Hari libur tepatnya tanggal merah kemarin, aku bersama teman-teman di Bogor khususnya pementor dan mentee (peserta mentoring) menuju Taman Nasional Gunung Halimun Salak atau Gunung Bunder baik ikhwan dan akhwat. Sungguh pesonanya pagi itu, baru pertama kali aku mendapat pengalaman baru refreshing di daerah Ciampea-Bogor Jawa Barat. Tempat wisata ini recommendeed, subhanalloh kerreeenn, viewnya nggak bisa aku ungkapkan dengan kata-kata, aku terus bertasbih kepadaNya sambil memandangi dedaunan yang masih segar dan hijau serta terdapat pepohonan yang rindang nan indah diantaranya ada pohon damar (Agathis dammara), pohon pinus (Pinus perkusii), pohon cemara(Casuarina junghuniana) yang menjulang tinggi, serta beberapa pohon yang lainnnya. Selain itu juga ada beberapa air terjun atau curug yang menjadi tempat wisata dan paling banyak dikunjungi orang. Curug yang paling dikunjungi disini adalah curug Seribu. Selain curug Seribu ada juga curug-curug lainnya yang aku masih ingat adalah curug Ngumpet, curug Goa Lumut, dan curug Cihurang. Banyak tempat penginapan juga atau Villa yang menjadi pilihan orang-orang untuk stay sejenak disini. Kemarin cukup ramai terutama dari Jakarta dengan keluarganya untuk melepaskan penatnya di Villa. Serta rumah sederhana dan warung-warung kecil yang didirikan oleh warga aslinya yang tinggal menetap di sana, terlihat juga ladang hijau dengan beraneka ragam botaninya. Tak ketinggalan juga tempat ibadah juga ada disini yaitu Mushola yang bersih dan nyaman.
Suasananya dingin nan sejuk, tak lupa jaket atau sweater tebal selalu dikenakan. Pokoknya dingin banget deh suasananya. Kegiatan ini full refreshing di dalamnya ada training motivasi, diskusi, dan outbond. Sungguh menyenangkan bagi panitia maupun peserta. Tapi ada yang membuat aku sedih dan rindu bersama sahabatku, dan adik-adikku yang ada di sana, di sana, dan di sana. Menjemput Kenangan. Suasananya pernah aku alami bersama sahabatku dan adik-adiku disana. Dilantunkannya musik nasyid yang membuat kita semangat dan haru. Sekelumit pengalamanku.
Ketika masuk UNTIRTA, aku terjerumus dalam organisasi islam di kampus pada tingkat pertama namanya Lembaga Dakwah Kampus Baabussalam UNTIRTA. Benar-benar bersyukur aku bisa masuk di Lembaga ini bertemu dengan saudara tercinta yang punya semangat tinggi, baik, sopan, santun, ramah dan bersyukurnya bisa membawa aku lebih baik lagi dan mengingatkan kita kepada Alloh SWT. Rindu rasanya untuk berkumpul dengan mereka, saling senyum, salam dan sapa bila bertemu, jika ada kegiatan kita aktif terlibat menjadi peserta atau pun panitianya, pemateri yang luar biasa dihadirkan membuat aku termotivasi serta taujih-taujih yang disampaikan sehingga aku ingat akan kehidupan akhirat dan berkurangnya sifat sombong sebagai manusia dimuka bumi ini karena apa yang kita punya adalah pemberianNya.
Curhatku pada yang Maha Pemberi Segala Kenikmatan
Dengan air mata yang tak henti-hentinya berjatuhan saat pertama aku bergabung dengan saudara-saudara di Bogor, paling mengharukan lagi, kami terpisah dalam satu lingkaran yang indah disebut halaqoh (pengajian). Setiap pertemuan pasti ada perpisahan, kedua kata ini tidak bisa terpisah. Kini yang aku alami sekarang, dengan saudara baru, murobiah baru, materi baru, amanah baru, targetan baru, suasana baru, lingkungan baru dan serba baru. Menyesakan dada memang berpisah dengan kalian. Ohhh sahabat, apakah kau pun demikian memiliki perasaan yang sama dengan apa yang aku alami disini??? Semoga ini yang terbaik untuk kita semua. Aku tidak tahu kapan kita bisa bersama-sama seperti dulu lagi.
Ya Alloh kenapa Kau pisahkan aku dengan mereka....
Sejujurnya aku tak sanggup untuk berpisah
Aku sayang mereka....
Mereka adalah sahabat terbaik yang aku miliki....
Yang memberi aku ilmu, cerita, canda, tawa, kesedihan, kebahagiaan, ketenangan, dan motivasi
Kalau pun Kau menggantikan mereka
Tidak ada yang sama dengan sahabatku ini
Ya Robb jangan pisahkan kami...
Tolong jangan pisahkan ...
Aku rindu lingkaran itu....
“AKU RINDU”
Dikutip dari ustadz kita (alm. Ust. Rahmat Abdullah)
Aku Rindu Zaman...
Ketika Halaqah adalah Kenikmatan, Bukan Sekedar Sambilan Apalagi Hiburan
Aku Rindu Zaman....
Ketika Membina adalah Kewajiban, Bukan Pilihan Apalagi Beban dan Paksaan
Aku Rindu Zaman...
Ketika Dauroh Menjadi Kebiasaan, Bukan Sekedar Pelengkap Pengisi Program yang Dipaksakan
Aku Rindu Zaman...
Ketika Tsiqoh Menjadi Kekuatan, Bukan Keraguan Apalagi Kecurigaan
Aku Rindu Zaman...
Ketika Tarbiyah adalah Pengorbanan, Bukan Tuntutan, Hujatan dan Objekan
Aku Rindu Zaman...
Ketika Nasehat Menjadi Kesenangan, Bukan Su’udzhon atau Menjatuhkan
Aku Rindu Zaman...
Ketika Kita Semua Memberikan Segalanya Untuk Dakwah Ini
Aku Rindu Zaman...
Ketika Nasyid Ghuraba Menjadi Lagu Keseharian
Aku Rindu Zaman...
Ketika Hadir Liqo adalah Kerinduan dan Terlambat adalah Kelalaian
Aku Rindu Zaman...
Ketika Malam Gerimis Pergi ke Puncak Mengisi Dauroh dengan Ongkos Terbatas dan Peta Tak Jelas
Aku Rindu Zaman...
Ketika Seoarang Ikhwah Benar-benar Berjalan Kaki 2 jam di Malam Buta Sepulang
Tabligh Dakwah di Desa Sebelah
Aku Rindu Zaman...
Ketika Pergi Liqo Selalu Membawa Infaq, Alat Tulis, Buku Catatan dan Qur’an
Terjemah ditambah Sedikit Hafalan
Aku Rindu Zaman...
Ketika Binaan Menangis Karena Tak Bisa Hadir di Liqo
Aku Rindu Zaman...
Ketika Tengah Malam Pintu Diketuk untuk Mendapat Berita Kumpul di Subuh Harinya
Aku Rindu Zaman...
Ketika Seorang Ikhwah Berangkat Liqo dengan Uang Belanja Esok Hari untuk Keluarganya
Aku Rindu Zaman...
Ketika Seorang Murabbi Sakit dan Harus dirawat, Para Binaan Patungan Mengumpulkan Dana Apa Adanya
Aku Rindu Zaman Itu...
Yaa Robb… Jangan Kau Buang Kenikmatan Berdakwah dari Hati Kami
Yaa Robb… Karuniakanlah Kepada Kami,Keistiqamahan di Jalan Dakwah Ini
“Selalulah bersama kebenaran, walau pun engkau sendirian, teruskan perjuanganmu, jadilah yang terbaik ”. Kata ini yang membuat aku survive.
Koq jadi sedih sihh (hiks..hiks..hiks)?? Afwan yahh. Aku teringat dalam memori, kenangan itu selalu ada sampai kapan pun. Mungkin cukup sekian ceritanya, thank you sudah mau membaca curhatan penulis. Hehe.
Disudut kamar, Bogor 26 Februari 2012
Ririn Rahayu sedang kangen dengan sahabat-sahabatnya yang kini agak jauh karena jarak yang memisahkan. Serta adik-adikku yang manis penuh semangat dalam mencari ilmu. Aku sayang kalian semua karena Alloh swt semoga Alloh senantiasa menjaga keistoqomahan kita, di manapun kita berada. Aamiin ya Robbal’alamin.