"Sesungguhnya kita semua
adalah milik Allah dan kita semua akan berpulang kepadaNya"
Sahabat
baru ku kini telah pergi. Yahh ketika aku membuka sebuah pesan WhatsApp dari beberapa Grup yang aku ikuti, salah satunya adalah grup “Odoj Akhwat 22” mengabarkan
bahwa sahabatku Fatimah Khairunisa telah wafat dikediamannya di Purwerejo Jawa
Tengah tepatnya pada tanggal 6 Maret 2014 yang lalu. Lemes rasanya dengar kabar itu. Aku
masih belum percaya saja bahwa beliau telah pergi untuk selama-lamanya. Airmataku
pun jatuh dengan perlahan membasahi wajah, untung
saja saat itu aku tidak berada ditempat keramaian saat membaca pesan duka itu.
Bersyukurku
Mengenalmu
Sahabatku walau kau sudah pergi jauh, izinkanku untuk cerita tentangmu sedikit saja. Aku ingin mengenang
saat-saat pertama kali ku mengenalmu. Dimulai dari mana yahh? Aku jadi lupa,
hehe. Baik pertama kali aku bertemu denganmu kalau tidak salah ingatanku saat kita
berada dalam majelis ilmu tepatnya di Masjid Al-Hurriyyah IPB Bogor di
Ruang Asma, saat itu aku dapat ta’limat dari Murrobiyahku untuk hadir dalam
majelis ilmu yang sudah diagendakan sebelum-sebelumnya. Tapi aku belum sempat
ngobrol dengan kamu saat itu, hanya senyum saja dari kejauhan. Hmm.
Memang terasa
singkat pertemuan itu dan aku pun masih terbilang baru di lingkungan tarbiyah ini. Maklumlah pindahan, Hehe. Kesan pertama aku
mengenalmu rasanya bahagia. Dan setiap bulan sekali pasti aku dan kamu bertemu disebuah
majelis ilmu yang sudah menjadi agenda rutin tiap bulannya oleh DPC PKS Dramaga
Bogor, entah itu agenda tatsqif, jalasah ruhiyah atau yang lainnya, yang pasti aku
selalu bertemu dengan kamu disetiap pertemuan, dan terakhir kali kita ketemu saat
itu di agenda GESIT (gerakan silaturahim) disebuah desa yang tidak jauh dari
lingkungan kampus IPB kalau tidak salah nama desa itu Cikarawang dekat dengan
rumah Ibu Lisda mantan dosen IPB yang sekarang sibuk menjadi ibu Kepala Sekolah SMPIT
Nurul Fajar tempat dimana kamu mengajar saat itu. Yahh dipertemuan itu aku sempat
ngobrol denganmu dan kamu pun saat itu sedang sibuk mengambil amunisi untuk GESIT dan masih
ingat pula ketika itu kamu juga yang memberikan aku konsumsi untuk sarapan sebelum GESIT dan ternyata pula senyum dan semangatmu kala itu adalah terakhir yang aku lihat. Fatimah, aku rindu padamu. Hiks...hiks.
Sebelum kamu jatuh
sakit, aku pun pernah merespon pertanyaanmu disebuah grup ODOJ Akhwat 22 via WhatApp kalau tidak salah saat itu
kamu bertanya tentang start tilawah
mulai jam berapa sampai jam berapa ke admin tapi malah aku yang jawab saat itu.
Hehe. Dan aku baru sadar bahwa itu adalah komunikasi terakhir kali denganmu. Aku
jadi rindu kamu, Fatimah. Semoga kita dipertemukan kembali oleh Allah di
jannahNya, aamiin.
Dan semenjak kepergianmu, kini
aku kehilangan sosok semangat sepertimu karena memang amanah yang kamu pegang
pun tak sedikit, aku pun baru tahu setelah Ayu sahabat halaqohmu cerita padaku,
dan kamu itu benar-benar akhwat yang tangguh dan luarbiasa, tadhiyahmu dalam dakwah membuat orang lain cemburu karena dirimu melakukannnya dengan penuh totalitas karena Allah. Pokoknya kamu kereeennn Fatimah.
Cerita
Indah Ayu tentangmu
Aku pun baru mengetahui
saat Ayu sahabat halaqohmu bercerita tentangmu kepadaku. Beliau yang lebih lama
dulu mengenalmu menurut kisah beliau banyak sekali kenangan indah saat-saat bersamamu.
Kisah itu dimulai di Mushola Al Mahabah Astri A2. Saat itu ada persiapan lomba fashion show antar gedung. Dan kebetulan
saat itu Ayu menjadi kordinator acara lombanya dan dirimu pun menanyakan
tentang banyak hal salah satunya adalah bagaimana persiapannnya, Ayu pun
bingung untuk membalasnya karena beliaupun tidak begitu mengenalmu saat itu namun
yang Ayu tahu bahwa dirimu sama-sama terlibat aktif dalam Forum Angkatan 43 (ikhwah).
Dan akhirnya pun Allah yang
mendekatkanmu dalam sebuah halaqoh sehingga berjalanlah komunikasi secara intens antara kamu dan Ayu. Menurut
Ayu kamu memiliki sifat yang sama, yaitu sama-sama korelis. Hanya saja kalau
Ayu suka banget ngomong sedangkan kamu lebih pada suka memberikan saran. Jadi
Ayu pun sangat terbantukan apabila ada kesulitan dan dirimulah yang selalu
meberikan sarannya. Ingat saja ketika Ayu tidak punya uang, dirimu yang selalu
meminjamkannya ataupun sebaliknya bahkan sampai ada suatu masalah kamu dan Ayu
sering mendiskusikannya entah itu amanah ataupun masalah dalam kelompok liqomu.
Dan ketika kamu pergi, Ayu pun sangat merasakan kepedihannya yang mendalam
karena kenangan yang ada dalam benaknya bahwa dirimu adalah salah satu akhwat
yang sudah dapat dipercaya, sekaligus sahabat yang selalu menasihati dan saling
menjaga ukhuwah.
Flashback
menurut kisah Ayu. Ditahun 2011 merupakan tahun yang sangat berat, karena
kebanyakan dari personil liqonya ketika itu banyak ingin segera lulus, segera
menikah, dan mencari kerja. Akhirnya semua galau. Namun cuma dirimulah menurut Ayu yang masih tetap mengemban
amanah di kampus walau ada Dani juga tapi tetap kamu yang paling oke. Dimasa transisi itu, hampir tiap malam
Ayu dan kamu menghabiskan sharring,
curhat, dan makan bareng. Entah itu berdua, ataupun bertiga sama Dani, ataupun
rame-rame dengan mantan masul’ah pusat atau yang lainnya. Hingga kenangan yang
lainnya pun kamu turut menemaninya dari mulai sidang skripsi hingga kamu pun datang diacara bahagianya (walimatul 'ursy) di Nganjuk Jawa Timur padahal saat itu sudah dilarang untuk tidak datang tapi kamu malah datang. Dan ternyata disaat jalan berdua yang lalu saat GESIT di Neglasari kemarin. Kita berdiskusi
tentang banyak hal antara lain mendiskusikan tentang amanah, kampus, pemilu dan lainnya. Ternyata sejam itu menjadi
kenangan terakhir yang Ayu rasakan.
Hanya doa tulus yang terucap untukmu sahabat, semoga Allah menerima segala amal shalihmu. Aamiin.
Hanya doa tulus yang terucap untukmu sahabat, semoga Allah menerima segala amal shalihmu. Aamiin.
Allahumagfirlaha warhamha
wafiiha wa fuanhha
(Ya Allah, ampunilah
dosanya, berilah rahmatMu ke atasnya, sejahtera dan maafkanlah. Aaamiin)
Kepergianmu
mengingatkan kami semua...
Bahwa
kematian tak ada satupun orang yang mengetahuinya,
Kapan
dan dimana pun kita berada
Hanya
Allahlah Yang Maha Mengetahui
Sahabatku
walau ragamu tak bersama kami lagi,
Kami
selalu ingat akan perjuanganmu dalam dakwah ini
Selamanya
kami rindu padamu
Semoga
Allah mengumpulkan kita kembali
di
SyurgaNya kelak...
Selamat
Jalan wahai sahabatku...
Catatan
Alzena Valdis Rahayu
Bogor,
23 Maret 2014