Rabu, 09 November 2011

Aku Cemburu


Malam minggu yang dingin di kota hujan pukul tujuh lebih lima belas menit usai solat isya berjamaah. Daun-daun hijau yang kini terlihat gelap pun ikut menari dengan lincah seakan tak mau kalah dengan kita yang penuh keramaian di dalam istana. Hembusan angin yang kuat membuat hawa terkantuk-kantuk. Tetapi Sabrina dan teman-temannya tetap berkumpul di ruang TV sambil bercerita seru, heboh, dan sebagainya. Ada juga yang sambil menikmati makan malamnya dengan soto Bogor, akhirnya beberapa kursi hijau muda daun yang berderet mengelilingi ruangan tak bersisa satupun. Suasana penuh canda, dan tawa kala itu. Selepas membicarakan tentang kesibukan masing-masing. Tiba-tiba saja Sarah menanyakan yang membuat aku tercengang dan membawaku untuk senyum manis.



“Kenapa tanya itu, Sar?”. Kata Sabrina yang biasa di sapa dengan Rina. Padahal aku belum ada. Heuheu. Sambil berdoa dalam hatinya “Ya Alloh berikan jodoh yang terbaik untukku”, harapku dengan begitu sangat pada Sang Pemberi Cinta. Semua teman-temanku mendesak untuk aku berbicara.“ Ayo jawab dong Mbak, kalau Mbak Rina kapan nikahnya?” Ayu yang menunggu wisuda sarjananya di awal bulan Desember nanti memaksa aku untuk menjawab pertanyaan Sarah. Akhirnya dengan sulit sayapun menjawabnya “Bila jodoh sudah datang dan Alloh menyegerakan untuk saya menikah, Bismillah saya siap... insya Alloh”. “ Ciieee, Mbak...” Semua teman-teman kosan tersenyum sambil mengucapkan tasbih. “ Sambil S2 juga yah Mbak?” “ Do’akan saja semoga lancar,” Pertanyaan terus berderet. “ Mau calon suami seperti apa Mbak?” Ayu terus bertanya dengan khasnya yang cerewet. Begitupun dengan kehebohan teman baruku sepulang dari kampung Inggris di Pare Kediri selama enam bulan dalam mempersiapkan keberangkatannya untuk magang ke luar negeri, “Kalau ada yang menanyakan ke aku?” Bela menimpali pertanyaannya sendiri dan di jawab sendiri pula. “Aku ingin menjadi istri menteri aja ahh .” Bela dengan wajahnya yang ceria dan membuat humor. Haahaa, semua tertawa kecil dengan ulahnya Bela. Alhamdulillah pertanyaan Ayu belum sempat aku jawab. Ketika Diana teman sekamarku pulang selesai isi agenda rutin tiap pekannya di Masjid Al-Hurriyah IPB. Dalam hatinya Sabrina berbicara. Biarkan Alloh yang menentukan pasangan hidupku karena Dia Maha Mengetahui mana yang terbaik untuk hambanya.



Diana adalah sosok akhwat yang banyak dikagumi disini, termasuk aku sendiri, emmh. Mahasuci Alloh. Dia anggun, cerdas, isi ucapan ya penuh makna yang membuatku terpesona ditambah logat Jawanya yang medok sebagai ciri khas kalau dia asli orang Jawa Timur, ibadahnypun sangat keren, begitu dengan akhlaknya juga. Aku merasa cemburu terhadapnya. Bersyukur aku bisa mengenalnya, Subhanalloh, Alhamdulillah, Walaillahaillalloh, Allohu akbar. Sesungguhnya Alloh sangat menyukai hambanya yang berharap dan meminta kepadaNya karena Dia Maha Mengetahui apa yang dibutuhkan hambanya. Singkat cerita yang aku ketahui tentang Diana. Bahwa dia berazam kuat untuk menikah setelah sidang skripsi kelar, akhirnya ia memberikan proposal kepada sang Murobinya (guru ngaji) untuk di proses lebih lanjut. Allah telah memberikan kelancaran dan menjawab permohonanya. Alhasil ia akan segera menikah dengan seorang ikhwan yang sama-sama aktivis dakwah. Subhanalloh yah. Untuk yang belum. Hehe. Jangan hopeless dulu ketika harapan atau cita-cita belum dikabulkan. Skenario Alloh lebih indah dan jauh lebih baik dari yang telah kita buat. Teman-temanku bilang jangan galau lagi!!!. Maha benar firmanNya. Nikmat mana lagi yang kamu dustakan dalam surah Ar-Rahman. Kita harus selalu bersyukur dalam menanti cinta. Bukankah Alloh sudah menyiapkannya di Lauhul Mahfudz jadi jangan khawatir untuk yang masih mencari, dan sabar terhadap do’a-do’a yang kita minta bisa jadi do’a yang kita minta akan di beri lebih dari apa yang kita minta.



Suasana makin rame saja ketika teman sekamarku datang yang memang sudah planning akan segera menikah di bulan Desember nanti. Semua orang bertuju kepada dia. Memang seusiaku ini lagi pada semangat untuk ngomongin hal semacam itu karena masa depan untuk memiliki keluarga yang sakinnah, mawadah, dan waromah perlu direncanakan dari sekarang. Kondisinya nggak jauh beda dengan sahabat-sahabatku di kota Serang, dan di Cilegon, sama saja, kalau ngumpul pasti ujung-ujungnya N. Hahaa. Nggak ada bosennya deh. Nasihat dari sahabatku dalam mencari jodoh. Perbaruhi niat kita setiap saat dan ikhtiar tetap dilakukan dengan seoptimal mungkin dan lanjutnya kita tetap Tawakal, semoga Alloh memberikan jodoh sesuai dengan kebutuhan kita bukankah begitu???^_^



Jodoh itu...
Ibaratkan dua aliran sungai
Yang bertemu dimuara
Keduanya berasal dari
Sumber mata air yang sama
Yang tertulis di Lauhul Mahfudz
Lalu mereka menjalani
Kehidupan masing-masing
Seperti dua aliran sungai mengalir itu
Hingga pada akhirnya
Mereka bertemu di muara
Menuju lautan cinta
Dalam pertemuan
Yang mendebarkan jiwa
Dan mengharap ridho pada-Nya



Barangsiapa sangat mencintai seseorang kemudian ia tetap menjaga diri dari perbuatan dosa dan menyimpan cintanya sampai ia mati karenanya maka ia telah mati syahid. (HR. Hakim, Hatib Asyakir dan Dailami).
Dalam riwayat lain dikatakan:
".....Ia simpan cinta dengan penuh kesabaran sampai ia tergolong syahid.
“Barang siapa memberi karena Alloh, menolak karena Alloh, mencintai karena Alloh, membenci karena Alloh dan menikah karena Alloh maka sempurnalah imannya” (HR. Ahmad)



Tulisan ini terinspirasi dari sahabat baruku yang lagi sibuk mempersiapkan walimatul ursy, semoga Alloh memberikan kemudahan untuk mu ukhty dan semoga aku segera menyusul. Aamiin ya Robbal’almin.

Semoga bahagia menyertai kita selalu^_^

By. Ririn Rahayu
Kota Hujan, 8 November 2011
21:38

Tidak ada komentar: