Selasa, 13 Februari 2018

Membaca Potensi dan Lingkungan

*POTENSI ANAK-ANAK*

Muhammad Hamas Dzulqarnain dengan nama panggilannya Hamas yang kini sekarang usianya sudah menginjak 30 bulan berarti usianya sama 2 tahun 6 bulan (masih kurang empat hari lagi) kalo dihitung tanggal 16 Februari 2018. Hamas lahir di Bogor tanggal 16 Agustus 2015 alhamdulillah berkat pertolongan Allah SWT lahir dengan selamat dan sehat semuanya. Lahir di Bidan Yani dekat kampus IPB Dramaga Bogor. Dengan berat badan lahir ketika itu 3,2 Kg dan Panjang 48 cm. Kini tidak terasa Hamas sudah semakin besar, pertumbuhan semakin berkembang alhamdulillah. Segala puji bagi Allah. Hamas dibesarkan dari keluarga yang cukup sederhana dari keluarga besar ummi dan abinya. Ummi dan Abi sangat bahagia ketika menyambut kehadiran Hamas dengan lancar dan selamat semuanya. Dari ibu kandung saya sudah tidak ada (wafat) begitupun dari ibu kandung suami sudah tidak ada (wafat). Jadi Hamas sejak lahir sudah tidak memiliki nenek,pasti sedih ketika Hamas sudah tahu kalau lahir sudah tidak punya nenek. Biasanya anak tetangga kami hampir sebulan sekali ditengokin cucunya oleh nenek dan kakeknya. Tapi Hamas alhamdulillah masih ada kakek laki-laki (mbah) yang di Cilegon atau Bapak kandung saya sedangkan Bapak kandung dari suami tidak ada (wafat) ketika aku sedang hamil Hamas. Jadi Hamas tidak merasakan kasih sayang seorang Nenek. Alhamdulillah Hamas punya ummi dan Abi yang sayang sama Hamas. Semoga Allah memudahkan ummi dan abinya Hamas untuk dapat mendidik Hamas dengan penuh kesabaran dan jauh dari amarah.Bimbinglah kami Ya Rabb. Aamiin.

Pontensi Hamas yang sudah terlihat dari kacamata umminya. Hamas senang bermain yg mengeluarkan cukup energi, seperti bermain bola (menendang dan melempar bola) sudah bisa dan bagus bermain bolanya, badminton, berlarian, mudah bergaul dengan siapa saja (seusianya), sudah bisa makan dan minum sendiri tapi terkadang masih suka disuapin juga, sudah bisa membedakan baju dan celana, sudah bisa membedakan warna walau terkadang suka keliru juga, kalau mau makan bilang “Hamas mau makan”, rajin gosok gigi sendiri dan terkadang suka bermain sendiri kalo tidak ada temannya. Rasa ingin tahunya Hamas sangat besar, kadang semua ditanya. Misalnya “ini apa?” lihat benda yg baru ditanya lagi “ini apa?” begitu seterusnya. Sekarang lagi suka bilang “siapa” misalnya ada yang nelvon “ siapa mi?”

Oya kosakatanya ada yg jelas dan kadang suka bikin ketawa ummi dan abinya kalau ngomong.

Misalnya:

Hamas “berdoa” Hamas bilangnya “aboba,

“Harimau” bilangnya “amelo”,

“Mobil” bilangnya “mome” sekarang berubah “ mobi”, “cuci tangan” bilangnya “cunina”dengan suaranya yg lucu dan sambil nyengir membuat ummi dan abinya senyam-senyum. 😂

Sudah ngerti kata terimakasih. Setiap minta susu, umminya kasih Hamas langsung bilang “maacih ummi” 😍

Sudah hafal jalan.  Jadi kalo naik motor sama abinya ke arahnya jalan pulang dia nangis nggak mau pulang, pengen ke jalan yg lain yg bukan arah pulang 😂

Rajin solat ke masjid sama abinya, dan sudah bisa mengikuti gerakan solat. Suka coret2 dinding tembok, mewarnai dg spidol, cat air, menggambar sesuka hatinya, dan memegang pulpen sudah bisa sejak Hamas usia 13 bulan.

Membuat kereta api dari lego mainan.

💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙

Muhammad Haidar Mannaf panggilannya Haidar lahir di Bogor di bidan Yani juga alhamdulillah berkat pertolongan Allah SWT Haidar lahir dengan sehat dan selamat. Usia Haidar kini mau 6 bulan. Sebentar lagi MPASI yeahhh. Lahir tanggal 24 Agustus 2017. Potensi Haidar sekarang suka ngoceh-ngoceh sendiri,teriak2 lucu, suka ketawa, nangis, tengkurap, geser2 badannya, dan ngisepin jarinya. Oua kalo diajak ngomong merhatiin,  kadang senyum2, kadang juga ketawa.  Hehe masyaAllah pokoknya lucu banget. Berat badanya lebih besar dari kakaknya, lebih gendut hehehe. Berat badan lahirnya 3,7 kg. Panjang saat lahir 50 cm. Sekarang belum timbang lagi terakhir waktu usia 4 bulan berat badan 6,8 kg.

Semoga dengan bekerjasama dengan Suami saya bisa lebih mudah menggali lagi potensi anak-anak saya.

💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚💚

*PONTENSI DIRI PRIBADI*

Potensi saya apa yah saya bingung, kalau dibilang saya masih banyak kekurangannya sehingga perlu banyak lagi belajar salah satunya dalam mendidik anak penuh sabar tanpa mengeluh.

Tapi kalo dilihat lagi potensi saya yaitu: Saya bisa memasak hehehe. Lumayanlah enak buktinya ada hehehe, abinya anak2 suka dengan nambah lagi dan lag.i Asalkan memang budget memasak harus dialokasikan agar bisa memasak macam2. Selain memasak saya juga sebenarnya suka berbisnis online, suka menulis diary hehe, suka mengajar anak sekolah SMP dan SMK dulu sempat mengajar anak sekolah kemudian resign karena hamil anak yg kedua ini. Suka design foto juga, suka ngeblog, buat tulisan yg bermanfaat. Harapannya dengan potensi yg saya miliki ditengah keluarga  saya dapat bermanfaat bagi keluarga terutama saya sebagai seorang istri dan ibu untuk anak-anak saya.  Semoga tetap istiqomah. Aamiin.

*LINGKUNGAN DAN TANTANGAN SAAT INI*

Lingkungan yang kami tinggal saat ini kurang baik sebenarnya. Jarak yang begitu dekat antar rumah satu dengan rumah yang lain sehingga ketika mendapati tetangga yang aneh/hampir seperti orang yg tidak waras jadinya bikin ga asyik tinggal disini. Kebetulan lingkungan yg kami tinggal sekarang adab sesama tetangga itu sangat kurang kalau saya perhatikan dan jika saya nilai penilainya mungkin akan saya berikan nilai E. Kenapa demikian? Karena ada satu tetangga berhadapan dengan rumah kami dalam satu keluarga ngomongnya sangat kasar dan keluar semua kata2 binatang. Kadang kalau lagi kumat juga sukanya menyetel musik keras-keras diwaktu mendekati adzan sampai adzan berhenti pun masih menyetel musik keras2. Perlakuan orangtua ke anaknya sangat tidak mendidik (kasar) sehingga anaknya pun sama seperti kelakuan orangtuanya. Ada benarnya juga pepatah “ Buah tidak jauh dari pohonnya” Artinya kelakuan orangtua akan menurun ke anaknya juga. Suka mengganggu orang yg sedang tidur tetangga yg setengah waras itu malah bertengkat dengan keluarganya.

Saya sebagai pendatang baru di lingkungan itu sudah cukup geram dan benci sehingga saya langsung menasihati keluarga itu agar tidak mengulanginya lagi. Seperti saya menegur untuk tidak menyetel musik dengan keras2 diwaktu adzan dan tidak teriak2 kalo gomong.

Benar2 seperti tidak punya adab tetangga sama sekali. Sudah tau saya memiliki anak kecil dan bayi tapi begitu tingkahlakunya tidak ada sedikitpun menghargai.  Makanya terkadang ketika tetangga itu ribut dengan keluarganya atau meneyetel musik, akupun mengucapkan istighfar lalu berdzikir sebanyak-banyaknya supaya ucapan orangtua itu tidak terdengar oleh telinga anak saya. Atau saya setel murotal al-qur’an.

Tetangga yang lain sepertinya sudah cuek juga dengan perbuatan tetangga yg setengah waras itu akhirnya tidak ada lagi yg menasihati dan mengingatkannya. Hanya saya dan Pak suami yg langsung menasihatinya. Tapi tetap saja dinasihati seperti tidak terima dan malah ngelontar kata2 kasar juga dengan saya dan Pak Suami. Selama saya masih tinggal ngontrak disitu saya tak henti2nya menasihati terus. Akhirnya lama2 berkurang juga perubahannya dari menyetel musik tiap hari sampai agak jarang menyetel musik keras lagi.

Jadi tantangan saya adalah disini berdakwah ketika lingkungan tidak mendukung maka saya dan keluarga harus bersabar dan harus siap untuk menasihatinya. Sambil mendoakan supaya Allah berikan hidayahNya atau sekalian Allah hukum tetangga tak waras itu.

Seperti firman Allah jelaskan:

“Artinya : Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.” [Ali Imran: 110]

“Artinya : Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar; mereka adalah orang-orang yang beruntung. ” [Ali Imran: 104]

By.  Ririn Rahayu Ummu Hamas Haidar

#NHW #3
#Kuliah Matrikulasi Batch #5
#Membangun peradaban dari dalam rumah

Tidak ada komentar: