Senin, 10 September 2012

Cinta Lagi



Hari senin merupakan hari yang menyebalkan buat aku, karena ada teman sekelasku yang ngerjain bahwa dosen telah datang melalui sms. Ketika sampai di dalam kelas ternyata dosen belum juga datang, hikss. Aku pun tak sengaja menduduki bangku samping Kamal, musuh sejatiku sejak SMA. Kuliah pagi membuat malas dan terburu-buru akibat kecapean menjadi MC semalaman disebuah pesta ULTAH sahabat, Indri. Dan tidur pun tidak pulas, sehingga bawaannya kesiangan melulu.
***
Pak Gagah pun masuk dengan penampilan gagah, tak biasannya memang, tapi menurut kakak tingkat kalau pak Gagah berpenampilan rapih, keren seperti bintang sinetron Anjasmara yang sekarang vakum dilayar TV, beliau akan mengatakan dengan tegas, keluarkan kertas selembar, bahwa hari ini quiz alias ulangan. 
“Waduh jangan-jangan memang benar hari ini quis. Aku menghitung pertemuan kuliah memang benar sudah lima kali pertemuan, astagfirullah,” ucapku dalam hati. Aku langsung mengeluarkan catatanku yang ada dalam tas pink, ternyata catatanku hilang, apa dipinjam yah, hadauh, aku panik.  Tiba-tiba Mita memberikan catatanku dan meminta ma’af karena belum sempat mengembalikannya dengan cepat.
“Iya gue ma’afin tapi jangan sering-sering minjem buku gue ahh,!” kesal Arista sambil menampilkan ekspresi wajahnya yang sedikit jutek. Tiba-tiba suasana menjadi diam dan hening serasa tak ada penghuninya kelas A, tidak seperti kemarin gaduh, ramai, ribut seperti suasana pasar Rau di kota Serang. Ternyata teman-teman sudah tau kalau hari ini bakal quiz hanya Arista saja yang kelupaan. Ya Allah beri aku kemudahan untuk memahaminya, aku benar-benar lupa banget kalau ternyata sekarang quiz.
“Bapak kasih waktu kalian untuk belajar lima belas menit.” Tegasnya. Senangnnya Arista diberi kesempatan sambil hamdalah. Lima belas menit sudah berlalu, waktu quiz pun dimulai.
“Berapa soal Pak?” Tanya anak-anak.
“Sedikit cuma tiga soal saja kok, gampang lagi soalnya” jawab Pak Gagah.
" Soalnya gampang, jawabannya yang susah yah Pak. " Anak-anak menimpali lagi.
“Sudah siapkan kertas dan alat tulisnya, kalian mesti siap?” Sambil senyum Pak Gagah. Hati Arista menjawab insya Allah Pak aku siap. 
Arista anak yang rajin, sering bertanya dan membantu temannya mengerjakan tugas bila ada kesulitan, anaknnya ramah, cerdas dan suka menulis. Tapi kalau sedang kesal dia melebihi kesalnnya dari Kamal, bukan marah atau bukan teriak, tapi mendiamkan orang tersebut. Arista juga sudah menjuarai berbagai perlombaan yang diadakan berbagai universitas di Banten, salah satunnya adalah mengikuti lomba karya tulis ilmiah dan memenangkan juara 1 tingkat universitas di Banten.
“Sudah kumpulkan waktunnya sudah habis." Pak Gagah mengingatkan.
“Nanti dong Pak.” Pinta anak-anak.
“Bapak mau pergi rapat nih entar telat dan sebelum pergi bapak akan bahas quiz ini.”
“Buru." Sambil tersenyum Pak Gagah.
“Zaky tolong ambilkan hasil quiznnya, cepat yah.” Perintah tegas Pak Gagah. Pak Gagah menyuruh ketua kelas mengambil hasil quiz teman-teman, untung saja aku bisa menyelesaikan dengan cepat dan alhamdulillah bisa jawabnya. 
Tiba-tiba ada yang memanggil dari belakang dengan memelankan suarannya.
“ Ris, lihat dong nomor tiga? Kamal belum nih.” Ketika aku menoleh kebelakang, Masya Allah Kamal kok belum itukan paling gampang soalnnya, bukannya sombong tapi emang baru kemarin dijelasin, iya kan?” 
“Iya menurut elo, tapi nggak menurut gue. Kamal sambil muka melas nggak biasannya. Akhirnnya Arista membantunnya dengan kertasnnya ditaro samping dengan menurunkan kertasnnya kebawah alias memberi contekan.
“Tunggu Ris, aku catat dulu, hehe.” Mohon Kamal.
“Buruan Zaky mau kesini.” Perintah Arista. 
Sambil mengasih contekan pada Kamal, Arista berkomentar tentang dosennya itu, Pak Gagah orangnya baik, pandangan orang-orang mengenai Pak Gagah, keliru. Memang pendapat orang berbda-beda tidak bisa disalahkan orang mengagap Pak Gagah dosen yang paling killer dari dosen lainnya. Tapi buktinnya saja dia kita tadi diberi kesempatan belajar sebelum quiz dimulai. Memang saat mengajar beliau penuh keseriusan, tidak ada kamus baginnya untuk bersantai-santai karena statistika. Statistika yang diajarkannya pun  lumayan sulit untuk aku pahami, sehingga beliau mengajarkannnya agak tegas bukan keras, supaya mahasiswa didikannya dapat memahaminnya. Kadang-kadang juga beliau humor tapi garing sih. Hihi. Dan tak lupa juga beliau mengingatkan kita semua sebelum kuliah usai, untuk berdoa. Aku senang denagn carannya mengajar. Kejadian minggu yang lalu mungkin Pak Gagah memang sedang banyak masalah sampai–sampai beliau emosi dengan kakak tingkat Bayu namannya yang dikeluarkan dari kelas. Lagian Kak Bayu juga sih salah, kenapa harus ngobrol saat belajar. Bukankah dosen juga butuh dimengerti?

***
“Sudah semua.” Tanya pak Gagah.
“Sudah Pak.” Sambil memanggukan kepalannya Zaky.
“Baiklah hari ini kita bahas soal quiznnya,”
“Yang maju adalah.”
“Jangan gue dong,” minta Kamal dengan nada pelan.
“ Kikan, Arista,dan Andri?"
“Selamat gue.” Girang Kamal dengan wajah yang berseri-seri.
Kemudian orang tersebut yang dipanggil maju bersamaan. “Terserah nomornnya diatur yang penting Bapak minta jawabannya, yah?” Semua pada tertawa. Akhirya dipanggil juga.
“Ada apa kalian tertawa?” Tanya Pak Gagah.
“Itu Pak…Kikan?” Salmon menujuk Rok panjang putih Kikan yang kotor akibat kejahilannnya Kamal yang menaro permen karetnnya dibangku Kikan.
Kikan tak bisa berkutik hanya diam dan kesal atas kejahilan temannya, Kamal yang sudah membuat dirinnya malu didepan teman-temannnya.
“ Yasudah diam kalian, teruskan saja kalian tulis?” Perintah pak Gagah.
“Ini bukan jaman SD lagi toh, tapi kok masih ada yang jahil sih, ada-ada saja” kata Pak Gagah. 
“Yasudah teruskan kamu Kikan jawabanya nggak usah ladeni temanmu,”
“ Salah gue juga kenapa gue duduk disamping dia.” Kesal hatinnya Kikan.
“I…HHH nyebelin sambil menatap Kamal yang super jahil itu dengan penuh kesal.”
“Yah gimana ada yang salah nggak? jawabannya benar yah Pak Gagah salut dengan kalian cerdas,” memberi pujian dan senyum pak Gagah.
“ Beri A plus buat teman-temannnya yang sudah maju kedepan dan menjawabdengan benar, mudah-mudahan yang lainjuga benar yah!” Pak Gagah berharap pada mahasiswa lain juga sama jawabannya benar. 
“Insya Allah minggu depan Bapak bagiin hasil quiznnya,”
“ Yasudah ber’doa sebelum keluar,” Pak Gagah tak lupa mengingatkan mahasiswa untuk berdo’a.
***

Dirumah Kikan nangis hebat dengan menghabiskan tisu berpulu-puluh kali, akibat kekesalannya atas kejadian tadi siang dikelas dan ditertawakan seluruh teman-temannya. Kemudian Kikan mengeluarkan tas putihnnya, memang kesukaan Kikan putih sehingga rok kesayanagnnya yang berwarna putih kotor akibat kejahilan Kamal dengan mengambil buku hariannya. 
Green…aku ingin cerita tadi pagi, saat aku kuliah aku benci dengan Kamal dan aku sudah putuskan bahwa Kamal bukan daftar cintaku lagi karena aku sudah kesal banget dengan dia, mungkin sebelumnnya aku sudah menceritakan ini pada kamu sejak aku SMA, aku kira dia mau berubah, ternyata nggak.
Setiap orang pasti pernah melakukan salah, dan setiap orang juga berusaha memperbaikinnya menjadi lebih baik tapi sekian lama aku kenal dengannya berharap dia berubah, kenyataannya nggak pada Kamal. Jadi daftar cintaku sudah tidak adalagi untuk Kamal.
***
Seminggu sudah dan jadwal malam minggu ini adalah giliran aku menjadi presenter disebuah PARTY temanku Andri yang ke 20 Tahun. Semoga aku lancar sanbil menengadah keatas dan tersenyum. Aku bingung dengan kostum yang nanti aku pakai, apalagi teman sekelasku disana yang banyak diundang.
“Aku bingung dengan jilbab apa yah yang aku pakai,”
“Aaah..aku punya ide jilbab pink dengan motif bunga-bunga kecil yang dikasih Indri kemarin. Dengan blazer putih dan rok mekar berwarna putih kemerah-mudaan. Mudah-mudahan cocok acara anak dewasa, biar aku terlihat dewasa gitu he..he..he...
“Kring..kring nada handponeku berbunyi,”
“Asaalammu’alaikum, siap Ndri, tenang aja, nggak usak khawatir, pokoknya beres deh” Kikan langsung menyerobot sampai Andri tidak diberi kesempatan untuk ngomong.
“Yasudah, Andri sambil memutus pembicaraannya dengan salam.
“Wa’alaikumsalam,”


Memori 2009



Tidak ada komentar: