Hikmah Menonton Film Cinta Suci Zahrana

Pasca lebaran tanggal 24 Agustus 2012 bertepatan di hari libur sekolah, saya dan sahabat saya Jumroh dan adiknya bertemu di sebuah mall besar yang ada di kota Cilegon, sembari silaturahim, kami pun membeli tiket film layar lebar bertemakan religi dengan judul film “Cinta Suci Zahrana”, di ambil dari novel best seller milik Habiburrahman El Shirazy atau nama akrabnya Kang Abik. Cerita yang dibuat Kang Abik sungguh menyentuh banyak orang, cerita ini terjadi dalam kehidupan sehari-hari kita, dimana tokohnya adalah Dewi Zahrana yang diperankan oleh Meyda Sefira sebagai seorang dosen arsitektur di sebuah kampus Universitas Mangunkarsa Semarang yang memiliki sejuta prestasi dan terkenal berbagai karya-karyanya di sejumlah jurnal internasional namun ia agak kesulitan dalam mencari pendamping hidup (jodoh). Sehingga kedua orangtuanya malu terhadap tetangganya yang selalu menanyakan anaknya belum menikah dan belum memberi cucu untuknya. Kemudian ada salah satu dosen duda yang genit sekaligus atasan Zahrana di kampus yang menginginkan Zahrana menikah dengannya, akan tetapi Zahrana menolaknya dengan halus karena kelakuan dosen tersebut tidak pantas untuk menjadi calon suaminya, sehingga ia memundurkan diri dari kampus sebelum ia dipecat sebagai dosen. Lalu Zahrana diterima untuk mengajar di STM milik pesantren Al-Fath dan Zahrana pun masih memberikan bimbingan terhadap mahasiswanya saat ia di kampus dulu yang bernama Hasan (Miller Khan).

Karena orang tuannya sudah mendesak menginginkan anaknya menikah, akhirnya Zahrana pun tidak memilih-milih dalam kriteria pasangannya, yang terpenting bagi diri Zahrana adalah dia baik agamanya mampu menjadi imam keluarga yang selalu membimbingnya. Akhirnya Zahrana meminta bantuan terhadap Kyai Amir Shadiq (El Manik), bersama sahabatnya Nina (Citra Kirana) yang alumni pesantren untuk mencarikan jodoh untuknya. Kemudian Zahrana dipasangkan dengan Rahmad yang diperankan oleh Kholidi Asadil Alam sebagai penjual kerupuk yang sholeh. Zahrana menerima Rahmad meski latar pendidikannya sangat jauh berbeda. Namun Allah berkendak lain, hingga Rahmad calon suaminya meninggal secara tragis menjelang pernikahannya, akhirnya Zahrana pun memiliki psikis yang lemah, dan Bapaknya meninggal dunia karena serangan jantung yang dideritanya. Saat ia diopname Zahrana bertemu dengan dokter perempuan yang selalu memberikan motivasinya untuk selalu semangat, dokter perempuan tersebut adalah ibunya Hasan (Miller Khan), ternyata ibunya kenal karena Hasan sering menceritakan Zahrana sebagai dosen bimbingan skripsinya di kampus. Dan sebenarnya Hasan sangat mengagumi Zahrana saat ia dibimbing mengenai skripsinya. Setelah Zahrana sembuh, Ibunya Hasan datang ke rumah Zahrana untuk meminta jadi calon istrinya Hasan. Zahrana tidak ingin menunda-nunda waktu lagi, akhirnya ia pun menerima lamaran ibunya Hasan untuk anaknya Hasan segera menikahinya bada isya.

Subhanallah banyak hikmah yang saya dapatkan setelah menonton film Cinta Suci Zahrana walaupun memang saya belum membaca novelnya, hehe. Tapi ada pesan yang disampaikan pada penonton salah satunya sebagai berikut: bahwasanya kita dituntun untuk selalu seimbang (tawadzun) dalam hidup antara karier, pendidikan, ilmu pengetahuan dan cinta. Kemudian bersabar dalam setiap cobaan yang menimpa, jodoh dapat kita ikhtiarkan dan keputusan Allah tidak selalu sama dengan apa yang kita harapkan, pasti skenario Allah lebih indah.

Keren banget filmnya, ayo pada nonton pokoknya seru BGT, ceritanya menyentuh dan mengharukan. Cintamu karena Allah. J

 

Lirik Lagu Cinta Suci Zahrana

Zahrana lukisan cinta suci
Nelangsanya hatimu sepi,
senyummu tetap dalam ikhlas
Biar lama menanti tetap hati berpegang,
cintamu suci

Zahrana risalah cinta suci
Cintamu hanya karena Allah
walau dingin hati membeku
Menggunungnya hinaan,
sebutan perawan tua,
cintamu tetap suci

Sebut nama-Nya, dekat dengan-Nya, pinta pada-Nya
Segala perkara hidup dan cintamu indah pada waktunya
Takdirkan cinta atas restu-Nya, atas pilihan-Nya
Serahkan seluruh urusan cinta dan hidup hanya pada Allah, zahrana

Cilegon, 25 Agustus 2012

                                                  Hasan dan Zahrana