Rabu, 09 November 2011

Hadiah Terindah untuk Ratu


Malem Senin aku pulang dari Jakarta usai mencari buku murah yang ada disana. Maklumlah anak kuliahan pengennya yang murah-murah. Tiba-tiba saja handphoneku bernyanyi dengan nada dering Maher zain yang lagi hitz dipasaran dengan judul lagu “ Insya Allah”.


“Assalamu’alaykum Mbak Nisa!” Sapa Sarah dari Bogor.
“ Wa’alykumussalam Mbak.” Jawab aku dengan senang.
“ Mbak, insya Allah Sabtu ini Sarah mau ke Cilegon. Minggu pagi nanti kita ke pantai Anyer ya Mbak. Mbak ada di rumah kan?”
“ Alhamdulillah ada Sarah.”
“ Alhamdulillah, yowis sampai ketemu hari Sabtu ya Mbak!”
“ Oke.” Ditutuplah dengan salam dari Sarah.


Sarah merupakan sahabat Nisa yang tanpa disengaja yang sudah Allah atur dalam skenarioNya. Waktu itu kita sedang mengikuti acara seminar nasional IPTEK di Universitas Indonesia Depok Jakarta. Aku dan Sarah mendapatkan amanah yang sama disebuah organisasi kampus internal masing-masing di bidang Akademik dan kami sama-sama angkatan 2006. Sarah merupakan mahasiswi Ilmu dan Teknologi Pangan IPB. Sedangkan aku mahasiswi Agroekoteknologi UNTIRTA Banten. Kita juga senang menulis, berdiskusi tentang kegiatan keilmiahan di kampus masing-masing tentunya untuk saling memotivasi agar kampus kita ke depan lebih baik dan maju dengan pengembangan potensi akademik yang di miliki mahasiswa umumnya. Banyak pengalaman yang aku alami bersama sarah walaupun jarak jauh yang membatasi kita dengan menghabiskan waktu kurang lebih 5 jaman Cilegon- Bogor tetapi kita saling komunikasi. Aku tunggu dirimu di Cilegon, Sarah! Usai mengingat kenangan bersama.



Mentari bersinar seakan-akan bumi ini nampak girang karena diberi kehangatan yang sungguh luar biasa nikmatnya dengan sang pencipta. Namun rasanya suasana yang sekarang, tak seindah dan sesegar dulu lagi akibat debu berterbangan bersama angin membuat pernafasan ini terganggu dan menjadi penyakit. Kini masyarakat banyak menggunakan masker untuk menjaga kesehatan pribadinya dan meminimalisir debu yang begitu tebal. Begitu dengan Nisa yang alergi dengan debu ia pun menggunakan masker bila keluar rumah. Usai sarapan dengan menu favoritnya roti selai strobery dan susu cokelatnya Nisa beranjak ke kampus dengan Bismillah.


Angkot silver menghampiriku ketika aku berdiri di pinggir jalan raya untuk menunggu angkot yang aku tumpangi. Di dalam angkot aku bertemu dengan teman SMAku. Dia namanya Bagas yang dulu sempat menyukaiku. Anaknya lumayan baik, ganteng, manis, dan pintar. Teman sekelas perempuanku banyak yang menyukainya. Aku pun sejujurnya menyukainya. Akan tetapi aku hanya anggap dia sebagai seorang sahabat. Saking dekatnya waktu SMA dulu, banyak yang menyangka aku pacaran sama dia. Padahal aku punya prinsip tidak mau pacaran. Ehmm, jadi ingat nasihat sahabat. Jangan pacaran dulu kalau belum nikah. Lalu Bagas memulai menyapa sambil melihatkan senyuman tampannya.


”Hei Nis, mau kuliah?” Tanya Bagas dengan sopan dan sedikit nervoues.
”Ya.” Sekilas menatapnya dan kembali menunduk karena malu. He.he.he.
”Pakai masker bagus juga, eh nyaman maksudnya ntar saya ikutan ahh.” Jawab Bagas dengan mengajak bercanda.
” Saya nggak tahan Gas, kalau nggak pakai masker sebab debunya.” Nisa berusaha menjelaskan dengan ramah.
” Emh...Ya sih.” Bagas kembali senyum.
Setelah itu Bagas turun dahulu daripada Nisa. ”Duluan ya Nis.”
Nisa memanggukan kepalanya.


Aku termenung didalam angkot silver menuju Simpang. Disetiap jalanan yang ada baik di kota maupun kampung semua rusak. Akibatnya kemacetan sering terjadi, kebanjiran bila tiba musimnya, parahnya lagi banyak terjadinya kecelakaan. Nisa pun teringat dengan ucapan sahabatnya itu ketika main ke rumahnya di Anyer. Bahwa keadaan Banten saat ini makin parah dan ketidakpedulian pemerintahan Banten khususnya Ibu Ratu. Padahal Banten sedang mengahadapi berbagai masalah yang besar salah satunya mengenai infrastruktur jalan. Lihat saja jalanan di kota besar seperti Anyer yang memiliki potensi sebagai tempat parawisata yang begitu dahsyat potensinya untuk dikunjungi tapi dalam perjalanannya mengalami kendala yaitu jalanan rusak tanpa ada perbaikan segera. Kemudian kota Industri di Cilegon masih ada juga jalanan yang berlubang, hancur yang mengakibatkan banjir tepatnya di daerah pusat perbelanjaan Ramayana Mall Cilegon. Kota Serang pun demikian sebagai ibukota Banten sangat memprihatinkan. Kita tengok Terminal Pakupatan yang ada di Banten seperti tidak terurus dengan rusaknya fasilitas, kumuh dan kotor membuat orang tak nyaman untuk berlama-lama menunggu bus begitu juga bus yang hendak mencari penumpang.


Padahal terminal sebagai pusat perhubungan antar kota dan provinsi namun apa keadaannya, hancur bukan main, seperti bukan terminal melainkan pasar. Bagaimana pun juga ini sudah menjadi kewajiban tugas pemerintah untuk segera memperbaikinya. Jangan hanya kepentingan pribadi saja yang di utamakan dengan papan iklan dimana-mana tetapi kepentingan rakyat tidak diperhatikan. Ini adalah hadiah terindah untuk ibu Ratu untuk segera memperbaiki fasilitas yang ada dan jalanan yang semakin rusak. Kalau dibaratkan kata sahabatku fasilitas dan jalanan ini tak seindah dan semulus dengan wajahmu ibu Ratu! Nisa terus mengkritik. Banten terbilang jalanan yang paling terjelek diantara propinsi lainnya. Sangat miris memang, bagaimana dengan persolan yang lainnya juga seperti sarana dan prasarana pendidikan yang masih kurang perhatian karena masih ada saja sekolah yang beratapkan bocor dengan runtuhnya bangunan, masalah ekonomi dengan banyak pengangguran di propinsi Banten dan kinerja pegawai yang hanya mengisi absen saja, itu akibat kurang kontrolnya dari pemerintahan juga, dan sebagainya.


Bukankah jika infrasturktur jalannya bagus, pendapatan masyarakat tentunya bisa meningkat untuk Banten? Dan setelah pendapatan meningkat, tentunya semua sektor seperti pendidikan, kesehatan juga akan mengikuti? Seharusnya ibu Ratu Banten lebih tanggap lagi dengan persoalan ini. Karena Banten membutuhkan pemimpin yang penuh semangat yang tinggi dengan kerja yang maksimal dan pengorbanan dalam membenahi Banten untuk rakyat. Banten perlu ditingkatkan lagi ibu Ratu. Melihat ketidakpuasan layanan publik membuat masyarakat geram dengan pemilihan Gubernur Banten nanti. Bagaimana Banten ke depan? Apakah akan semakin terpuruk?


Menyedihkan bukan? Semakin jelas bahwa ibu Ratu itu sangat cuek dengan Banten. Seolah tidak ada masalah. Aku jadi malu menjadi warga Banten. Malu dan malu. Apakah kamu juga malu sebagai warga Banten? Apa lagi nanti kedatangan sahabatku Sarah dari Bogor. Hiks..hiks..Sedih menjadi orang Banten. Astagfirullah aku keasyikan merenung Banten. Sudah sampai mana ini? Nisa kebingungan akibat melamun. Kemudian Ibu yang ada di sampingnya bilang.


“Mau kemana Mbak?”
“Mau ke Simpang Bu.” Jawabku sambil tersenyum malu.
“ Owh, bentar lagi Mbak, sedang macet di depan.” Ujar Ibu yang membawa anak kecil.
“ Ya Bu terima kasih.”


Sesamapai di Simpang tepat lampu merah aku turun. Untuk melanjutkan perjalananku menuju kampus tercinta dengan menyambung naik angkot merah menuju damkar. Setelah sampai di Damkar akupun naik bis besar melewati tol menuju kampus UNTIRTA. Perjalanan dari rumah sampai kampus lumayan cukup jauh dan melelahkan apalagi aku lakukan setiap hari seperti ini. Tapi sebenarnya asyik juga karena banyak pengalaman yang aku dapatkan selama di jalan. Senyum mekar di wajahku.


Pukul setengah delapan Nisa tiba di kampus. Di depan gedung perkuliahan masih ada mahasiswa yang nongkrong dengan berjejeran mahasiswa lainnya. Hatinya ngomel sangat. Kenapa tidak nunggu di dalam saja, padahalkan dosen bentar lagi akan segera masuk ke kelas? Nggak jauh beda dengan SMA dulu. Kenangnya Nisa. Semoga hari ini lebih baik dari hari kemarin. Harapnya. Nisa anak yang pendiam, malu, manis, ramah, disiplin dan rajin. Makanya dia tidak pernah terlambat datang ke kampus. Selain itu juga Nisa aktif di dalam kelasnya. Sehingga ia mudah dikenal dengan dosennya. Dia mempunyai harapan suatu saat nanti Banten akan di pimpin dengannya, besar harapannya. Pemimpin yang rela berkorban demi rakyat-rakyatnya.


Senja yang indah. Suasana kampus masih terlihat jelas dan rame dengan mahasiswa yang terlibat aktif dalam kegiatan di kampus. Akupun tersibukkan dengan kegiatanku di luar masjid sambil menjual coklat yang penuh aneka bentuk dan warna-warni sambil menunggu sahabatku Sarah dari Bogor. Sarah dimanakah kamu?



Cilegon Indah, 4 Agustus 2011.

By. Alzena Valdis Rahayu


Aku Cemburu


Malam minggu yang dingin di kota hujan pukul tujuh lebih lima belas menit usai solat isya berjamaah. Daun-daun hijau yang kini terlihat gelap pun ikut menari dengan lincah seakan tak mau kalah dengan kita yang penuh keramaian di dalam istana. Hembusan angin yang kuat membuat hawa terkantuk-kantuk. Tetapi Sabrina dan teman-temannya tetap berkumpul di ruang TV sambil bercerita seru, heboh, dan sebagainya. Ada juga yang sambil menikmati makan malamnya dengan soto Bogor, akhirnya beberapa kursi hijau muda daun yang berderet mengelilingi ruangan tak bersisa satupun. Suasana penuh canda, dan tawa kala itu. Selepas membicarakan tentang kesibukan masing-masing. Tiba-tiba saja Sarah menanyakan yang membuat aku tercengang dan membawaku untuk senyum manis.



“Kenapa tanya itu, Sar?”. Kata Sabrina yang biasa di sapa dengan Rina. Padahal aku belum ada. Heuheu. Sambil berdoa dalam hatinya “Ya Alloh berikan jodoh yang terbaik untukku”, harapku dengan begitu sangat pada Sang Pemberi Cinta. Semua teman-temanku mendesak untuk aku berbicara.“ Ayo jawab dong Mbak, kalau Mbak Rina kapan nikahnya?” Ayu yang menunggu wisuda sarjananya di awal bulan Desember nanti memaksa aku untuk menjawab pertanyaan Sarah. Akhirnya dengan sulit sayapun menjawabnya “Bila jodoh sudah datang dan Alloh menyegerakan untuk saya menikah, Bismillah saya siap... insya Alloh”. “ Ciieee, Mbak...” Semua teman-teman kosan tersenyum sambil mengucapkan tasbih. “ Sambil S2 juga yah Mbak?” “ Do’akan saja semoga lancar,” Pertanyaan terus berderet. “ Mau calon suami seperti apa Mbak?” Ayu terus bertanya dengan khasnya yang cerewet. Begitupun dengan kehebohan teman baruku sepulang dari kampung Inggris di Pare Kediri selama enam bulan dalam mempersiapkan keberangkatannya untuk magang ke luar negeri, “Kalau ada yang menanyakan ke aku?” Bela menimpali pertanyaannya sendiri dan di jawab sendiri pula. “Aku ingin menjadi istri menteri aja ahh .” Bela dengan wajahnya yang ceria dan membuat humor. Haahaa, semua tertawa kecil dengan ulahnya Bela. Alhamdulillah pertanyaan Ayu belum sempat aku jawab. Ketika Diana teman sekamarku pulang selesai isi agenda rutin tiap pekannya di Masjid Al-Hurriyah IPB. Dalam hatinya Sabrina berbicara. Biarkan Alloh yang menentukan pasangan hidupku karena Dia Maha Mengetahui mana yang terbaik untuk hambanya.



Diana adalah sosok akhwat yang banyak dikagumi disini, termasuk aku sendiri, emmh. Mahasuci Alloh. Dia anggun, cerdas, isi ucapan ya penuh makna yang membuatku terpesona ditambah logat Jawanya yang medok sebagai ciri khas kalau dia asli orang Jawa Timur, ibadahnypun sangat keren, begitu dengan akhlaknya juga. Aku merasa cemburu terhadapnya. Bersyukur aku bisa mengenalnya, Subhanalloh, Alhamdulillah, Walaillahaillalloh, Allohu akbar. Sesungguhnya Alloh sangat menyukai hambanya yang berharap dan meminta kepadaNya karena Dia Maha Mengetahui apa yang dibutuhkan hambanya. Singkat cerita yang aku ketahui tentang Diana. Bahwa dia berazam kuat untuk menikah setelah sidang skripsi kelar, akhirnya ia memberikan proposal kepada sang Murobinya (guru ngaji) untuk di proses lebih lanjut. Allah telah memberikan kelancaran dan menjawab permohonanya. Alhasil ia akan segera menikah dengan seorang ikhwan yang sama-sama aktivis dakwah. Subhanalloh yah. Untuk yang belum. Hehe. Jangan hopeless dulu ketika harapan atau cita-cita belum dikabulkan. Skenario Alloh lebih indah dan jauh lebih baik dari yang telah kita buat. Teman-temanku bilang jangan galau lagi!!!. Maha benar firmanNya. Nikmat mana lagi yang kamu dustakan dalam surah Ar-Rahman. Kita harus selalu bersyukur dalam menanti cinta. Bukankah Alloh sudah menyiapkannya di Lauhul Mahfudz jadi jangan khawatir untuk yang masih mencari, dan sabar terhadap do’a-do’a yang kita minta bisa jadi do’a yang kita minta akan di beri lebih dari apa yang kita minta.



Suasana makin rame saja ketika teman sekamarku datang yang memang sudah planning akan segera menikah di bulan Desember nanti. Semua orang bertuju kepada dia. Memang seusiaku ini lagi pada semangat untuk ngomongin hal semacam itu karena masa depan untuk memiliki keluarga yang sakinnah, mawadah, dan waromah perlu direncanakan dari sekarang. Kondisinya nggak jauh beda dengan sahabat-sahabatku di kota Serang, dan di Cilegon, sama saja, kalau ngumpul pasti ujung-ujungnya N. Hahaa. Nggak ada bosennya deh. Nasihat dari sahabatku dalam mencari jodoh. Perbaruhi niat kita setiap saat dan ikhtiar tetap dilakukan dengan seoptimal mungkin dan lanjutnya kita tetap Tawakal, semoga Alloh memberikan jodoh sesuai dengan kebutuhan kita bukankah begitu???^_^



Jodoh itu...
Ibaratkan dua aliran sungai
Yang bertemu dimuara
Keduanya berasal dari
Sumber mata air yang sama
Yang tertulis di Lauhul Mahfudz
Lalu mereka menjalani
Kehidupan masing-masing
Seperti dua aliran sungai mengalir itu
Hingga pada akhirnya
Mereka bertemu di muara
Menuju lautan cinta
Dalam pertemuan
Yang mendebarkan jiwa
Dan mengharap ridho pada-Nya



Barangsiapa sangat mencintai seseorang kemudian ia tetap menjaga diri dari perbuatan dosa dan menyimpan cintanya sampai ia mati karenanya maka ia telah mati syahid. (HR. Hakim, Hatib Asyakir dan Dailami).
Dalam riwayat lain dikatakan:
".....Ia simpan cinta dengan penuh kesabaran sampai ia tergolong syahid.
“Barang siapa memberi karena Alloh, menolak karena Alloh, mencintai karena Alloh, membenci karena Alloh dan menikah karena Alloh maka sempurnalah imannya” (HR. Ahmad)



Tulisan ini terinspirasi dari sahabat baruku yang lagi sibuk mempersiapkan walimatul ursy, semoga Alloh memberikan kemudahan untuk mu ukhty dan semoga aku segera menyusul. Aamiin ya Robbal’almin.

Semoga bahagia menyertai kita selalu^_^

By. Ririn Rahayu
Kota Hujan, 8 November 2011
21:38

Jumat, 02 September 2011

Don’t Give Up UNTIRTA

Perkembangan tentang ilmu pengetahuan yang semakin cepat dan cangih dalam kurun waktu yang singkat, membuat negara-negara merasa tertantang bagaimana bisa menjadi world class university begitu juga dengan Indonesia. Banyak perguruan tinggi yang berlomba-lomba menuju world class university, salah satunnya UNTIRTA.

UNTIRTA merupakan salah satu universitas negeri yang dibilang cukup baru di Banten, untuk menjadi world class university memang tidak mudah karena banyak sekali yang harus dilakukan menuju universitas kelas dunia. Maka dari itu dimulai dari hal yang kecil untuk mempersiapkan menjadi kelas dunia, jangan berlebihan dan terburu-buru. Seperti kondisi yang ada di UNTIRTA yang masih banyak kekurangan dari berbagai aspek yang ada baik PSDM atau pun fasilitas, jika kita ingin menjadi kelas dunia.

Dalam mewujudkan itu UNTIRTA mesti optimis kalau UNTIRTA bisa bersaing dengan universitas lain yang ada didalam negeri (ITB, UGM, IPB dan lain-lain) atau pun luar negeri (Cina, Korea, Singapura, Thailand dan lain-lain). Apa saja langkah-langkah yang mesti dilakukan. Menurut Profesor Kai Ming Cheng dosen Universitas Hongkong menjelaskan ada empat hal yang harus ada dalam setiap satuan pendidikan tinggi yaitu reputasi internasional, prestasi penelitian, lulusan yang terkemuka, partisipasi internasional. Kalau empat hal ini belum terpenuhi jangan bermimpi dulu menjadi universitas kelas dunia. Sedangkan menurut Rektor Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya (ITS) Prof Ir Priyo Suprobo MS PhD menyatakan, salah satu cara menuju world class university adalah bekerja sama dengan perguruan-perguruan tinggi luar negeri yang kredibel. Kerja sama itu harus didasarkan pada prinsip saling menguntungkan dan bisa menjadi pemicu peningkatan kualitas pendidikan. Langkah awal yang baik untuk memulai kerja sama itu melalui penelitian bersama. Untuk memulai kerja sama bidang ini, kedua perguruan tinggi itu harus punya minat yang sama. Dengan kesamaan minat ini, kedua pihak akan bersinergi dengan baik. Ini yang harus kita usahakan bersama untuk mewujudkan itu. Jadi semua civitas akademika yang ada di UNTIRTA turut andil dalam membangun UNTIRTA sebagai kelas dunia.

Ada baiknya juga buat UNTIRTA memperbaiki reputasinya sebagai perguruan tinggi negeri di Banten, seperti dengan memperbaiki kualitas pendidikan dengan bekerjasama antara perguruan tinggi luar negeri, seperti Jerman atau Belanda, meningkatkan jiwa kretifitasnya dalam bidang penelitian yang dibilang masih rendah di Banten, baik dosen atau pun mahasiswanya, hanya sekitar 10%, serta lulusan yang dapat bersaing dengan universitas dunia dan mampu menciptakan lapangan pekerjaan, karena fungsi mahasiswa itu sendiri adalah agen perubahan dan aktif berpartisipasi dalam setiap kegiatan internasional.

Mewujudkan universitas dunia bukan pekerjaan yang mudah bagi UNTIRTA yang masih terbilang baru. Apalagi yang ditawarkan oleh professor Kai Ming Cheng cukup tinggi. Maka dari itu ada beberapa solusi dari saya yang dapat menuju UNTIRTA kelas dunia, diantarannya adalah: Pertama, memperbaiki kualitas pendidikan. Dalam (artikel okezon.com, 2008) bahwa kualitas pendidikan Indonesia, terutama perguruan tinggi memang masih tertinggal dengan negara barat maka itu perlu strategi tepat untuk meningkatkan kualitas perguruan tinggi di Indonesia. Seperti halnya dengan kualitas pendidikan UNTIRTA yang masih tertinggal, dan juga banyak fasilitas yang kurang memadai sehingga terhambatnya proses pendidikan dan ini akan mempengaruhi reputasi perguruan tinggi itu sendiri, semisal lagi dalam teknik pengajaran di UNTIRTA masih ada saja dosen yang masih terfokus dalam teks book dalam memberikan pengajarannya, sehingga ini membuat mahasiswa jenuh dengan apa yang diberikan dosen saat kuliah berlangsung, kemudian kurang jelasnya dalam menyampaikan materi. Apa ini bukan berarti kualitas pendidikan kita masih rendah? dan pastinnya perlu ditingkatkan supaya tidak tertinggal dari perguruan tinggi ternama di Indonesia atau pun macan negara. Kedua, menumbuhkan jiwa kreatifitas. Setiap mahasiswa atau pun dosen pasti memiliki jiwa kreatifitas berbeda. Bisa berupa penelitian yang berdekatan dengan kondisi alam, sosial, dan budaya, atau pun menciptakan lapangan usaha yang bersifat enterpreunership sehingga melatih kemandirian mahasiswa dan dosen, serta bermanfaat bagi masyarakat dan mengurangi jumlah penganguran. Ketiga, menciptakan kampus yang akademis, kampus yang sudah lama diimpikan masyarakat Banten, yang didalamnya adalah orang-orang yang memiliki keahlian dan keilmuan tinggi, serta berwawasan luas, cerdas, kritis yang dapat membawa reputasi UNTIRTA berkembang maju diseluruh dunia, dan juga dijadikan pertukaran pelajar antar universitas luar negeri. Salah satu usaha yang dilakukan dalam pengembangan akademik ini adalah meningkatkan kesadaran akan pentingnya membaca, berdiskusi, baik bahasa Indonesia atau bahasa internasional, dan lainnya, karena kita sebagai manusia yang dibekali oleh Allah SWT (akal) yang seharusnnya lebih paham dibanding seekor binatang (rayap) yang suka melahap buku hingga habis atau pun kancil yang selalu mengeluarkan idenya yang brilliant dalam menghadapi musuh-musuhnya.

Dalam mewujudkan universitas kelas dunia sekali lagi jangan memperbanyak janji-janji yang bagus, namun usaha atau pekerjaan yang serius dan sungguh-sungguh, sehingga benar-benar terbukti hasilnya. Semoga dengan usaha bersama maka UNTIRTA mencapai world class university.


*Ririn Rahayu adalah mahasiswa Agroekoteknologi Untirta angkatan 2006 yang sedang belajar mendalami kepenulisan dan menjadi 10 finalis lomba artikel tingkat Universitas.

Tips Menjadi Pribadi yang Tegar


  1. Gunakan jaringan yang antum miliki.
  2. Orang yang bahagia & tegar tidak harus menghadapi segala sesuatunya sendirian, namun mereka cenderung memohon pertolongan.
  3. Kapan pun dan di mana pun, jika mungkin manfaatkan humor dan tawa untuk melihat sesuatu dari sisi yang berbeda agar tetap dalam sikap positif.
  4. Dengan segala upaya, belajarlah dari pengalaman, tapi jangan berkutat pada masa lalu – terutama pada hal-hal yang tak bisa diubah.
  5. Terapkan strategi berpikir yang berguna dan lakukan apa saja yang antum bisa untuk tetap bisa berpengharapan dan optimis akan masa depan.
  6. Jangan terlalu larut dalam duka, tapi tetaplah berimbang dalam memandang masalah.
  7. Jagalah kesehatan antum dan pastikan antum cukup tidur dan istirahat.
  8.  Terima kenyataan bahwa dunia memang tidak sempurna dan terimalah adanya perubahan.
  9. Jangan keluar dari maksud, arah, cita-cita, dan tujuan serta mimpi-mimpi antum.
  10. Jangan berhenti mengupayakan pencapaian tujuan antum.
  11. Cobalah untuk belajar lebih banyak tentang diri antum dan fokuslah pada hal-hal yang antum miliki dan yang ada di dunia. Semoga bermanfaat ^_^

Sukses Menuju PIMNAS

 
Berbicara sukses banyak orang yang mengartikannya, sukses bersifat relatif tergantung dari pengetahuan atau pemahaman seseorang tentang sukses yang sebenarnya. Sukses umumnya adalah sesuatu yang diharapkan dapat tercapai atau terwujud, sesuai dengan proses yang dilakukan seseorang berhasil. Seperti halnya kita yang ingin sukses di Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional  (PIMNAS) dengan bersaing ribuan orang di berbagai perguruan tinggi Indonesia baik negeri maupun swasta.
Sebelumnya saya ingin menjelaskan sedikit apa itu PIMNAS? PIMNAS adalah salah satu kegiatan ekstra kurikuler di perguruan tinggi yang bertujuan untuk mendorong peningkatan kreativitas dan inovasi mahasiswa untuk menghasilkan karya-karya ilmiah dan karya kreatif serta inovatif lainnya untuk kepentingan bangsa dan negara. Jadi PIMNAS merupakan ajang bergengsi di tingkat mahasiswa se-Indonesia.
Bagaimana caranya supaya kita sukses di PIMNAS? yang pertama tentunya adalah niat, niat sukses dalam PIMNAS, kemudian mempunyai karya ilmiah yang belum pernah dipublikasikan dan biasanya mahasiswa mengikutinya dalam bentuk Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) seperti PKM-Penelitian (PKMP), PKM-Penerapan Teknologi (PKMT), PKM-Kewirausahaan (PKMK), PKM-Pengabdian kepada Masyarakat (PKMM) dan PKM-Penulisan Ilmiah (PKMAI) sedangkan untuk (PKMAI) tidak ditampilkan lagi dalam PIMNAS pengganti PKMAI adalah PKM-GagasanTertulis (PKMGT). Semua PKM di lakukan secara kelompok sesuai dengan panduan PKM setiap tahunnya. Adapun tujuan dari PKM tersebut adalah adalah menghantarkan mahasiswa mencapai taraf pencerahan kreatifitas dan inovasi dalam penguasaan sains dan teknologi serta keimanan yang tinggi. Dalam rangka mempersiapkan diri menjadi pemimpin cendekiawan, wirausahawan, serta berjiwa mandiri dan arif, disini mahasiswa diberi kesempatan untuk mengimplementasikan kemampuan, keahlian, tanggung jawab, membangun kerja dalam tim, maupun dalam mengembangkan kemandirian melalui kegiatan yang kreatif dalam bidang  yang ditekuni. Jadi modal utama untuk masuk PIMNAS adalah memiliki karya ilmiah.
Selanjutnya percaya diri dengan karya yang telah dibuat, untuk masalah lolos atau tidaknya itu urusan terakhir, yang terpenting adalah berani mencoba dan berpartisipasi dalam program kegiatan yang telah dibuat oleh Ditjen Dikti dalam meningkatkan kualitas mahasiswa di perguruan tinggi agar harapannya menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademisi atau profesional dalam menerapkan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi serta kesenian dalam memperkaya budaya nasional. Setelah percaya diri dan alhasil karya ilmiah tersebut dinyatakan layak untuk ditampilkan dalam PIMNAS maka langkah berikutnya adalah membangun kembali kesolidan atau kekompakan dalam tim, karena kekompakan akan membuahkan hasil yang baik dan memberikan efek yang luar biasa dalam mencapai tujuan bersama misalnya juara umum di PIMNAS. Subhanallah kalau diantara kita ada yang menjadi juaranya. Amin.
Langkah selanjutnya jangan mudah puas atau bangga dengan apa yang telah diperoleh, seharusnya lakukan perbaikan atau evaluasi sebab dengan melakukan evaluasi akan menambah manfaat salah satunya bisa mengukur kemampuan tim dan pribadi sehingga dapat memotivasi kegiatan selanjutnya dapat menjadi lebih baik lagi. Kemudian banyak melakukan diskusi dengan orang lain, berawal dari diskusi banyak ide atau gagasan yang bermunculan, sehingga dapat ditulis kembali dalam bentuk karya ilmiah yang lebih dashyat.
Terakhir tidak pernah habis semangat dalam berkarya dan terus melakukan kreatifitas dan keterampilan yang dimiliki karena kesuksesan di PIMNAS berawal dan berakhir dari semangat yang diberikan. Ayo berikan semangatmu dalam menuju PIMNAS!!!!!!!!!. Keep Spirit go on PIMNAS

Cilegon, 8 Maret 2010
Ririn Rahayu mendapatkan kesempatan untuk mewakili kampus UNTIRTA menjadi finalis  PIMNAS di UNIBRAW Malang 2009





Selamanya Ada Rindu


Malem minggu merupakan malam yang sangat dinantikan setiap orang khususnya anak muda. Begitu pun dengan Resga dan teman-temannya kumpul di sebuah mol yang terbesar di kota Cilegon untuk menghilangkan kejenuhan dari aktifitas biasanya sebagai seorang mahasiswi. Malam yang begitu indah dengan hiasan gemerlap lampu pelangi disepanjang jalan dan canda tawa pun dimunculkan oleh Resga dan teman-temanya yang menunjukan happy-nya saat itu. Semua berpenampilan layaknya seorang selebritas yang ingin disanjung orang, kecuali Resga dengan penampilan sederhananya dalam balutan jilbab yang agak panjang dengan warna cerah, diberi bros bunga sebagai pelengkap yang manis, dan rok rampel panjang kesukaannya membuat dirinya nyaman dan berbeda dari yang lain. 


Sesampai di ”Twenty One 21” pukul tujuh lebih sepuluh menit Resga langsung menuju antrian loket untuk membeli tiket film yang dibintangi personil band Ungu, Pasha dan teman-teman bandnya, dengan judul film ”Purple Love”. Malam itu juga ”Twenty One 21” di banjiri anak muda yang asyik bermalam mingguan bersama pasangannya. Sedangkan aku hanya cukup menikmati malam ini bersama teman-teman terbaikku. Lagian tidak ada ruginya malam minggu tanpa pasangan, yang terpenting bagiku adalah kebersamaan, keceriaan, kenyamanan bersama teman-teman yang membuat hari-hariku bahagia. Aku ingin menikmati masa mudaku seperti ini yang penuh bebas tanpa ada tuntutan dari orang lain kecuali orang tuaku. Mungkin orang yang berpasangan atau pacaran hidupnya akan selalu diawasi sama pacarnya, dan sampai harus menuruti apa kata pacarnya. ”Pokoknya aku gak mau seperti itu, gak bebas” desisku penuh janji.


Resga yang sabar mengantri, tiba-tiba saja dikejutkan oleh sahabat lamanya saat ia SMA dulu. Dia adalah Andini sahabatnya yang selalu menghibur dan menemaninya di saat ia sedang senang maupun duka. Resga tak menyangka dengan kehadiran Andini yang mendadak karena Andini pindah ke Bandung untuk tinggal disana bersama orangtuanya dan meneruskan kuliahnya di Bandung dan malam ini kebahagiaan terpancar dari wajah Resga yang begitu rindu dengan kehadiran Andini. Resga pun memperkenalkan Andini kepada teman-temannya.

  
Usai nonton. Tiba-tiba saja Resga dibuat nangis oleh teman-temannya dihadapan banyak orang. Resga dipermalukan malam itu. Kesalahan Resga tidak membeli makanan ringan untuk teman-temannya saat berada di dalam gedung Bioskop. Teman-temannya sengaja mencari kesalahan Resga untuk dikerjain, karena hari itu Resga ULTAH. Andini pun datang tanpa sepengetahuan Resga karena ia juga ingin memberi surprise untuk sahabatnya itu. Dengan kesalahannya itu Resga diminta untuk nyanyi didepan banyak orang. Resga yang pemalu membuat ia sulit untuk menyanyi di hadapan banyak orang. Akhirnya sekitar sepuluh menit terdiam. Andini yang jauh datang dari Bandung menghampiri Resga membawakan kue ULTAH. ”Met ULTAH Resga” Andini tersenyum manis pada Resga. Disusul ucapan selamat oleh teman-teman lainnya. Resga tidak menyangka hari itu ia dikerjain oleh teman-temannya karena ia tidak hafal hari itu hari lahirnya. Resga pun berdoa dengan penuh bahagia. Setelah itu Resga dan teman-teman berpencar namun Andini tetap bersama Resga. Mereka berdua pergi kesuatu tempat mengingat kejadian bulan-bulan yang lalu sebelum ia berpisah, kenangan yang paling mengesankan diantara kita berdua.



Ceritanya saat itu kita ingin makan sate ayam di kawasan Cilegon dekat dengan Ramayana mol yang terbilang ramai pengunjungnya. Tiba disana kita tidak kebagian tempat duduk, akhirnya kita pun sepakat untuk tidak jadi makan ditempat itu. Namun di bungkus untuk dimakan dirumah bersama keluarga, sambil menunggu pesanan, kita pun duduk-duduk di pinggir jalan sambil mengobrol.

Ketika itu juga datanglah pengamen kecil dengan gitarnya yang sangat mungil, menemani langkahnya kemanapun ia pergi. Lagu yang telah dinyanyikan pengamen kecil itu membuat kita sedih. Reza nama anak kecil itu, ia berusia lima belas tahun dan masih duduk dibangku sekolah menengah pertama kelas tiga dan punya harapan bisa melanjutkan ke sekolah menengah atas untuk mewujudkan cita-citanya menjadi guru. Kita berdua terkagum dengan Reza karena ia dapat mencari uang sendiri guna membantu orang tuanya yang tidak mampu untuk membiayainya tetapi dengan motivasinya yang tinggi Reza pun menjual koran sehabis pulang sekolahnya. Reza menjadi kebanggaan untuk orangtuanya dan lingkungan sekitarnya karena ia dapat membuktikan orang yang tidak mampu bisa menjadi juara di sekolahnya.


Andini dan Resga pun terharu setelah mendengar cerita Reza. Resga dan Andini dapat mengambil pelajaran hidup dari Reza. Bahwasanya hidup butuh perjuangan jika kita ingin mendapatkan apa yang kita cita-citakan tetap bersemangat dan jangan mengeluh dengan keadaan. Aku dan Andini bersyukur karena Allah masih memberikan kesempatannya untuk kita berdua bisa sekolah sampai perguruan tinggi.


Hal yang membuat kita lupa saat itu juga kita keasyikan duduk-duduk dipinggir jalan. Sehingga orang melihat kita seperti orang yang patut dikasihani, akhirnya orang yang lalu lalang memberikan uang recehnya ke kita berdua usai menangis. Kita pun saling tersenyum mengingat kenangan itu.


Cilegon penuh kenangan dan keindahan bagi kita berdua seperti yang aku alami sekarang ini, ditambah cahaya bintang dan bulan ikut menghiasi kota ini, orang yang bermalam mingguan pun memberi keramaian, serta kendaraan yang lalu lalang dengan desingan mesinnya membuat gaduh seperti di ibu kota Jakarta.


Resga berusaha mengingat kepribadian Andini. Begitupun dengan Andini.Dimata Andini, Resga adalah sosok yang sederhana, baik, dewasa, pemalu, perhatian, dan senang menyanyi. Sedangkan menurut Resga tentang Andini adalah sosok yang manja, baik, royal, dan senang shopping. Mereka berdua memiliki sedikit kesamaan dan perbedaan itulah karakter manusia penuh warna. Mereka berdua selalu akur walaupun terkadang ada perdebatan kecil diantara mereka berdua.


”Din..jujur gue kangen banget sama elo.”Resga menampakan senyuman manisnya pada sahabatnya.

”Gue juga kangen banget sama elo Res,” Andini pun membalas senyum.

”Gue pengen kita selalu bersama seperti dulu lagi Din.”Resga dengan menatap sahabatnya penuh harap dan berkaca-kaca.
Di jam tangan Resga yang berwarna merah marun sudah menunjukan pukul sepuluh malam pas. Itu tandanya Resga dan Andini akan berpisah. Karena Andini akan segera kembali lagi ke Bandung.

”Semoga kita bisa bertemu lagi walau jarak yang memisahkan kita insya Allah hatiku selamanya rindu untuk mu Resga.”

Resga mengangguk dan meneteskan air mata dengan penuh deras membasahi wajahnya yang manis. Bus besar jurusan Bandung pun berhenti setelah Andini menyetopnya. Diakhiri dengan salam sambil melambaikan tangannya.



Cilegon, 04 Juli 2011

By. Alzena Valdis Rahayu





































Kenang-kenangan KKP


Ketika adzan subuh memanggil, aku langsung beranjak dari tempat tidur untuk memenuhi undanganNya dengan mengambil air wudhu yang mengalir dari kran. Dinginnya terasa bagaikan es batu yang mencair, sebagian tubuhku seperti ditusuk-tusuk olehnya dan bibir sedikit bergetar, hatiku berucap tasbih. Setelah itu sajadah merah marun yang bergambar ka’bah aku bentangkan kearah kiblat, di dalam heningnya aku tenggelam dalam ibadahNya. Usai solat aku pun melanjutkan lantunan ayat-ayat cinta-Nya sambil menghayati maknanya, kemudian ku tulis kegiatanku dengan pena biru di dalam buku harian berwarna merah marun dengan time schedule yang rapih.

Di sini  aku berniat tidak bermain-main melainkan belajar dalam keseriusan untuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat, semoga dengan niatku karena Allah, semua menjadi lancar, amin ya rabbalalamin. Janjiku pada diri sendiri. Pukul tujuh  lebih sepuluh menit dengan naiknya mentari, aku bersiap-siap untuk mengawali aktivitasku yang baru, bersama teman seperjuanganku menuju Pusat Konservasi Kebun Raya Bogor (LIPI) tepatnya dibagian Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman.

Sesampai di depan gerbang utama KRB aku mengucapkan syukur dan bertasbih, karena pemandangan yang begitu indah dengan pepohonan yang besar dan tinggi ada disini lalu tanaman hias yang cantik dengan warna bunganya seperti Orchid, Nephentes, Begonia, Anthurium, dan lainnya, serta taman bunga yang ditengahnya seperti pulau buatan, tempat yang asri membuatku nyaman berada disini aku teingat dengan surah Ar-Rahman ayat 16. “ Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?.”

Semua pegawai yang ada disini jarang sekali berkendaraan menuju tempat kerjanya, katannya untuk meminimalisir polusi, ada juga orang luar yang berolahraga di KRB dari mulai yang muda sampai yang sudah tua dengan mengelilingi taman. Ketika melihat jam tangan yang berada disebelah kananku, jarum jam menujukan ke angka delapan pas aku dan teman-temanku masuk ke gedung utara lalu diperkenalkan langsung oleh ibu Mitha bagian jasa informasi yang begitu ramah dan baik terhadap kita semua untuk bertanya-tanya mengenai seputar KRB. Alhamdulillah, bila niat kita yang baik maka semua kan berjalan dengan penuh kelancaran. Hari pertama kita hanya sebatas perkenalan saja belum mulai KKP (Kuliah Kerja Profesi) senangnya perasaanku disini syukurku bertambah lagi. Memang tempat ini sangat mengasyikan apalagi setiap sabtu dan minggu banyak orang yang berkunjung kata bu Mitha, selain menjadi pusat penelitian, disini juga tempat rekreasi, dan studi wisata dengan fasilitas keilmuannya seperti Herbarium, Museum Zoologi, Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman, Rumah Kaca, Bank Biji, Pembibitan Tanaman dan Perpustakaan Konservasi.


Hari kedua dibulan Februari KKP, dari sini kita sudah bertemu dengan pengawas Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman, dan langsung diantarkan ketempat kita KKP, ternyata tempatku paling ujung dan lumayan jauh. Sebulan KKP disini sekaligus berolahraga juga, senyum yang kuperlihatkan pada temanku.

Hari ketiga KKP kita sudah mulai observasi dan melihat cara penanaman tanaman kultur (Amorphophalus titanium), senangnya melihat kegiatan yang ada disini, pokoknya di tempat ini tiada hari tanpa penelitian atau bekerja, sungguh aku tidak sia-sia berada disini karena pengetahuanku yang kurang ini menjadi bertambah. “ Terimakasih ya Allah engkau sudah memberiku jalan yang aku cari”. “Ucapku dalam hati.” Hari berikutnya pun sama aku dibimbing dengan penuh keramahan dan jelas penyampaianya, aku menjadi betah tinggal dikota Bogor walau cuma sebulan KKP namun itu semua aku jalani dengan penuh menyenangkan dan butuh kesabaran dan pengalamanku semakin bertambah tentunya.

Setiap sabtu dan minggu kegiatan KKPku libur, jadi aku bisa pergi cari literatur ke IPB sekalian buat nyusun laporan dan skripsi, sebelumnya aku bersilaturahmi ketempat teman dekatku Legis dan kawan-kawan yang KKPnya di BB Biogen, dan sampai disana aku diajak menginap dan akhirnya aku mau. Senangnya bisa solat berjamaah, makan berjamaah dan melakukuan diskusi dan curhat.

Keesokan paginya aku dan temanku pergi ke kampus IPB sekedar mencari literature. Pukul sembilan pagi sampai jam tiga sore di perpustakaan IPB. Kemudian temanku Ela dan Nia pulang kekosan setelah mencari literatur dan aku langsung ke masjid Al-Hurriyah kalau tidak salah nama masjidnya menunggu adzan untuk solat ashar disana, sesampai di masjid aku ketemu ikhwah yang ada di IPB dan bertemu dengan Sarah yang kemarin sempat bertemu di acara UI Depok, dan Cery teman magang juga di Laboratorium Kuljar KRB. Ketika itu kita makan bareng dikantin dan saling menanyakan kabar hingga membicarakan kegiatan yang diadakan oleh LDK Al-Hurriyah dan FORCES IPB, hingga hampir mahgrib disana, akhirnya aku menginap dikosan Cery dekat belakang Fakultas Pertanian (Faperta IPB).

Sebulan memang waktu yang tidak begitu lama, namun rasa rindu kepada orang tua, saudara, sahabat dan orang yang selalu menyayangiku membuatku ingin pulang dan meninggalkan kota Bogor ini yang begitu menyejukan dan menyenangkan. Waktu itu tinggal seminggu lagi KKP tapi tidak tahu kenapa perasaanku menjadi tidak enak. Ternyata tidak mudah hidup menjadi anak kosan yang jauh dari keluarga, pengalaman yang aku dapatkan disini mungkin sama dengan sahabatku dan teman-temaku yang ngekos disekitar kampus UNTIRTA. Lalu aku terdiam dan merenung sejenak untuk menenangkan hati dan pikiran.
***
Akhir waktu KKP tepat hari kamis tanggal 25 Februari 2010, aku harus menyelesaikan laporan KKP, sebelum pulang ke kampus laporan sudah harus kelar, perasaanku waktu itu cukup terkejut, karena didalam buku panduan KKP yang aku baca laporan dikumpulkan maksimal dua minggu KKP selesai, tapi kenyataannya kita disini harus menyelesaikan dengan segera dan keterbatasan waktu dan fasilitas yang aku punya, akhirnya aku tulis tangan didalam kertas folio, untungnya saja dosen pembimbingku mengizinkannya hingga akhirnya aku menulis.

Alhamdulillah pengalamanku disini sungguh menyenangkan dan sedikit kebingungan karena kota Bogor merupakan kota hujan jadi setiap hari selalu hujan dan waktu itu sehabis pulang dari KKP kita berlima kehujanan dengan basah kuyup dan sempat kena flu, he..he..he.

Kenang-kenangan penulis yang paling indah dan tak pernah kulupakan selama sebulan menjadi anak kosan dan teman seperjuanganku KKP di Pusat Konservasi KRB LIPI Bogor.

By. Alzena Valdis Rahayu






Pertemuan yang Indah


            Pertama dan awal masuk kuliah, perasaanku menjadi penuh rasa haru, bahagia, senang, terkejut, semangat dan tak lupa juga nikmat syukurku kepada Allah SWT yang telah memberikan jalan kemudahan dan kelancaran-Nya sehingga aku bisa kuliah di kampus tercinta yaitu UNTIRTA. Kampus negeri yang terkenal di Banten ini membuat pengalamanku bertambah banyak dan pelajaran yang sungguh bermanfaat. Banyak orang yang ingin kuliah namun belum juga diberi kesempatan oleh-Nya. Oleh karena itu kesempatan ini tak akan aku sia-siakan dengan hal yang merugikan bagi diriku dan orang lain azamku.

Ini merupakan perjalanan hidupku selama di kampus. Ketika aku masih tingkat pertama dan masih mencari jati diri, siapa aku? saat itu juga aku dipertemukan dengan salah satu kakak tingkat yang berjilbab panjang dengan senyuman ramahnya menghampiriku usai melaksanakan solat dzuhur di Masjid kampus.

” Assalamu’alykum.” Kakak perempuan itu menyapaku.

” Wa’alaykumussalam.” Jawab aku sambil melipatkan mukena yang aku pakai.

” Perkenalkan nama Kakak, Kak Sabrina, nama Adik siapa?” Sambil menyodorkan tangan kanannya kepadaku.

” Nama saya Alifia, Kakak boleh panggil saya Fia. Biar gak terlalu panjang. Hehe.” Sambil  menatap Kak Sabrina yang menunggu jawaban namaku.

” Wah nama yang bagus,” Kak Sabrina memujiku.

” Terima kasih Kak,” Jawabku sambil tersenyum manis.

Saat itu juga aku dan Kak Sabrina mendatangi stand LDK yang ada di depan Masjid kampus dengan penuh wajah ceria dan bahagia ketika melihat muslimah yang baik hati sibuk menjaga stand. Aku dan Kak Sabrina banyak berdiskusi tentang kegiatan LDK (Lembaga Da’wah Kampus) yang sudah dilakukan baik lingkup kampus atau luar UNTIRTA. Sebut saja nama LDKnya Baabussalam dengan arti pintu keselamatan. Saat itu juga aku mulai interest untuk mengikuti Baabusalam. Kak Sabrina menyarankanku untuk tidak KULIAH saja akan tetapi aktif juga di organisasi yang ada di kampus. Karena gaya hidup seorang mahasiswa yang cenderung KULIAH saja membuat aktifitas hidupnya tidak teratur dan membosankan. Bayangkan kalau kita kuliah. Misalnya di hari senin kita masuk kuliah pukul delapan sampai pukul sepuluh untuk mata kuliah pertama. Setelah itu ada jam kuliah berikutnya lagi pukul tiga sore. Jadi rentang waktu yang kosong tersebut bila orang yang berorganisasi dia dapat mengatur waktunya dengan sebaik mungkin jadi waktu tidak ada yang kebuang dengan cuma-cuma. Misalnya dengan memanfaatkan waktu kosong tersebut untuk mengikuti kegiatan yang memang mendukung kebutuhan kita untuk masa depan, seperti menghadiri acara seminar-seminar, training, workshop, kajian islam, rapat, dan lain-lain. Memang waktu SMA dan kuliah sangatlah berbeda, kalau di SMA kita masih diatur dengan aturan di sekolah bahkan setiap harinya sama, masuk pukul tujuh dan selesai belajar di sekolah sampai pukul tiga. Jadi anak kuliah waktunya sangat banyak kosongnya dibanding anak SMA dan ilmu yang didapat pun hanya sekitar 30% selebihnya kita yang mencari sendiri di luar perkuliahan.

***

Awalnya memang sempat ragu juga karena aku pribadi belum siap seperti yang lainnya dengan balutan jilbab yang panjang, rapih dalam berpakaian, dan akhlak hampir sempurna mendekati orang-orang sholeh. Basmalah yang akhirnya pun aku masuk dalam UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) LDK Baabussalam. Sedikit bocoran saja tapi jangan terkejut yah? Segala puji bagi-Mu ya Allah. Selama perjalanan di kampus yang aku alami dan yang ku rasakan hampir empat tahun lebih aku mengenalnya langsung saja yah. Aku memiliki persahabatan yang begitu manis dan indah sampai kapan pun akan selalu teringat dalam memoriku tentangnya satu persatu, di lingkungan ini aku tumbuh menjadi dewasa, lebih peduli sesama orang lain, lebih rajin ibadahnya, lebih hati-hati dalam bersikap, lebih semangat lagi, lebih kuat dalam menghadapi ujian ataupun musibah, yang pastinya insya Allah lebih dekat dengan ALLAH dan lebih baik. Alhamdulillah aku dipertemukan dengan sahabat-sahabatku yang terbaik yang membuat aku merasa nyaman di dekatnya, membuat aku bahagia, membuat aku paham arti kehidupan dan kebersamaan, dan membuat aku termotivasi akan kehadiran mereka. Terkadang persahabatan itu penuh warna dan warnai kehidupan, adakalanya kita suka dan duka, dihibur dan disakiti, diperhatikan dan dikecewakan, didengar dan dicuekin, dibantu dan ditolak, semua itu dilakukan karena kita saling bersahabat dengan tujuan mengharapkan keridhoan Allah SWT.

Persahabatan kami berawal dari ketika kita sama-sama masuk LDK Baabusalam dan kita di kumpulkan dalam satu lingkaran atau halaqoh (pengajian). Di dalam halaqoh ini kita sama-sama duduk melingkar dengan penuh semangat dalam menerima taujih dari sang Murobi atau guru. Al Qur’an dilantunkan, taushiyah pun di berikan. Ku tatap wajah-wajah tenang dari mereka, adapun yang penuh ceria yang menunggu siraman hati, agar bersih hati kami, dalam ukhuwah yang telah Kau anugerahkan.

Sahabat, kau bagaikan mentari yang selalu menyinari kehidupanku. Aku belajar dari setiap satu darimu. Tak henti ku bersyukur kepada Allah yang telah mengenalkanmu semua padaku. Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui bahwa hati-hati ini telah berkumpul untuk mencurahkan mahabbah hanya kepada-Mu, bersatu dalam rangka menyeru-Mu, dan berjanji setia untuk membela syariat-Mu, maka kuatkanlah pertaliannya. Ya Allah, abadikanlah kasih sayangnya, tunjukanlah jalannya, dan penuhilah dengan cahaya-Mu yang tidak akan pernah redup, lapangkanlah dadanya dengan limpahan iman dan keindahan tawakal kepada-Mu, hidupkanlah dengan marifah-Mu, matikanlah dalam kedaan syahid di jalan-Mu. Sesungguhnya Engkau sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong. Amin.

Pertemuan yang indah karena Allah sebagaimana yang telah dijelaskan dalam firman Allah dalam surah Az-Zukhruf ayat 67 ” Sahabat-sahabat karib pada hari itu saling bermusuhan satu sama lain, kecuali orang-orang yang persahabatannya berdasarkan TAKWA (iman dan amal soleh)”. Semoga persahabatan kita akan langgeng sampai ke Syurga-Nya. Amin.


Senandung kasih untukmu sahabatku

Untaian kata menari mengukir meniti masa

Hari-hari tak terasa

Buih-buih berkembang menjadi asa

Setiap langkah yang bertapak menyirat syair

Menyongsong dalam kedamaian abadi

Sahabatku...

Do’aku menyertaimu setiap titik gerak nafasmu

Harapan teraih masa depan yang gemilang

Sahabatku...

Namamu telah terpatri dalam hati sanubariku

Ingatlah namaku, pasti kan teringat namamu dihatiku

Sahabatku berjuanglah...

Raihlah mentari, raihlah bintang, raihlah bulan, dan

Raihlah yang membuatmu merasa indah

Demi tercapainya kebahagiaan di dunia dan akhirat