • Menyentuh wanita/laki-laki.
  • Menyentuh qubul dan dubur.
  • Memakan daging unta selain dari ini diperbolehkan.
  • Memandikan jenazah (menurut imam Hanbali).

Wallahu'alam. Semoga bermanfaat yahhh ^___^
Catatan Alzena Valdis Rahayu
Bogor, 13 April 2013







Rabu, 10 April 2013

Mengatur Keuangan Keluarga

Langsung aja deh, nih ada ilmu yang saya dapatkan ketika mengikuti kajian tentang Rumah Tangga dari seorang ustadz yang di Bogor tentang “Mengatur Keuangan Keluarga” semoga bermanfaat yaahh buat yang sudah berkeluarga maupun yang akan berkeluarga. Aamiin. 

Pertanyaannya mungkin bagaimana sihh cara Mengatur Keuangan KeluargaNihhh tipsnya kawan, simak yahh dari awal hingga akhir.

1) Perlu dipahami bagi seorang suami/istri dalam membelanjakan hartanya untuk apa saja.

Terkait hal ini agar nantinya dapat dipertanggungjawabkan, kemudian buat juga skala prioritas kira-kira apa saja kebutuhan yang penting, mana yang tidak penting, mana yang banyak manfaatnya dan mana yang tidak terlalu bermanfaat. Karena Rasulullah SAW bersabda ”Tidaklah melangkah kaki seorang anak Adam di hari kiamat sebelum ditanyakan kepadanya empat perkara: tentang umurnya untuk apa dihabiskan, tentang masa mudanya untuk apa digunakan, tentang hartanya dari mana diperoleh dan ke mana dihabiskan, dan tentang ilmunya untuk apa dimanfaatkan.” (HR Tirmidzi).

Rasulullah SAW juga tidak menyukai tiga hal yaitu:
  • Menyiakan hartanya.
  • Hartanya tidak digunakan selain untuk ketaatan kepada Allah SWT.
  • Manusia yang boros, karena Allah benci kepada orang yang pembelanjaan hartanya digunakan secara berlebihan.
2) Menginfakkan harta baik penghasilan kecil maupun yang berpenghasilan besar.

Karena dalam harta kita ada hak orang lain juga kawan,  bisa dilihat dalam surah (Adz-Dzariyat : 19) Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian”. Oleh karena itu kita sebagai umat muslim dianjurkan untuk berbagi terhadap sesama dengan mengeluarkan sebagian harta kita baik berpenghasilan kecil maupun besar. Dan jangan iri juga terhadap penghasilan orang lain jika penghasilan kita tidak terlalu besar. Karena rejeki seorang sudah diatur Allah SWT, sudah menjadi kehendakNya.

Dalam firman Allah SWT.
Katakanlah: “Sesungguhnya Rabbku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendakiNya diantara hamba-hambaNya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendakiNya)”. Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya ” (QS. Saba:39).

Sabda Rasulullah SAW hadits Abu Rabsyah Al-An Maary: "Harta tidak akan berkurang dengan dishodaqohkan" (HR. Tirmidzi).

Firman Allah Ta'ala: "Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (yakni keluarkanlah zakatnya) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu." (QS. Al Baqoroh:267).

3) Bersifat tawadzun (antara pengeluaran dan pemasukan)

"Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.  " (QS. Al Furqan: 67). 

“Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan, … (Qs. Al-Isra’: 26-27).

Sudah jelas dari ayat diatas yahhh, bahwasanya kita dianjurkan untuk:
  • Bersikap sederhana dalam membelanjakan harta.
  • Mengatur pembelanjaan keluarga dengan tidak boros, dan
  • Tidak berlebihan dan tidak kikir terhadap diri sendiri dan keluarga (tetap berada dalam pertengahan) jadi bagi yang sudah berkeluarga maupun yang akan berkelurga nanti harus bisa nih memanage keuangan dengan adil dan baik ^___^
4) Larangan kepada manusia untuk tidak menumpukan hartanya hingga menyiksa diri sendiri.

Maksudnya di sini adalah kita dianjurkan untuk senantiasa berbagi dengan orang lain apalagi jika ada orang terdekat yang sangat membutuhkan maka kita wajib menolongnya. Dan bila harta selalu ditumpuk maka tidak ada manfaatnya juga. Maka dari itu agar harta kita bermanfaat dan berkah maka berbagilah dengan orang lain. Lagi-lagi perlu diingat bahwasanya rejeki yang kita dapatkan itu dari Allah SWT jadi jangan khawatir kalau harta kita diberikan kepada orang lain, karena janji Allah itu selalu ditepati, bila harta yang kita keluarkan pasti akan bertambah.

Allah SWT berfirman dalam hadist qudsi Hai anak Adam berinfaklahniscaya Aku akan memberi nafkah (memberi gantinya) kepadamu”. (HRBukhari & Muslim)

Yupz,, hanya segitu yang dapat saya sampaikan, semoga ringkasan ini dapat memberikan manfaat buat kita semua.  Aamiin. Wallahu ‘alam.

Catatan Alzena Valdis Rahayu
Bogor, 10 April 2013