Jumat, 22 Desember 2017

Mendidik Anak dengan Cinta

Ketika sore itu kami sedang silaturahmi ke rumah teman abinya Hamas dan teman aku juga. Kami sama-sama memiliki anak lelaki. Dan ketika itu pula anakku Hamas usia 2 tahun 4 bulan senang sekali bermain bersama teman anakku yang bernama Aqsa. Wajah nampak bahagia dan ceria pada kedua anak itu saat bermain bersama tanpa ada tangisan. Hebat yahh. Masya Allah Anak jagoan. Hehehe.

Hmmm, apa yang terjadi saat kami hendak siap-siap pulang. Hamas menangis karena harus selesai bermainnya dengan Aqsa dan ketika pulang juga Hamas pun harus rela mengembalikan mobilannya Aqsa yang tadi dipinjam yang menjadi mobil favoritenya Hamas ketika bermain( mobil excavator) kalau Hamas bilang mobil tanah. Dengan berbaik hati Aqsa memberi mobil excavator yang kecil buat Hamas tapi Hamas tidak mau menerimanya. Maunya excavator yang besar.

Disinilah peran saya sebagai orangtua/ibu untuk dapat mengajarkan ataupun mengarahkan bahwasanya ketika anak meminta sesuatu jangan langsung dituruti apa yang menjadi kemauannya. Mengapa begitu? Karena jika begitu akan menjadi kebiasaan ketika anak besar nanti tidak dapat menyelesaikan masalahnya sendiri dan kedua jika selalu dituruti nanti yang ada menangis, merengek-rengek dan mengamuk menjadi senjata andalannya untuk mendapatkan sesuatu. Padahal bukan seperti itu, baiknya adalah yang pertama; ibu harus sabar dan tenang memberikan penjelasan yang mudah dimengerti oleh anak tentang hak kepemilikan mainan.
Hamas: " Mi, Hamas mau mobilan itu". Sambil nunjuk mobilannya dengan wajah mengharap.
Ummi: "Boleh tapi Hamas izin dulu sama Aqsa, itukan mobilannya Aqsa. Kalau sudah dibolehkan sama Aqsa silahkan Hamas pinjem. OK.
Setelah dijelasin seperti itu akhirnya. Hamas pun mengerti.
Kedua; ibu tidak selalu menuruti apa yang menjadi kemauannya. Misalnya kejadiannya ketika mau pulang.
Hamas nangis minta mobilan excavatornya dibawa pulang. Secara mobil itukan bukan milik Hamas, otomatis yang punya tidak mengizinkannya untuk dibawa pulang.
Hamas: "Mobil tanah, mobil tanah, mobil tanah", sambil nangis.
Setelah reda nangisnya.
Ummi: " Ya bilang dulu sama Aqsa pinjem yah",
Aqsanya ngekepin mobilannya hehehe tandanya blm diizinin buat dipinjam.
Yahhh, karena saya orangnya nggak sabaran hehehe jadi saya bilang ke Hamas seperti ini.
Ummi: "Nanti kita beli mobil tanah yah,"
Biar nggak nangis lagi anaknya. Ternyata ini belum tepat memberikan solusi baik untuk anak yang kena tantrum (nangis/merengek berlebihan) . Intinua jangan selalu menuruti kemauan anak.
Untungnya Aqsa mau berbagi mobilan excavator yang kecil dikasihkan ke Hamas. Yeahhh. Akhirnya Hamaspun ngembalikan mobilan excavatornya yang besar ke Aqsa.
Wahhhh lucuuuu dan heboh pokoknya kalau langsung lihat kejadiannya hehehe.

Bogor, 16 Desember 2017

By. Ririn Ummu Hamas dan Haidar

Tidak ada komentar: