Hari senin merupakan hari
yang menyebalkan buat aku, karena ada teman sekelasku yang ngerjain bahwa dosen
telah datang melalui sms. Ketika sampai di dalam kelas ternyata dosen belum
juga datang, hikss. Aku pun tak sengaja menduduki bangku samping Kamal, musuh
sejatiku sejak SMA. Kuliah pagi membuat malas dan terburu-buru akibat kecapean
menjadi MC semalaman disebuah pesta ULTAH sahabat, Indri. Dan tidur pun tidak
pulas, sehingga bawaannya kesiangan melulu.
***
Pak Gagah pun masuk dengan
penampilan gagah, tak biasannya memang, tapi menurut kakak tingkat kalau pak
Gagah berpenampilan rapih, keren seperti bintang sinetron Anjasmara yang
sekarang vakum dilayar TV, beliau akan mengatakan dengan tegas, keluarkan
kertas selembar, bahwa hari ini quiz alias ulangan.
“Waduh jangan-jangan memang
benar hari ini quis. Aku menghitung pertemuan kuliah memang benar sudah lima
kali pertemuan, astagfirullah,”
ucapku dalam hati. Aku langsung mengeluarkan catatanku yang ada dalam tas pink,
ternyata catatanku hilang, apa dipinjam yah, hadauh, aku panik. Tiba-tiba
Mita memberikan catatanku dan meminta ma’af karena belum sempat
mengembalikannya dengan cepat.
“Iya gue ma’afin tapi
jangan sering-sering minjem buku gue ahh,!” kesal Arista sambil menampilkan
ekspresi wajahnya yang sedikit jutek. Tiba-tiba suasana menjadi diam dan
hening serasa tak ada penghuninya kelas A, tidak seperti kemarin gaduh, ramai,
ribut seperti suasana pasar Rau di kota Serang. Ternyata teman-teman sudah tau
kalau hari ini bakal quiz hanya Arista saja yang kelupaan. Ya Allah beri aku
kemudahan untuk memahaminya, aku benar-benar lupa banget kalau ternyata
sekarang quiz.
“Bapak kasih waktu kalian
untuk belajar lima belas menit.” Tegasnya. Senangnnya Arista diberi kesempatan
sambil hamdalah. Lima belas menit sudah berlalu, waktu quiz pun dimulai.
“Berapa soal Pak?” Tanya
anak-anak.
“Sedikit cuma tiga soal
saja kok, gampang lagi soalnya” jawab Pak Gagah.
" Soalnya gampang,
jawabannya yang susah yah Pak. " Anak-anak menimpali lagi.
“Sudah siapkan kertas dan
alat tulisnya, kalian mesti siap?” Sambil senyum Pak Gagah. Hati Arista
menjawab insya Allah Pak aku siap.
Arista anak yang rajin,
sering bertanya dan membantu temannya mengerjakan tugas bila ada kesulitan,
anaknnya ramah, cerdas dan suka menulis. Tapi kalau sedang kesal dia melebihi
kesalnnya dari Kamal, bukan marah atau bukan teriak, tapi mendiamkan orang
tersebut. Arista juga sudah menjuarai berbagai perlombaan yang diadakan
berbagai universitas di Banten, salah satunnya adalah mengikuti lomba karya
tulis ilmiah dan memenangkan juara 1 tingkat universitas di Banten.
“Sudah kumpulkan waktunnya
sudah habis." Pak Gagah mengingatkan.
“Nanti dong Pak.” Pinta
anak-anak.
“Bapak mau pergi rapat nih
entar telat dan sebelum pergi bapak akan bahas quiz ini.”
“Buru." Sambil
tersenyum Pak Gagah.
“Zaky tolong ambilkan hasil
quiznnya, cepat yah.” Perintah tegas Pak Gagah.
Pak Gagah menyuruh ketua kelas mengambil hasil quiz teman-teman, untung
saja aku bisa menyelesaikan dengan cepat dan alhamdulillah bisa jawabnya.
Tiba-tiba ada yang
memanggil dari belakang dengan memelankan suarannya.
“ Ris, lihat dong nomor
tiga? Kamal belum nih.” Ketika aku menoleh kebelakang, Masya Allah Kamal kok
belum itukan paling gampang soalnnya, bukannya sombong tapi emang baru kemarin
dijelasin, iya kan?”
“Iya menurut elo, tapi
nggak menurut gue. Kamal sambil muka melas nggak biasannya. Akhirnnya
Arista membantunnya dengan kertasnnya ditaro samping dengan menurunkan
kertasnnya kebawah alias memberi contekan.
“Tunggu Ris, aku catat
dulu, hehe.” Mohon Kamal.
“Buruan Zaky mau kesini.”
Perintah Arista.
Sambil mengasih contekan
pada Kamal, Arista berkomentar tentang dosennya itu, Pak Gagah orangnya baik,
pandangan orang-orang mengenai Pak Gagah, keliru. Memang pendapat orang
berbda-beda tidak bisa disalahkan orang mengagap Pak Gagah dosen yang paling
killer dari dosen lainnya. Tapi buktinnya saja dia kita tadi diberi kesempatan
belajar sebelum quiz dimulai. Memang saat mengajar beliau penuh keseriusan,
tidak ada kamus baginnya untuk bersantai-santai karena statistika. Statistika
yang diajarkannya pun lumayan sulit untuk aku pahami, sehingga beliau
mengajarkannnya agak tegas bukan keras, supaya mahasiswa didikannya dapat
memahaminnya. Kadang-kadang juga beliau humor tapi garing sih. Hihi. Dan tak
lupa juga beliau mengingatkan kita semua sebelum kuliah usai, untuk berdoa. Aku
senang denagn carannya mengajar. Kejadian minggu yang lalu mungkin Pak
Gagah memang sedang banyak masalah sampai–sampai beliau emosi dengan kakak
tingkat Bayu namannya yang dikeluarkan dari kelas. Lagian Kak Bayu juga sih
salah, kenapa harus ngobrol saat belajar. Bukankah dosen juga butuh dimengerti?
***
“Sudah semua.” Tanya pak
Gagah.
“Sudah Pak.” Sambil
memanggukan kepalannya Zaky.
“Baiklah hari ini kita
bahas soal quiznnya,”
“Yang maju adalah.”
“Jangan gue dong,” minta
Kamal dengan nada pelan.
“ Kikan, Arista,dan Andri?"
“Selamat gue.” Girang Kamal
dengan wajah yang berseri-seri.
Kemudian orang tersebut yang dipanggil maju
bersamaan. “Terserah nomornnya diatur yang penting Bapak minta jawabannya, yah?” Semua pada tertawa. Akhirya dipanggil
juga.
“Ada apa kalian tertawa?”
Tanya Pak Gagah.
“Itu Pak…Kikan?” Salmon
menujuk Rok panjang putih Kikan yang kotor akibat kejahilannnya Kamal yang
menaro permen karetnnya dibangku Kikan.
Kikan tak bisa berkutik hanya diam dan kesal atas
kejahilan temannya, Kamal yang sudah membuat dirinnya malu didepan
teman-temannnya.
“ Yasudah diam kalian,
teruskan saja kalian tulis?” Perintah pak Gagah.
“Ini bukan jaman SD lagi
toh, tapi kok masih ada yang jahil sih, ada-ada saja” kata Pak Gagah.
“Yasudah teruskan kamu
Kikan jawabanya nggak usah ladeni temanmu,”
“ Salah gue juga kenapa gue
duduk disamping dia.” Kesal hatinnya Kikan.
“I…HHH nyebelin sambil
menatap Kamal yang super jahil itu dengan penuh kesal.”
“Yah gimana ada yang salah
nggak? jawabannya benar yah Pak Gagah salut dengan kalian cerdas,” memberi
pujian dan senyum pak Gagah.
“ Beri A plus buat
teman-temannnya yang sudah maju kedepan dan menjawabdengan benar, mudah-mudahan
yang lainjuga benar yah!” Pak Gagah berharap pada mahasiswa lain juga sama
jawabannya benar.
“Insya Allah minggu depan
Bapak bagiin hasil quiznnya,”
“ Yasudah ber’doa sebelum
keluar,” Pak Gagah tak lupa mengingatkan mahasiswa untuk berdo’a.
***
Dirumah Kikan nangis hebat
dengan menghabiskan tisu berpulu-puluh kali, akibat kekesalannya atas kejadian
tadi siang dikelas dan ditertawakan seluruh teman-temannya. Kemudian Kikan
mengeluarkan tas putihnnya, memang kesukaan Kikan putih sehingga rok kesayanagnnya
yang berwarna putih kotor akibat kejahilan Kamal dengan mengambil buku
hariannya.
Green…aku ingin cerita tadi
pagi, saat aku kuliah aku benci dengan Kamal dan aku sudah putuskan bahwa Kamal
bukan daftar cintaku lagi karena aku sudah kesal banget dengan dia, mungkin
sebelumnnya aku sudah menceritakan ini pada kamu sejak aku SMA, aku kira dia
mau berubah, ternyata nggak.
Setiap orang pasti pernah melakukan salah,
dan setiap orang juga berusaha memperbaikinnya menjadi lebih baik tapi sekian
lama aku kenal dengannya berharap dia berubah, kenyataannya nggak pada Kamal.
Jadi daftar cintaku sudah tidak adalagi untuk Kamal.
***
Seminggu sudah dan jadwal
malam minggu ini adalah giliran aku menjadi presenter disebuah PARTY temanku
Andri yang ke 20 Tahun. Semoga aku lancar sanbil menengadah keatas dan
tersenyum. Aku bingung dengan kostum yang nanti aku pakai, apalagi teman
sekelasku disana yang banyak diundang.
“Aku bingung dengan jilbab
apa yah yang aku pakai,”
“Aaah..aku punya ide jilbab
pink dengan motif bunga-bunga kecil yang dikasih Indri kemarin. Dengan blazer
putih dan rok mekar berwarna putih kemerah-mudaan. Mudah-mudahan cocok acara
anak dewasa, biar aku terlihat dewasa gitu he..he..he...
“Kring..kring nada
handponeku berbunyi,”
“Asaalammu’alaikum, siap
Ndri, tenang aja, nggak usak khawatir, pokoknya beres deh” Kikan langsung
menyerobot sampai Andri tidak diberi kesempatan untuk ngomong.
“Yasudah, Andri sambil
memutus pembicaraannya dengan salam.
“Wa’alaikumsalam,”
Memori 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar