Minggu, 23 Maret 2014

Selamat Jalan Sahabatku

"Sesungguhnya kita semua adalah milik Allah dan kita semua akan berpulang kepadaNya"

Sahabat baru ku kini telah pergi. Yahh ketika aku membuka sebuah pesan WhatsApp dari beberapa Grup yang aku ikuti, salah satunya adalah grup “Odoj Akhwat 22” mengabarkan bahwa sahabatku Fatimah Khairunisa telah wafat dikediamannya di Purwerejo Jawa Tengah tepatnya pada tanggal 6 Maret 2014 yang lalu. Lemes rasanya dengar kabar itu. Aku masih belum percaya saja bahwa beliau telah pergi untuk selama-lamanya. Airmataku pun jatuh dengan perlahan membasahi wajah, untung saja saat itu aku tidak berada ditempat keramaian saat membaca pesan duka itu. 

Bersyukurku Mengenalmu  
Sahabatku walau kau sudah pergi jauh, izinkanku untuk cerita tentangmu sedikit saja. Aku ingin mengenang saat-saat pertama kali ku mengenalmu. Dimulai dari mana yahh? Aku jadi lupa, hehe. Baik pertama kali aku bertemu denganmu kalau tidak salah ingatanku saat kita berada dalam majelis ilmu tepatnya di Masjid Al-Hurriyyah IPB Bogor di Ruang Asma, saat itu aku dapat ta’limat dari Murrobiyahku untuk hadir dalam majelis ilmu yang sudah diagendakan sebelum-sebelumnya. Tapi aku belum sempat ngobrol dengan kamu saat itu, hanya senyum saja dari kejauhan. Hmm.

Memang terasa singkat pertemuan itu dan aku pun masih terbilang baru di lingkungan tarbiyah ini. Maklumlah pindahan, Hehe. Kesan pertama aku mengenalmu rasanya bahagia. Dan setiap bulan sekali pasti aku dan kamu bertemu disebuah majelis ilmu yang sudah menjadi agenda rutin tiap bulannya oleh DPC PKS Dramaga Bogor, entah itu agenda tatsqif, jalasah ruhiyah atau yang lainnya, yang pasti aku selalu bertemu dengan kamu disetiap pertemuan, dan terakhir kali kita ketemu saat itu di agenda GESIT (gerakan silaturahim) disebuah desa yang tidak jauh dari lingkungan kampus IPB kalau tidak salah nama desa itu Cikarawang dekat dengan rumah Ibu Lisda mantan dosen IPB yang sekarang sibuk menjadi ibu Kepala Sekolah SMPIT Nurul Fajar tempat dimana kamu mengajar saat itu. Yahh dipertemuan itu aku sempat ngobrol denganmu dan kamu pun saat itu sedang sibuk mengambil amunisi untuk GESIT dan masih ingat pula ketika itu kamu juga yang memberikan aku konsumsi untuk sarapan sebelum GESIT dan ternyata pula senyum dan semangatmu kala itu adalah terakhir yang aku lihat. Fatimah, aku rindu padamu. Hiks...hiks.
 
Sebelum kamu jatuh sakit, aku pun pernah merespon pertanyaanmu disebuah grup ODOJ Akhwat 22 via WhatApp kalau tidak salah saat itu kamu bertanya tentang start tilawah mulai jam berapa sampai jam berapa ke admin tapi malah aku yang jawab saat itu. Hehe. Dan aku baru sadar bahwa itu adalah komunikasi terakhir kali denganmu. Aku jadi rindu kamu, Fatimah. Semoga kita dipertemukan kembali oleh Allah di jannahNya, aamiin. 

Dan semenjak kepergianmu, kini aku kehilangan sosok semangat sepertimu karena memang amanah yang kamu pegang pun tak sedikit, aku pun baru tahu setelah Ayu sahabat halaqohmu cerita padaku, dan kamu itu benar-benar akhwat yang tangguh dan luarbiasa, tadhiyahmu dalam dakwah membuat orang lain cemburu karena dirimu melakukannnya dengan penuh totalitas karena Allah. Pokoknya kamu kereeennn Fatimah. 
 
Cerita Indah Ayu tentangmu
Aku pun baru mengetahui saat Ayu sahabat halaqohmu bercerita tentangmu kepadaku. Beliau yang lebih lama dulu mengenalmu menurut kisah beliau banyak sekali kenangan indah saat-saat bersamamu. Kisah itu dimulai di Mushola Al Mahabah Astri A2. Saat itu ada persiapan lomba fashion show antar gedung. Dan kebetulan saat itu Ayu menjadi kordinator acara lombanya dan dirimu pun menanyakan tentang banyak hal salah satunya adalah bagaimana persiapannnya, Ayu pun bingung untuk membalasnya karena beliaupun tidak begitu mengenalmu saat itu namun yang Ayu tahu bahwa dirimu sama-sama terlibat aktif dalam Forum Angkatan 43 (ikhwah).

Dan akhirnya pun Allah yang mendekatkanmu dalam sebuah halaqoh sehingga berjalanlah komunikasi secara intens antara kamu dan Ayu. Menurut Ayu kamu memiliki sifat yang sama, yaitu sama-sama korelis. Hanya saja kalau Ayu suka banget ngomong sedangkan kamu lebih pada suka memberikan saran. Jadi Ayu pun sangat terbantukan apabila ada kesulitan dan dirimulah yang selalu meberikan sarannya. Ingat saja ketika Ayu tidak punya uang, dirimu yang selalu meminjamkannya ataupun sebaliknya bahkan sampai ada suatu masalah kamu dan Ayu sering mendiskusikannya entah itu amanah ataupun masalah dalam kelompok liqomu. Dan ketika kamu pergi, Ayu pun sangat merasakan kepedihannya yang mendalam karena kenangan yang ada dalam benaknya bahwa dirimu adalah salah satu akhwat yang sudah dapat dipercaya, sekaligus sahabat yang selalu menasihati dan saling menjaga ukhuwah.

Flashback menurut kisah Ayu. Ditahun 2011 merupakan tahun yang sangat berat, karena kebanyakan dari personil liqonya ketika itu banyak ingin segera lulus, segera menikah, dan mencari kerja. Akhirnya semua galau. Namun cuma dirimulah menurut Ayu yang masih tetap mengemban amanah di kampus walau ada Dani juga tapi tetap kamu yang paling oke. Dimasa transisi itu, hampir tiap malam Ayu dan kamu menghabiskan sharring, curhat, dan makan bareng. Entah itu berdua, ataupun bertiga sama Dani, ataupun rame-rame dengan mantan masul’ah pusat atau yang lainnya. Hingga kenangan yang lainnya pun kamu turut menemaninya dari mulai sidang skripsi hingga kamu pun datang diacara bahagianya (walimatul 'ursy) di Nganjuk Jawa Timur padahal saat itu sudah dilarang untuk tidak datang tapi kamu malah datang. Dan ternyata disaat jalan berdua yang lalu saat GESIT di Neglasari kemarin. Kita berdiskusi tentang banyak hal antara lain mendiskusikan tentang amanah, kampus, pemilu dan lainnya. Ternyata sejam itu menjadi kenangan terakhir yang Ayu rasakan.

Hanya doa tulus yang terucap untukmu sahabat, semoga Allah menerima segala amal shalihmu. Aamiin.

Allahumagfirlaha warhamha wafiiha wa fuanhha
(Ya Allah, ampunilah dosanya, berilah rahmatMu ke atasnya, sejahtera dan maafkanlah.  Aaamiin)
 
Kepergianmu mengingatkan kami semua...
Bahwa kematian tak ada satupun orang yang mengetahuinya,
Kapan dan dimana pun kita berada
Hanya Allahlah Yang Maha Mengetahui
Sahabatku walau ragamu tak bersama kami lagi,
Kami selalu ingat akan perjuanganmu dalam dakwah ini
Selamanya kami rindu padamu
Semoga Allah mengumpulkan kita kembali
di SyurgaNya kelak...
Selamat Jalan wahai sahabatku...


Catatan Alzena Valdis Rahayu
Bogor, 23 Maret 2014