Sabtu, 07 Juli 2012

Jatuh Cinta, dengan Gadis berjilbab



Kedekatan Rendi dengan Tia membuat kedua orangtua Rendi ingin menyekolahkan Tia di IPB karena Tia anak yang rajin, penurut, dan cerdas. Awal kedekatannya itu dimulai dari hobi yang sama yaitu basket dan bertemu di alun-alun Serang sekedar latihan.

Memang Tia anak yang cantik, ramah, cerdas dan tahun ini menjadi murid berprestasi, selain itu juga anaknya sederhana, dan berjilbab panjang. Melihat hasil kelulusan yang memuaskan, akhirnya Tia berniat ingin meneruskan kuliah di Intitut Pertanian Bogor walau kedua orang tuanya tak mampu untuk membiayainya, karena kedua orangtuanya tidak bekerja sebagai orang kantoran, namun ia tetap berusaha. Berbeda dengan Rendi. Rendi yang cool, banyak fansnya di sekolahnya dan sebagai ketua osis, memiliki niatan untuk menerusakan kuliahnya di UGM Yogyakarta. Terang saja karena keberadaan orangtuanya yang banyak duit membuat Rendi mampu untuk meneruskan pendidikannya yang lebih tinggi lagi agar bisa menjadi orang sukses.
****
 “Miih.., Rendi pergi dulu yah, mau tanding basket,”Rendi memanggil Mamihnya dari teras depan.
Rendi pergi tanpa mendengar jawaban ibunya yang sibuk masak di dapur. Tiba di SMAN 2 Serang, Rendi terkejut bertemu dengan gadis berjilbab membawa bola basket, yang kedua kalinya.
“Asli gadis ini unik banget,” Rendi sambil menatap tajam ke arah Tia.
“Gile jago juga main basketnya,” hatinya bergumam. Rendi memandang wajah gadis itu sampai tak berkedip seperti orang jatuh cinta. Seumur hidup Rendi belum pernah melihat gadis berjilbab panjang bermain basket dengan hebat, mana banyak orang yang nonton, wah salut gue sama dia, gumamnya Rendi lagi-lagi. Rendi langsung mendekati ke arah lapangan basket untuk berkenalan.
“Hai, kenalkan nama saya Rendi Adi Darmasyah.” Rendi sambil menjulurkan tangannya.
Tia hanya membalas dengan senyum yang ramah.
“ Mau tanding yah?”
“Iya.” Jawab Tia.
Tia tidak menyangka bakal bertanding dengan SMA cowok keren tadi.
Detik-detik pertandingan akhirnya regu putri SMAN I dan SMAN 2 saling mengejar skor. Tepat satu jam akhirnya disudahilah, regu SMAN 2 Serang regu Tia yang menjadi pemenangnya. Semua bahagia terpancar dari auora yang penuh girang melihat SMANya  menyandang juara
                                                                                    ***
Tiba dirumah ada Sela yang sudah menunggunya sebelum pukul sepuluh lebih lima belas menit. “Wah Sel tumben udah datang biasannya elo paling ngaret kalo janjian, yang lain mana, Sisi en Sasa?” Tanya Tia sambil melepaskan tali putih sepatunya diteras.
“Sela hanya menggelengkan kepalanya saja dan bilang sepertinya mereka masih dijalan Ya.”
“ Iya belum datang, dari tadi hanya Sela disini,” Ibu Tia ikut nimbrung sambil membawakan minuman untuk Sela. Tiba-tiba handphone Tia berbunyi. Lalu diangkat oleh Sela.
“Iya dimana Si?”Tanya Sela.
“Gue kecelakaan Sel,”
“ Apa?.” Kaget Sela
“Iya, sorry gue ngak jadi ikut kerja kelompok, tolong bilangin Tia yah?
“Terus keadaan elo gimana en, Sasa?”
Alhamdulillah gue en Sasa selamat Sel.”
“Sekarang dirumah sakit mana biar nanti gue en Tia kesana?’
“Rumah Sakit Medika,”
“Oke ntar gue salamin ke Tia.” Ditutup dengan salam, lalu Sela menjawabnya dengan wa’alaykumussalaam.
“Tia buruan Sisi dan Sasa kecelakaan,”
“Apa,” Tia panik dan terkejut.
“Terus keadaannya gimana?”Tia masih panik.
“Kata Sisi sih baik aja.” Ya udah kita cabut ke Rumah Sakit. Tia mengeluarkan uang celengannya.
***
Sampai di Rumah Sakit, alhamdulillah Sisi dan Sasa selamat dan masih bisa tertawa.
“Alhamdulilah Si, Sa elo selamat,” ucap Tia pada sahabatnya itu. Dan akhirnya mereka berempat tersenyum bahagia dengan keharuan suasana. Mereka berempat adalah sahabat yang dimulai dengan satu sekolah, satu kelas, satu komplek, satu tujuan, satu hati, satu cita-cita dan satu cinta. Mereka berempat ingin mengejar targetan untuk masuk IPB yang banyak orang menginginkannya kesana. Setelah pengumuman kelulusan SMA kemarin, mereka ingin melanjutkan keperguruan tinggi.
Tia saat itu bahagia perasaannya ketika orang tua Rendi bilang kamu akan bisa masuk IPB dengan persyaratan kamu harus sungguh-sungguh. Tia selalu mengenangnya, berkat bantuan Allah dan doa orang-orang yang ikut mensuportnya. Terima kasih untuk semuanya.

*Cerita ini terinspirasi dari teman saya yang suka main basket.

By. Alzena Valdis Rahayu






Tidak ada komentar: