Pada hari Rabu, tanggal 28 Desember 2010, tepat pukul 09.00 sampai dengan
selesai dan penghitungan perolehan suara, di Kampus UNTIRTA sedang melakukan
hajat besar yaitu PEMIRA. Semua aktivitas mahasiswa melakukan pencoblosan ke
tempat pemungutan suara (TPS) masing-masing fakultas. Namun sangat disayangkan
pada hari itu karena dari banyaknya mahasiswa di UNTIRTA sekitar 4000 lebih,
sedikit sekali yang menggunakan hak pilihnya. Padahal satu suara sangat berarti
demi kemajuan dan kebangkitan UNTIRTA menuju arah yang lebih baik yang di
amanahkan kepada calon pemimpin tingkat Jurusan, Fakultas, dan Bem Universitas.
Ini terjadi karena kinerja KPU kurang mensosialisasikan atau menginformasikan
kepada mahasiswa tentang adanya PEMIRA di UNTIRTA, pantas saja yang memilih
tahun ini sangat sedikit ketimbang tahun kemarin. Ada apa
ini?
Suasana di UNTIRTA
menjadi gelap gulita pada pukul 21.00 lebih, suasana menjadi ricuh ketika
listrik mati. Banyak orang yang semakin memanas tentunya dari pihak pendukung
calon ketua masing-masing, untuk menghindari terjadinya penyimpangan atau
kecurangan maka semua sinar seperti handphone, motor dinyalakan
untuk menerangi ruangan yang ada disekitar TPS. Namun malam itu di setiap TPS
masih banyak mahasiswa yang non regular belum selesai pencoblosan dan
menggunakan hak pilihnya. Dari tahun ke tahun TPS yang paling sepi adalah TPS
Faperta (Fakultas Pertanian) di mana mahasiswa yang ada di Faperta tidak
sebanyak yang ada di Fakultas lainnya dan hari itu pun mahasiswa diliburkan
karena dosen berhalangan hadir untuk mengikuti seminar loka karya maka untuk
tahun ini sangat sedikit partisipasinya dari mahasiswa Faperta. Berbeda halnya
dengan TPS yang ada di FKIP semakin rame dan menimbulkan kegaduhan. Semua orang
yang ada di sana terlihat
panic dan mencemaskan PEMIRA tahun ini begitu juga dengan TPS lainnya.
Jujur dengan
Kenyataan yang ada
Pendukung atau tim
sukses calon ketua yang ada di Jurusan, Fakultas dan Bem Universitas, sangat
mengkhawatirkan dengan perolehan suara yang nanti dibacakan. Apakah banyak atau
sedikit suaranya dari masing-masing calonnya? Semua antusias untuk menjadi
saksi pada pengumuman hasil final PEMIRA khusus bagi tim suksesnya, yang
membuat heboh adalah calon PRESMA UNTIRTA dimenangkan oleh siapa?. Seharusnnya
bagi pendukung masing-masing calon sudah menerima apa yang bakal terjadi
nantinya, entah itu menang atau kalah bagi calon yang di dukungnya. Siapaun
yang terpilih mungkin itulah rencana Allah SWT yang terbaik untuk mengamanahkan
jabatan besar itu. Dari keseluruhan fakultas yang ada di UNTIRTA terdiri dari
FKIP, HUKUM, FAPERTA, FE, FT, FISIP bahwa untuk suara PRESMA dimenangkan oleh
nomor satu.
Mungkin untuk pendukung
nomor satu sangat bangga dan terharu juga terkejut dengan kerja keras timnya
sehingga calon yang didukungnya memperoleh suara yang terbanyak dari calon
rivalnya nomor dua dan tiga. Begitupun sebaliknya untuk yang mendukung nomor
dua, dan tiga pasti ada rasa kecewa dan sedih tidak bisa memenangkannya seperti
pendukung TIMNAS Indonesia yang tidak dapat membawa Piala AFF dengan
kekalahannya dari TIMNAS Malaysia pada final pertama 0-3. Pada dasarnya ini
adalah pembelajaran buat kita semua untuk tetap berlapang dada walau yang kita
inginkan tidak dapat tercapai untuk memenangkannya dan seharusnya sudah siap
dengan kekalahan atau kemenangan, itulah kompetisi. Sudah dijelaskan sebelumnya
pemimpin yang terpilih adalah keputusan dari Allah untuk mengamanahkannya untuk
dapat membawa UNTIRTA kedepan lebih baik lagi. Namun ada saja orang yang tidak
menyukai dengan kemenangan nomor satu, padahal itu sudah dibuktikan dengan cara
demokrasi melalui perolehan suara yang terbanyak. Seperti yang dilakukan
pemilihan Presiden, Gubernur, dan lainnya. Seharusnya mahasiswa kaum yang
intelektual menjadi panutan yang baik bagi masyarakat dan jika calon yang di
dukungnya tidak menang maka jangan mencari kesalahan orang lain agar ia
terlihat salah. Bukankah kita semua adalah saudara, apalagi bila muslim
seharusnya tidak ada lagi perselisihan. Karena seorang muslim adalah saudara
bagi muslim lainnya, tidak saling mendengki dan saling membenci jadilah kalian hamba
Allah yang bersaudara.
Apapun yang terjadi dari
hasil PEMIRA UNTIRTA tahun ini semoga ada hikmahnya, semoga ke depan UNTIRTA
lebih baik dan menjadi Universitas terbaik se-Indonesia.
Salam Kedamaian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar