Sering kali mendengar pengibaratan mahasiswa sebagai agent of change atau agen perubahan, cadangan masa depan, sekaligus
kontrol sosial. Dikatakan seperti itu karena mahasiswa adalah kaum intelektual
dengan pengetahuan keilmuan di atas pelajar sekolah. Pernyataan ini hanya bagi
kalangan mahasiswa yang benar-benar jatuh hati pada dirinnya sendiri, dalam
mewujudkan kewajibannya sebagai mahasiswa yang akan diperlukan untuk masa
depan.
Untuk mewujudkan itu mahasiswa harus jatuh hati dulu
untuk membaca, baik artikel di internet yang memberikan informasi pengetahuan,
buku tentang keilmuan, majalah, novel, ataupun koran yang dapat memberikan
manfaat. Seseorang yang jatuh hati membaca, biasannya pengetahuan yang didapat
memberi efek besar pada kehidupan, seperti orang yang belum tahu menjadi tahu,
dibanding dengan mahasiswa yang gemar SMS-an, telponan atau bergosip yang tidak
jelas tujuannya, sangat jauh diharapkan sebagai stok masa depan. Jadi betapa
pentingnya membaca.
Mahasiwa Versus Pelajar
Jelas saja berbeda mahasiswa dengan
pelajar. Saya pikir ada beberapa faktor yang membedakannya. Antara lain ;
sikap, pengalaman, dan cara berpikir.
Sikap ;
mahasiswa seharusnya lebih dewasa dan lebih terlihat dalam hal jati diri,
ketika berada di luar maupun dalam kampus. Sedangkan pelajar cenderung bersikap
masih manja atau childies dan belum terlihat siapa diri sebenarnya.
Pengalaman ;
pengalaman yang didapat menjadi mahasiswa sudah banyak mulai mengenali karakter
orang yang berbeda daerah, agama, dan budaya. Pengalaman organisasi mahasiswa
lebih banyak daripada pelajar, karena pergaulan di kampus dalam skala luas, mau
tidak mau harus pandai memilih teman dalam bergaul, karena akan berdampak besar
terhadap perilaku baik buruknya seseorang. Mahasiswa biasanya mudah lepas
kontrol karena jauh dari orangtua, sehinggga dikatakan mandiri. Namun
kenyataannya sekarang mahasiswa yang mandiri atau jauh dari orangtua lebih pada
pergaulan yang bebas, dan ini akan memberikan efek yang buruk, terutama untuk
dirinnya sendiri, orangtua serta orang lain. Dengan contoh pergaulan bebas,
narkoba atau minum alkohol yang dapat memabukkan dan ketagihan.
Terakhir cara
berpikir; mahasiswa sudah mengerti
mana yang harus dilakukan dan yang tidak. Jadi cara berpikir mahasiswa cukup
dewasa dan sulit untuk dipengaruhi, kecuali mahasiswa yang memang tidak punya
pendirian. Sedangkan anak sekolah masih kurang konsisten pada keputusan yang ia
ambil, terkadang bimbang dan mudah dipengaruhi.
Manakah yang Lebih Penting, Buku atau Pulsa?
Teknologi semakin canggih, dan
kehidupan dari masa ke masa mengalami perubahan, dimana perubahan kehidupan
masyarakat yang selalu ingin serba instan. Dari majalah Annida edisi Maret 2008
dijelaskan, remaja sekarang lebih senang membeli pulsa dibanding membeli buku,
padahal manfaatnya bagi kalangan remaja jika membeli buku sangat positif pada
pendidikan, dibanding pulsa yang lebih sedikit manfaatnya dan tidak tahan lama
pemakaiannya. Pada majalah ini tertulis, anak remaja musuhan sama buku, gimana
pendapat anda mengenai hal ini? Mungkin jawabanya sangat disayangkan sekali
kalau remaja sekarang jauh dari yang diharapkan oleh bangsa kita sebagai
penerus kehidupan yang lebih baik nantinya.
Kesadaran yang Harus Dibangun
Betapa pentingnya kesadaran
masyarakat kampus tentang arti membaca dan manfaat dari membaca. Membaca tidak
memerlukan tenaga yang kuat dan pikiran yang dapat menguras otak. Membaca juga
dapat melatih diri dalam mengasah kemampuan, sejauh mana yang ia tahu dan yang
belum diketahuinya.
Bahkan perintah membaca juga tertera
dalam Al-Qur’an, surah al-Alaq ayat pertama yang artinya, “Bacalah dengan
(menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan”. Jadi membaca sebenarnya sudah
selayaknya dimulai sejak kecil, saat duduk di bangku TK, SD sampai akhir hayat.
Membaca yang bunyinya Iqro merupakan perintah yang salah satunya sangat
dianjurkan bagi manusia. Manfaat membaca selain mudah dilakukan semua orang
antara lain menambah pengetahuan, menambah rasa percaya diri dengan dibekali
ilmu pengetahuan, memilki rasa humor, berani mengeluarkan pendapat, dan
disenangi banyak orang tentunya karena wawasan yang luas.
Perpustakaan yang Nyaman dan Lengkap
Perpustakaaan yang nyaman dan lengkap
merupakan idaman semua orang, karena di dalamnya memberikan ketenangan bagi
pembaca atau pengunjung. Menurut Hafidi ZA dalam artikel Radar Banten
menumbuhkan minat baca bisa melalui perpustakaan, karena perpustakaan merupakan
sarana mendapatkan berbagai ilmu pengetahuan. Tentunya buku-buku yang tesedia
tidak hanya buku bedasarkan kurikulum tapi juga berhubungan dengan pengetahuan
umum.
Sementara menurut Prof. Yoyo Mulyana
mantan Rektor Untirta, perpustakaan tak hanya sebagai tempat peminjaman buku
yang apa adannya, tapi sebagai tempat pembelajaran yang lengkap, dan
perpustakaan yang dinginkan adalah lengkap dan nyaman sehingga dapat memberikan
dampak positif dalam menumbuhkan budaya literasi. Jika sudah menjadi kebiasaan,
akan merambat mencoba kebiasaan lainnya yakni menulis.
Mahasiswa Aktif Pandai Memanfaatkan Waktu
Sudah dijelaskan sebelumnya mahasiswa
lebih banyak menyerap ilmunya karena waktu belajar mereka bertambah. Di bangku
perkuliahan, ilmu yang diberikan semakin tinggi dan jauh berbeda dengan
pelajar, waktunya pun dinamis, tidak terikat aturan waktu. Seperti halnya
dengan tugas wartawan, yang selalu dikejar deadline.
Walaupun tugasnya sudah selesai yang satu dalam meliput berita, ketika ada
kejadian yang mendadak, mau tidak mau harus meliput lagi ke lapangan. Artinya
mahasiswa juga demikian, waktu kuliah bersifat dinamis dan singkat. Mau tidak
mau kita sebagai mahasiswa harus pandai mengatur waktu. Apalagi mahasiswa yang
sambil kerja atau organisasi, harus benar-benar bisa memanage waktunya dengan maksimal.
Di tengah kesibukan mahasiswa dalam
organisasi kampus, cukup banyak terlihat, dengan sebutan aktivis kampus, dan
kemana-mana membawa atau mengenakan jas almamater menunjukan dia aktif di
organisasi. Memang mahasiswa yang berorganisasi mempunyai nilai tambah
dibanding mahasiswa yang hanya kuliah-pulang kalau disingkat kata orang
kupu-kupu. Mahasiswa yang aktif berorganisasi, pengetahuannya semakin
bertambah. Selain di bangku perkuliahan ia juga mendapatkan pengetahuannya di
organisasi dan berbeda dengan mahasiswa yang sekedar ngampus saja, dari dia
berbicara lebih berani, mengeluarkan pendapat dan berpenampilan yang cool dan gaul. Mungkin banyak juga orang beranggapan
mahasiswa yang berorganisasi itu lebih lama lulusnya, tapi tidak semua
organisator seperti itu. Kenapa? Karena di saat kesibukannya yang padat dan
waktu yang sebentar, mahasiswa organisator meluangkan waktunya untuk membaca
buku walau hanya setengah jam bahkan sepuluh menit. Membaca merupakan gudanganya
ilmu pengetahuan. Jadi ada baiknya juga mahasiswa aktif berorganisasi
mendapatkan pengetahuan dari membaca, entah baca koran, majalah atau buku-buku
keilmuan. Yang terpenting adalah ada keinginan menjadi mahasiswa yang aktif
berorganisasi dan juga aktif membaca, baik dalam kondisi sesibuk apapun
sehingga membuktikan organisator bukan lagi mahasiswa abadi tapi mahasiswa yang
paling pandai memanfaatkan waktu dan lulus dengan terbaik.
Justru yang disesalkan, tipe
mahasiswa yang pasif di kampus, dia hanya mendapatkan pengetahuannya lebih
sedikit dari kuliah. Padahal kuliah yang diberikan dari dosen kurang puas untuk
memenuhi kebutuhan orang yang memiliki predikat intelektual seperti mahasiswa.
Dalam hitungan hari kuliah yang didapat hanya 25 %, selebihnya mencari sendiri.
Itupun kalau hanya ada tugas saja rajin untuk datang ke perpustakaan, sekadar
mencari referensi dan membaca sebentar. Tipikal mahasiswa seperti ini jumlahnya
lebih besar dibanding mahasiswa organisator. Dalam hal pergaulan pun lebih
sempit, karena yang dikenalnya hanya ruang lingkup fakultas atau jurusan,
sebaliknya organisator mengenali semua fakultas dan banyak yang mengenalinya
sebagai aktivis.
Jadi, mumpung masih ada kesempatan atau waktu untuk
mengejar tujuan kita sebagai agent of change atau cadangan masa depan,
memperbaiki keadaan bangsa dan negara melalui semangat membaca.
** Penulis sedang iseng membuat artikel
2 komentar:
tapi gimna caranya buat negbuat mood baca tuh muncul teh ??
Kalo emang lagi kurang mood, te2h saranin jangan dipaksain buat baca, karena bikin kita ga masuk apa yg kita baca nantinya percuma kan. Untuk mengatasi itu te2h pribadi biasanya mengganti aktifitas lain, misalnya gini yang tadinya kita sedang asyik baca tiba-tiba jadi BT maka ganti aktifitas tersebut yang membuat kita jadi refresh bisa dengan chatingan sama temen via email, FB, atau nulis, atau yang suka nonton bisa juga tuh nonton dulu untuk meredakan bad mood, setelah itu baru deh buka lagi bacaan yang akan kita baca, gitu de, semoga bermanfaat yahhh ^_^
Posting Komentar