Kedekatan
Rendi dengan Tia membuat kedua orangtua Rendi ingin menyekolahkan Tia di IPB
karena Tia anak yang rajin, penurut, dan cerdas. Awal kedekatannya itu dimulai
dari hobi yang sama yaitu basket dan bertemu di alun-alun Serang sekedar
latihan.
Memang
Tia anak yang cantik, ramah, cerdas dan tahun ini menjadi murid berprestasi,
selain itu juga anaknya sederhana, dan berjilbab panjang. Melihat hasil
kelulusan yang memuaskan, akhirnya Tia berniat ingin meneruskan kuliah di
Intitut Pertanian Bogor walau kedua orang tuanya tak mampu untuk membiayainya,
karena kedua orangtuanya tidak bekerja sebagai orang kantoran, namun ia tetap
berusaha.
Berbeda dengan
Rendi. Rendi yang cool, banyak fansnya di sekolahnya dan sebagai ketua osis,
memiliki niatan untuk menerusakan kuliahnya di UGM Yogyakarta. Terang saja
karena keberadaan orangtuanya yang banyak duit membuat Rendi mampu untuk
meneruskan pendidikannya yang lebih tinggi lagi agar bisa menjadi orang sukses.
****
“Miih.., Rendi pergi dulu yah, mau
tanding basket,”Rendi memanggil Mamihnya dari teras depan.
Rendi
pergi tanpa mendengar jawaban ibunya yang sibuk masak di dapur. Tiba di SMAN 2
Serang, Rendi terkejut bertemu dengan gadis berjilbab membawa bola basket, yang
kedua kalinya.
“Asli gadis ini unik banget,” Rendi sambil menatap
tajam ke arah Tia.
“Gile jago juga main basketnya,” hatinya bergumam. Rendi memandang wajah gadis
itu sampai tak berkedip seperti orang jatuh cinta. Seumur hidup Rendi belum pernah
melihat gadis berjilbab panjang bermain basket dengan hebat, mana banyak orang
yang nonton, wah salut gue sama dia, gumamnya Rendi lagi-lagi. Rendi langsung mendekati ke
arah lapangan basket untuk berkenalan.
“Hai,
kenalkan nama saya Rendi Adi Darmasyah.” Rendi sambil menjulurkan tangannya.
Tia
hanya membalas dengan senyum yang ramah.
“ Mau tanding yah?”
“Iya.” Jawab Tia.
Tia tidak menyangka bakal bertanding dengan SMA
cowok keren tadi.
Detik-detik pertandingan akhirnya regu putri SMAN
I dan SMAN 2 saling mengejar skor. Tepat satu jam akhirnya disudahilah, regu
SMAN 2 Serang regu Tia yang menjadi pemenangnya. Semua bahagia terpancar dari
auora yang penuh girang melihat SMANya menyandang
juara
***
Tiba dirumah ada Sela yang sudah menunggunya
sebelum pukul sepuluh lebih lima belas menit. “Wah Sel tumben udah datang
biasannya elo paling ngaret kalo janjian, yang lain mana, Sisi en Sasa?” Tanya
Tia sambil melepaskan tali putih sepatunya diteras.
“Sela hanya menggelengkan kepalanya saja dan
bilang sepertinya mereka masih dijalan Ya.”
“ Iya belum datang, dari tadi hanya Sela disini,”
Ibu Tia ikut nimbrung sambil membawakan minuman untuk Sela. Tiba-tiba handphone Tia
berbunyi.
Lalu diangkat
oleh Sela.
“Iya
dimana Si?”Tanya Sela.
“Gue kecelakaan Sel,”
“ Apa?.” Kaget Sela
“Iya, sorry gue ngak jadi ikut kerja kelompok,
tolong bilangin Tia yah?
“Terus keadaan elo gimana en, Sasa?”
“Alhamdulillah gue en Sasa selamat Sel.”
“Sekarang dirumah sakit mana biar nanti gue en Tia
kesana?’
“Rumah Sakit Medika,”
“Oke ntar gue salamin ke Tia.” Ditutup dengan salam, lalu
Sela menjawabnya dengan wa’alaykumussalaam.
“Tia
buruan Sisi dan Sasa kecelakaan,”
“Apa,” Tia panik dan terkejut.
“Terus keadaannya gimana?”Tia masih panik.
“Kata Sisi sih baik aja.” Ya udah kita cabut ke Rumah
Sakit. Tia mengeluarkan uang celengannya.
***
Sampai di Rumah Sakit, alhamdulillah Sisi dan Sasa selamat dan masih bisa
tertawa.
“Alhamdulilah Si, Sa elo selamat,” ucap Tia pada
sahabatnya itu.
Dan akhirnya mereka
berempat tersenyum bahagia dengan keharuan suasana. Mereka berempat adalah
sahabat yang dimulai dengan satu sekolah, satu kelas, satu komplek, satu
tujuan, satu hati, satu cita-cita dan satu cinta. Mereka berempat ingin
mengejar targetan untuk masuk IPB yang banyak orang menginginkannya kesana.
Setelah pengumuman kelulusan SMA kemarin, mereka ingin melanjutkan keperguruan
tinggi.
Tia
saat itu bahagia perasaannya ketika orang tua Rendi bilang kamu akan bisa masuk
IPB dengan persyaratan kamu harus sungguh-sungguh. Tia selalu mengenangnya,
berkat bantuan Allah dan doa orang-orang yang ikut mensuportnya. Terima kasih
untuk semuanya.
*Cerita
ini terinspirasi dari teman saya yang suka main basket.
By.
Alzena Valdis Rahayu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar