Rabu, 06 Februari 2013

Hikmah dari Penjual Gorengan


Jum’at yang cerah tepatnya tanggal 1 Februari 2013. Usai mengisi ta'lim di SMA Kornita, saya menghampiri sebuah kantin terbesar yang ada di kampus IPB. Kantin itu dekat dengan tempat kuliah saya. Langsung saja saya perkenalkan nama kantinnya adalah “ Sapta Dharma Fateta”. Oya kenapa saya bilang kantin ini terbesar, karena dari beberapa kantin yang saya kunjungi yang ada di IPB, kantin Saptalah yang memang terbesar, terluas dari segi tempatnya, hehe. Selain itu juga jajanannya lumayan banyak, bersih, dan harganyapun tak terlalu mahal, standarlah untuk mahasiswa.

Oya ada yang membuat saya takjub saat membeli gorengan. Waktu itu saya hanya mengeluarkan uang dua ribu. Tapi pas saya hitung kok jumlah gorengannya banyak yah, seharusnyakan kalau harganya gopean dapat empat biji, tapi ini malah tujuh, kemudian saya tanya ke Bapak gorengan.

“Pak mohon maaf saya beli dua ribu saja, kok ini banyak banget yah Pak gorengannya?”

Terus Bapak Gorengan sambil tersenyum menjelaskan ke saya, “Yah biarin Neng, Bapak kasih bonus, dari pada nggak habis mendingan dikasih ke Neng saja siapa tahu temannya Neng juga mau makan gorengannya. Masa Bapak bawa pulang lagi gorengannya”

“ Ohh gitu yahh Pak, ya deh semoga rejeki Bapak diperlancar sama Allah” jawab saya sambil senyum dan mengucapkan terima kasih.

Kemudian Bapak gorengan tadi tiba-tiba bilang begini ke saya.

“ Ya Neng insya Allah rejeki mah sudah ada yang mengatur, Bapak mah nggak perlu khawatir tentang itu, yang penting Bapak mah mensyukurinya saja kalau lagi laris alhamdulillah dan kalau lagi sepi juga alhamdulillah.”

“ Ya Pak terima kasih banyak gorengannya,”

Lalu saya meninggalkan Bapak yang jual gorengan tadi dan menuju Ibu yang menjual gado-gado. Kebetulan tadi pagi saya belum sempat sarapan, sehingga kalau makan gorengan saja saya belum terasa kenyang, hihi.

“ Bu, gado-gadonya masih ada?” sambil senyum ramah saya kepada Ibu gado-gado.

“ Masih Neng, pake ketupat atau nasi Neng?”

“ Mmh, pake ketupat aja deh Bu,”

Lalu saya duduk sambil menanti gado-gado dan ternyata dari banyaknya menu makanan yang ditawarkan kantin “Sapta” ini saya belum semua mencicipi jajanan yang ada dikantin ini kawan. Saya liat lagi ternyata kantin ini cukup komplit semua jajanan hampir ada. Mungkin saya absen dulu yahh siapa tahu kawan-kawan yang luar IPB ketika laper dan melewati kantin ini bisa mampir dengan background Kantin FATETA merah nyala.

Selain jualan gorengan dan gado-gado tadi yang saya sebutkan, ternyata di kantin ini ada juga yang jualan Mie ayam bakar, toge goreng khas Bogor, ketoprak, bento Q (semacam KFC), nasi uduk, lontong sayur, somay & batagor, soto ayam, sop ayam, sop iga, nasi bakar, nasi pecel ayam, nasi padang dan aneka juice buah. Oya ini tempatnya masing-masing kawan jadi kalau mau beli langsung yang dituju saja, nggak perlu ngantri lama kok. Oya ada yang ketinggalan di kantin “Sapta” ini ada juga wartegnya dan biasanya kalau yang ini ngambil sendiri atau semau kita. J

Oya pelajaran hari itu adalah kesabaran dalam berusaha, berusaha apa pun yang kita tekuni, entah itu berdagang, kuliah, dan lain-lain. Seperti yang dikatakan Bapak penjual gorengan tadi, walaupun kantin ini besar tapi terkadang ada kalanya yang beli gorengan Bapak tadi sepi atau kadang ramai, dan beliau bilang karena rejeki sudah ada yang mengatur sehingga tidak perlu cemas dan kita tidak boleh iri dengan rejeki orang lain, cukup dengan bersyukur dan bersabar.

Semoga tulisan ini bermanfaat buat saya pribadi dan kawan2 semua J


Kampus IPB Dramaga, 01 Februari 2013

By. Alzena Valdis Rahayu


Tidak ada komentar: