Malem minggu merupakan malam yang
sangat dinantikan setiap orang khususnya anak muda. Begitu pun dengan Resga dan
teman-temannya kumpul di sebuah mol yang terbesar di kota
Cilegon untuk menghilangkan kejenuhan dari aktifitas biasanya sebagai seorang
mahasiswi. Malam yang begitu indah dengan hiasan gemerlap lampu pelangi
disepanjang jalan dan canda tawa pun dimunculkan oleh Resga dan teman-temanya
yang menunjukan happy-nya saat itu. Semua berpenampilan layaknya
seorang selebritas yang ingin disanjung orang, kecuali Resga dengan penampilan
sederhananya dalam balutan jilbab yang agak panjang dengan warna cerah,
diberi bros bunga sebagai pelengkap yang manis, dan rok rampel
panjang kesukaannya membuat dirinya nyaman dan berbeda dari yang lain.
Sesampai di ”Twenty One 21” pukul tujuh lebih sepuluh
menit Resga langsung menuju antrian loket untuk membeli tiket film yang
dibintangi personil band Ungu, Pasha dan teman-teman bandnya, dengan judul film
”Purple Love”. Malam itu juga ”Twenty One 21” di banjiri anak muda
yang asyik bermalam mingguan bersama pasangannya. Sedangkan aku hanya cukup
menikmati malam ini bersama teman-teman terbaikku. Lagian tidak ada ruginya malam
minggu tanpa pasangan, yang terpenting bagiku adalah kebersamaan, keceriaan,
kenyamanan bersama teman-teman yang membuat hari-hariku bahagia. Aku ingin
menikmati masa mudaku seperti ini yang penuh bebas tanpa ada tuntutan dari
orang lain kecuali orang tuaku. Mungkin orang yang berpasangan atau pacaran
hidupnya akan selalu diawasi sama pacarnya, dan sampai harus menuruti apa kata
pacarnya. ”Pokoknya aku gak mau seperti itu, gak bebas” desisku penuh janji.
Resga yang sabar mengantri, tiba-tiba saja dikejutkan
oleh sahabat lamanya saat ia SMA dulu. Dia adalah Andini sahabatnya yang selalu
menghibur dan menemaninya di saat ia sedang senang maupun duka. Resga tak
menyangka dengan kehadiran Andini yang mendadak karena Andini pindah ke Bandung
untuk tinggal disana bersama orangtuanya dan meneruskan kuliahnya di Bandung
dan malam ini kebahagiaan terpancar dari wajah Resga yang begitu rindu dengan
kehadiran Andini. Resga pun memperkenalkan Andini kepada teman-temannya.
Usai nonton. Tiba-tiba saja Resga dibuat nangis oleh
teman-temannya dihadapan banyak orang. Resga dipermalukan malam itu. Kesalahan
Resga tidak membeli makanan ringan untuk teman-temannya saat berada di dalam
gedung Bioskop. Teman-temannya
sengaja mencari kesalahan Resga untuk dikerjain, karena hari itu Resga
ULTAH. Andini pun datang tanpa
sepengetahuan Resga karena ia juga ingin memberi surprise untuk
sahabatnya itu. Dengan kesalahannya itu Resga diminta untuk nyanyi didepan
banyak orang. Resga yang pemalu membuat ia sulit untuk menyanyi di hadapan
banyak orang. Akhirnya sekitar sepuluh menit terdiam. Andini yang jauh datang
dari Bandung menghampiri Resga membawakan kue ULTAH. ”Met ULTAH Resga” Andini
tersenyum manis pada Resga. Disusul ucapan selamat oleh teman-teman lainnya.
Resga tidak menyangka hari itu ia dikerjain oleh teman-temannya karena ia tidak
hafal hari itu hari lahirnya. Resga pun berdoa dengan penuh bahagia. Setelah
itu Resga dan teman-teman berpencar namun Andini tetap bersama Resga. Mereka
berdua pergi kesuatu tempat mengingat kejadian bulan-bulan yang lalu sebelum ia
berpisah, kenangan yang paling mengesankan diantara kita berdua.
Ceritanya saat itu kita ingin makan sate ayam di kawasan
Cilegon dekat dengan Ramayana mol yang terbilang ramai pengunjungnya.
Tiba disana kita tidak kebagian tempat duduk, akhirnya kita pun sepakat untuk
tidak jadi makan ditempat itu. Namun di bungkus untuk dimakan dirumah bersama
keluarga, sambil menunggu pesanan, kita pun duduk-duduk di pinggir jalan sambil
mengobrol.
Ketika itu juga datanglah pengamen kecil dengan gitarnya
yang sangat mungil, menemani langkahnya kemanapun ia pergi. Lagu yang telah
dinyanyikan pengamen kecil itu membuat kita sedih. Reza nama anak kecil itu, ia
berusia lima belas tahun dan masih duduk dibangku sekolah menengah pertama
kelas tiga dan punya harapan bisa melanjutkan ke sekolah menengah atas untuk
mewujudkan cita-citanya menjadi guru. Kita berdua terkagum dengan Reza karena
ia dapat mencari uang sendiri guna membantu orang tuanya yang tidak mampu untuk
membiayainya tetapi dengan motivasinya yang tinggi Reza pun menjual koran
sehabis pulang sekolahnya. Reza menjadi kebanggaan untuk orangtuanya dan
lingkungan sekitarnya karena ia dapat membuktikan orang yang tidak mampu bisa
menjadi juara di sekolahnya.
Andini dan Resga pun terharu setelah mendengar cerita
Reza. Resga dan Andini dapat mengambil pelajaran hidup dari Reza. Bahwasanya
hidup butuh perjuangan jika kita ingin mendapatkan apa yang kita cita-citakan
tetap bersemangat dan jangan mengeluh dengan keadaan. Aku dan Andini bersyukur
karena Allah masih memberikan kesempatannya untuk kita berdua bisa sekolah
sampai perguruan tinggi.
Hal yang membuat kita lupa saat itu juga kita keasyikan
duduk-duduk dipinggir jalan. Sehingga orang melihat kita seperti orang yang
patut dikasihani, akhirnya orang yang lalu lalang memberikan uang recehnya ke
kita berdua usai menangis. Kita
pun saling tersenyum mengingat kenangan itu.
Cilegon penuh kenangan dan keindahan bagi kita
berdua seperti yang aku alami sekarang ini, ditambah cahaya bintang dan bulan
ikut menghiasi kota ini, orang yang bermalam mingguan pun memberi keramaian,
serta kendaraan yang lalu lalang dengan desingan mesinnya membuat gaduh seperti
di ibu kota Jakarta.
Resga berusaha mengingat kepribadian Andini. Begitupun
dengan Andini. Dimata Andini, Resga adalah sosok yang sederhana,
baik, dewasa, pemalu, perhatian, dan senang menyanyi. Sedangkan menurut Resga
tentang Andini adalah sosok yang manja, baik, royal, dan senang shopping.
Mereka berdua memiliki sedikit kesamaan dan perbedaan itulah karakter manusia
penuh warna. Mereka berdua selalu akur walaupun terkadang ada perdebatan kecil diantara
mereka berdua.
”Din..jujur gue kangen banget sama elo.”Resga menampakan
senyuman manisnya pada sahabatnya.
Di jam tangan Resga yang berwarna merah marun sudah
menunjukan pukul sepuluh malam pas. Itu tandanya Resga dan Andini akan
berpisah. Karena Andini akan segera kembali lagi ke Bandung.
Cilegon, 04 Juli 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar