Agenda tastqif kali ini dilakukan setiap sebulan dua kali sepertinya agak
intens kegiatan saya di Bogor dibanding dulu, entah apa pun yang saya rasakan
selalu saya nikmati dengan syukur. Alhamdulillah ahad ini bisa bertemu dengan
saudara-saudara yang ada di Bogor dengan ukhuwah yang indah. Acara tastqif ini
dimulai pukul delapan pagi sampai dengan waktu adzan dzuhur berkumandang lalu
acara selesai dengan saling sapa dan salam.
Acara
yang diikuti ikhwan dan akhwat ini dengan hijab. Semua materi diberikan cukup
memotivasi saya untuk rajin dan senang dalam berdakwah, karena pemateri yang
pertama yang di sampaikan Ustadz Salim mengenai Kisah Nabi Nuh dalam Al-Qur’an
tentang dakwah dalam menghadapi umat dan kelurganya yang belum atau tidak
beriman kepada Allah SWT. Banyak penjelasan atau kisah yang menarik yang
terkandung dalam Al-Qur’an. Ada point terpenting yang saya ingat dalam
dakwahnya Nabi Nuh yaitu:
- Menyeru
pada tauhid dan meninggalkan kesyirikan
- Mengingatkan
siksa hari akhir
- Persaudaraan
dalam islam
Lalu
kisah dari Nabi Nuh dapat kita ambil ibrohnya dalam mengemban dakwahnya yaitu:
- Tawakal
kepada Allah SWT
- Mengajarkan
Kesabaran, dan
- Mengajarkan
keihklasan.
Saya
simpulkam bahwasanya kita dalam berdakwah mesti memiliki rasa kesabaran agar
kita dapat mengajak saudara kita dalam keadaan beriman, walaupun berat
rintanganya tapi hadapi dengan sabar dan ikhlas. Nabi Nuh juga tawakal kepada
Allah setelah ikhtiar sudah dilakukan dalam dakwanya kepada keluarganya namun
tetap saja dari keluarganya enggan beriman kepada Allah SWT. Sambil menunggu
pemateri berikutnya (sesi 2). Lalu panitia memutarkan video film yang
sebelumnya saya juga sudah pernah meontonnya, tapi kenapa dengan melihat film
tadi jadi semakin semangat lagi. Beruntunglah saya dapat bersama mereka,
inti dari film tadi adalah tidak pernah bosan untuk menasihati dalam
kebaikan di manapun kita berada dengan cara yang lembut atau perlahan-lahan.
Lalu
pemateri selanjutnya adalah tentang Hakikat Mengenal Sejarah. Dan pada saat
acara berlangsung beliau meminta peserta tastqif untuk mengeluarkan kertas dan
menuliskan Visi hidup pada 100 tahun kedepan serta 10 karakter positif tentang
harapan kedepan pada keluarganya, dan anak-anaknya kelak. Hal ini penting
karena ini adalah cita-cita umat muslim yang memiliki tujuan yang jelas
kedepannya. Semua harapan yang ditulis pasti tidak ada yang jelek, pasti semua
baik-baik. Oleh karena itu berusahalah untuk dapat mencapainya, insya Allah
suatu saat nanti harapan itu dapat tercapai. Usai simulasi lalu kita semua
menyimak pemamparan Ustadz Fauzi tentang Hujatul Islam dari
sejarah beliau yang bernama Abdul Qadir ‘Audah dengan kelahiran pada (1324-1373
H). Sekilas menceritakan beliau adalah sosok orang yang cerdas dengan
kepribadiannya yang baik, hati yang bersih, tidak suka hidup mewah, saat
mudanya anti terhadap segala kemungkaran. Dan beliau juga pernah diangkat
menjadi anggota parlemen, dan merangkap menjadi hakim di pemerintahan
Mesir. menyukai bacaan ilmu hukum dan beliau selalu menegakkan
keadilan dan kebenaran. Pokoknya jika hati dan jiwa yang ikhlas maka akan
membuahkan hasil kemenangan untuk islam.
#Semangat
dalam menebarkan kebaikan walau sendiri
Masjid
Al-Hurriyah IPB Bogor, 9 Desember 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar