“Tidak
ada dakwah yang besar tanpa tantangan besar....
Itu
momentum yang disediakan Allah untuk membesarkan dakwah.....
Itu
syarat kemenangan...”
(Presiden PKS Ustadz Anis Matta)
Ada hal yang
menarik dari kajian yang saya ikuti pekan lalu yang diadakan oleh DPC PKS
Dramaga Bogor, mudah-mudahan dapat menambah ilmu bagi kader-kader dakwahnya
yang ingin memenangkan dakwah di Pemilu 2014 ini dengan penuh harap mendapatkan
ridha Allah subhanahu wa ta'ala.
Masya
Allah. Dakwah tidak akan
pernah hidup, kecuali dengan jihad. Ketinggian dan luasnya cakrawala dakwah
menjadi tolak ukur bagi keagungan jihad di jalanNya, besarnya harga yang harus
dibayar untuk mendukungnya dan banyaknya pahala yang disediakan untuk para
aktivisnya.
“Dan berjihadlah kamu di jalan Allah dengan jihad yang
sebenar-benarnya.” (QS. Al-Hajj: 78)
Benar apa yang
disampaikan oleh Ustadz Baran Irawan selaku Sekretaris Kementerian Pertanian RI
bahwasanya dalam menjemput kemenangan dakwah ini kita mesti bekerja dengan
sungguh-sungguh sehingga Allah lah yang akan memberikannya pada kita, bahwa
kita pantas untuk mendapatkannya.
Kemenangan Itu Karunia Allah
Kemenangan itu
karunia Allah maka kita perlu menjemput kemenangan ini, bagaimanakah caranya?
Menurut Ustadz Baran kemenangan tidak akan pernah sampai atau diberikan kecuali
kepada orang-orang yang bersungguh-sungguh (berjihad) melakukannnya dengan
optimal, karena Allah ingin melihat sejauh mana kita bersungguh-sungguh untuk
mendapatkan kemenangan itu.
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga,
padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu
sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta
diguncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan
orang-orang yang beriman bersamanya, “Bilakah datangnya pertolongan
Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. (QS. Al-Baqarah:
214).
Bisa jadi kemenangan tertunda agar umat mukmin mengerahkan
kekuatan terakhir yang dimilikinya, persediaan terakhir yang dimilikinya.
Sehingga tidak tersisa yang istimewa maupun yang mahal, kecuali dikeluarkan
dengan mudah dan murah di jalan Allah. Terkadang
kemenangan tertunda sampai umat merasakan akhir kekuatannya, hingga ia memahami
bahwa kekuatan itu saja, tanpa bantuan Allah, tidak menjamin kemenangan.
Kemenangan itu dari dari Allah, pada saat umat mengerahkan kekuatan
pamungkasnya, kemudian bertawakkal kepada Allah.
Seperti dikisahkan pada zaman Nabi Musa
bahwasanya Allah akan memberikan kemenangan bagi orang-orang yang
bersungguh-sungguh dalam memerangi musuh-musuh Allah. Dalam firmanNya
Musa menjawab, “Sekali-kali tidak akan tersusul;
sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku”. (QS. Asy-Syu’araa: 62)
Kemudiaan bisa diambil juga ibrah dari kisah
Rasulullah shallallaahu
‘alayhi wa sallam pun terabadikan dalam qur’an At-Taubah ayat 40.
“Jikalau kamu tidak
menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika
orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia
salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia
berkata kepada temannya: "Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah
beserta kita." Maka Allah menurunkan ketenangan-Nya kepada (Muhammad) dan
membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Allah menjadikan
seruan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang
tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (Qs. At-Taubah: 40).
Ada pula hikmah yang dapat kita petik dari Kisah Nabi Yusuf
Sungguh, betapa beratnya tanggung jawab ini dan
betapa luhurnya tugas ini. Orang lain melihatnya sebagai utopia, sedangkan al-akh melihatnya sebagai kenyataan.
Kita tidak akan pernah berputus asa, dan kita memiliki harapan besar kepada
Allah subhanahu wa ta'ala
“Dan
Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahuinya”. (QS.Yusuf: 21)
“Dan (ada lagi) karunia yang
lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat
(waktunya). Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman”. (QS. As-Saff: 13)
Perang Riddah
Sahabat Rasul bernama Abu Bakar yang ketika itu
menentukan hidupnya untuk islam. Memang tak dapat diragukan lagi, ketika perang yang dipimpinya itu sangat
menentukan sejarah islam. Jika perang itu tidak dimenangkan oleh muslimin, pasti akan mendapatkan ancaman
yaitu kembalinya orang-orang
Arab ke dalam kehidupan jahiliah yang pertama. Namun Allah Subhanahu wa ta'ala menghendaki
agama-Nya mengalahkan semua
agama, dan Abu Bakar ketika itulah menjadi bukti bahwasanya dengan kekuatan iman
yang kuat akhirnya kemenangan dapat diraih sehingga tersebarlah Islam di Timur
dan di Barat yang kita lihat saat ini.
Semoga kita dapat mengambil ibroh dari
peristiwa-peristiwa di atas untuk memenangkan dakwah ini. Jadi saudaraku jika kita ingin menjemput kemenangan
dakwah ini ada 3 hal yang harus kita ingat baik-baik yaitu:
- Kemenangan dakwah itu lebih dekat kepada yg bekerja optimal
- Kemenangan dakwah itu lebih dekat kepada kebersamaan (amal jama’i)
- Kemenangan dakwah itu lebih dekat kepada orang-orang yg dekat pd pemiliknya yakni Allah swt.
Sehingga kita tetap bersemangat untuk memenangkan
dakwah ini dengan terus beramal, bekerja keras dengan penuh cinta, dan Allah
pasti akan melihat kesungguhan kita.
Salam Sepenuh Cinta dan #KobarkanSemangatIndonesia
@Ririnsukses
Tidak ada komentar:
Posting Komentar